Warga Desa Debululi Datangi DPRD Belu Sampaikan Aspirasi, Mereka Ancam Tidak Ikut Pilkada
masyarakat meminta pemerintah agar memasang jaringan listrik ke wilayah Dusun Hanawai dan Dusun Akaluan.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Warga Desa Debululi Datangi DPRD Belu Sampaikan Aspirasi, Mereka Ancam Tidak Ikut Pilkada
POS-KUPANG.COM| ATAMBUA--Sudah sekian lama hidup dalam keterbatasan infrastruktur jalan, listrik dan sekolah, warga Dusun Hanawai dan Akaluan, Desa Debululi, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu memberanikan diri untuk datang bertemu anggota DPRD Belu, Selasa (17/3/2020).
Dengan penuh keyakinan, mereka datang dan bisa bertemu langsung dengan anggota DPRD Belu untuk menyampaikan aspirasi mereka namun gagal karena anggota DPRD tidak berada di Kantor.
Diinformasikan, anggota DPRD Belu tidak berada di tempat karena masih melaksanakan tugas di luar daerah. Aspirasi dari masyarakat dua dusun tersebut dicatat oleh sekretariat dewan dan akan disampaikan kepada anggota DPRD setelah pulang.
Setelah batal bertemu anggota DPRD Belu, belasan masyarakat meninggalkan gedung DPRD dan beristirahat sejenak di Taman Kota Atambua, sebelum mereka kembali ke kampung halamannya.
Perwakilan warga, Klemens Mere yang ditemui wartawan mengatakan, mereka datang ke DPRD untuk menyampaikan tiga aspirasi utama yaitu, jalan raya, listrik dan sekolah.
"Kami atasnama masyarakat kedua dusun yaitu Dusun Hanawai dan Dusun Akaluan, kami datang untuk menyampaikan apsirasi, pertama akes jalan, kedua, listrik dan ketiga pendidikan", kata Klemens.
Menurut Klemens, akses jalan menuju wilayah dusun Hanawai dan Dusun Akaluan belum dikerjakan sampai saat ini sehingga mobilitas masyarakat dari dan ke wilayah tersebut sangat terhambat. Terlebih pada musim hujan seperti saat ini, kondisi jalan berlumpur dan banjir.
"Dari dulu sampai sekarang, jalan belum dibuka. Jalan stapak saja. Jalan penting karena warga mau jual hasil bumi sulit. Kami hanya pakai ojek. Mobil tdak bisa masuk kalau hujan begini, banjir lagi. Dan juga kalau ada orang sakit, kami setengah mati mau antar. Kami pakai pikul", ungkap Klemens diakui warga lainnya.
Selain jalan, lanjut Klemens, masyarakat meminta pemerintah agar memasang jaringan listrik ke wilayah Dusun Hanawai dan Dusun Akaluan.
Masyarakat sangat membutuhkan listrik supaya mereka juga bisa menikmati penerangan seperti yang dirasakan masyarakat di dusun yang lain. Saat ini masyarakat di dua dusun tersebut masih menggunakan lampu pelita.
"Sampai saat ini kami listrik belum ada. Kami pakai pelita, anak sekolah SD, SMP belajar pakai lampu pelita. Kasian kami, dusun-dusun yang lain sudah ada listrik sementara kami gelap terus. Kami minta perhatian pemerintah", ujar Klemens.
Selain jalan dan listrik, Klemens juga meminta pemerintah untuk memperhatikan masalah pendidikan di wilayah tersebut. Di wilayah itu sudah ada SD dan juga SMP kelas jauh dari SMPN Debululi yang dibuka sejak empat tahun lalu. Masyarakat merindukan agar di wilayah tersebut dibangun satu SMP induk, bukan status kelas jauh.
Warga lainnya, Maksimus Bau meminta Pemkab Belu agar serius memperhatikan persoalan jalan dan listrik di wilayah mereka. Saking kesalnya dengan sikap pemerintah selama ini, Maksimus dan masyarakat di Dusun Hanawai dan Dusun Akaluan bakal tidak mengikuti pencoblosan saat pilkada Belu 2020 apabila pemerintah tidak memperhatikan jalan dan listrik ke wilayah mereka.
• Anggota DPRD dan Staf Sekertariat DPRD Nagekeo Ditetapkan ODP, Berikut Liputannya!
• Seorang Pegawai BNI Terkonfirmasi Positif Terinfeksi Virus Corona, Manajemen Tempuh Langkah Ini
"Kalau kami punya keluhan jalan dan listrik tidak dihiraukan, kami tidak ikut coblos. Kalau jalan dan listrik tidak diperhatikan, kotak suara tidak usah antar ke Dusun Dusun Hanawai dan Dusun Akaluan karena sama saja, habis coblos mereka tidak perhatikan masyarakat lagi", kesal Maksimus. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,
Teni Jenahas).