Enam Pelajar Sikka Diobservasi Cegah Virus Corona

Enam siswa SMA Frateran Maumere, peserta program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project, telah kembali dari Jepang dan tiba di Maumere

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi virus corona 

Sementara itu, dua pasien di RSPI Sulianti Saroso meninggal dunia, namun pihak rumah sakit belum mengetahui apakah pasien yang meninggal dunia pada Kamis (12/3) pagi tersebut terjangkit virus Corona atau tidak.

Oleh karenanya, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril enggan mengumumkan bahwa yang bersangkutan meninggal karena virus corona.

"Belum ada hasilnya. Kita tidak mengumumkan meninggal karena Covid-19," ujar Syahril, dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Dia menjelaskan belum ada hasil dari pemeriksaan laboratorium terkait yang bersangkutan. Hasilnya baru akan keluar Jumat (13/3). Pihak RSPI, kata Syahril, juga tengah mempelajari apakah pasien yang meninggal tersebut pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif terinfeksi virus Corona.

Syahril pun berharap yang bersangkutan meninggal bukan karena virus corona. "Dari tracking pasien itu tidak ada kontak yang betul-betul erat didapatkan. Jadi saat ini masih dipelajari betul oleh rumah sakit yang mengirim maupun dari kita. Mudah-mudahan negatif dan tidak ada apa-apa," kata dia.

Pandemi Global

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan bahwa virus corona yang tengah merebak saat ini bisa dikategorikan sebagai pandemi global. Pernyataan itu diumumkan Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (11/3).

Tedros menyebutkan, virus corona sebagai pandemi global setelah jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 121.000. Selain itu, berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, terdapat 4.373 korban meninggal, dengan 66.239 lainnya dinyatakan sembuh. Tedros menyoroti kasus di luar negara asal wabah, China, yang meningkat hingga 13 kali lipat, dengan jumlah negara yang terinfeksi meningkat tiga kali lipat.

Seperti diberitakan CNBC, dia menuturkan bahwa peningkatan signifikan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu terjadi dalam waktu dua pekan.

"Dalam beberapa hari atau pekan mendatang, kita akan melihat peningkatan jumlah kasus, kematian, hingga negara terinfeksi yang jauh lebih tinggi," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah negara sudah menunjukkan mereka mempunyai kemampuan untuk menekan dan mengontrol penyebaran corona. Sementara di sisi lain, pejabat asal Eritrea tersebut mengeluhkan negara lain yang tidak bertindak cukup cepat untuk menangkalnya.

"Kami benar-benar khawatir dengan kecepatan penyebaran, tingkat keparahan, dan ketidaksiapan pemerintah dalam menanganinya," jelasnya (ius/ank/cnn/triunnetwork/cepfia/kps/den/yud/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved