Geliat Komunitas 'Ine Jao' di Ngada, Suami di Perantauan, Istri Latih Bermedsos
Geliat komunitas 'Ine Jao' di Ngada, suami di perantauan, Istri latih bermedsos
Geliat komunitas 'Ine Jao' di Ngada, suami di perantauan, Istri latih bermedsos
POS-KUPANG.COM - BELASAN ibu-ibu migran yang suaminya sedang berada di perantauan, baik itu di luar negeri maupun di dalam negeri berkumpul dalam suatu komunitas. Mereka menamakan komunitas itu sebagai "Ine Jao".
Dalam komunitas ini mereka diberi motivasi dan penguatan yang sudah digelar dari awal tahun 2020 lalu. Hingga beberapa waktu lalu mereka mengikuti kegiatan literasi dan motivasi menulis gagasan secara sederhana.
• Baru Tiga Hari Dikerjakan, Progres Pembangunan Fisik TMMD di Desa Nian Capai Belasan Persen
Kegiatan di Cafe `Diskusi Kopi Isi Langa', kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Senin (16/3/2020) dengan memberi penguatan kepada ibu migran tersebut.
Kegiatan itu didukung Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) melalui program Citradaya Nita, yang berkolaborasi dengan sejumlah komunitas lokal seperti: Kelas Inspirasi Bajawa, Komisi Migran dan Perantau Paroki Langa, Orang Muda katolik (OMK) Paroki Langa, Langa Trecking Community (LTC) Asosiasi Wartawan Ngada (Aswan) dan Forum Ekraf Ngada.
• Terkait Corona Balai Taman Nasional Kelimutu Belum Ditutup Pengunjung Turun Drastis
Komunitas ini juga mendapat penguatan dengan materi kesetaraan gender dan pendampingan psikologi. Tak hanya itu, mereka juga diberi pendampingan tentang bermedia sosial secara bijak dengan latihan menulis gagasan sederhana. Jika mereka ibu-ibu migran ini tidak terlalu akrab dengan gawai maka anak-anak mereka diikutkan dalam kegiatan tersebut.
Melalui kegiatan ini peserta mendapat pemahaman tentang bagaimana menggunakan media sosial secara bijak. Selanjutnya dapat menyampaikan pesan secara utuh dan mudah dipahami guna menghindari dampak negatif seperti gosip dan tindakan berisiko hukum dan tentu saja tidak produktif dalam keluarga juga secara sosial.
Kegiatan motivasi menulis gagasan sederhana itu melibatkan sebagian besar peserta siswa dari SMPS St. Agustinus Langa, yang didampingi guru, ibu migran, dan sejumlah orang muda Katolik (OMK).
Kegiatan tersebut dibuka Merlyn Idju Lalu sebagai koordinartor dengan menghadirkan narasumber dari Rumah Literasi Cermat Ngada yang juga Ketua Asosiasi Watawan Ngada (Aswan) Emanuel Djomba.
"Waktu kita berinteraksi dengan orang lain secara lisan atau tertulis melalui media sosial, misalnya, sebenarnya kita sedang mengirim pesan. Jadi pesan itu harus utuh sehingga dapat dimengerti khalayak sehingga menciptakan relasi yang baik," papar Emanuel.
Emanuel mengajak peserta yang sebagian besar siswa itu mengintip dinding facebook masing-masing; pesan apa yang ditulis di sana? Kebanyakan pesan (berita/informasi) yang disampaikan oleh komunikator belum utuh sehingga bisa memunculkan tafsiran keliru.
Terkait dengan pemanfaatan media sosial yang kini `membanjir' itu, Emanuel mengajak peserta agar menggunakannya secara bijak. Media sosial seperti facebook adalah ruang publik yang dapat diakses oleh siapapun.
"Pesan apapun yang kita kirim meski dari kamar tidur kita, apakah itu baik atau mengandung risiko hukum juga masuk ke kamar tidur orang lain," papar Emanuel.
Pada kesempatan itu juga Emanuel membimbing peserta, bagaimana menulis gagasan atau pesan juga berita dan informasi yang utuh sehingga terhindar dari distorsi informasi di ruang publik.
"Jadi, dalam jurnalistik, komunikasi dikatakan efektif, jika pesan yang dikirim jika dirumuskan secara lengkap," terang Emanuel.
Koordinator kegiatan Merlyn Idju Lalu, juga mengingatkan peserta agar dapat menggunakan media sosial secara bijak setelah mengikuti motivasi dan latihan menulis gagasan sederhana. (gordy donofan)