News

Warga Persoalkan Proyek Pamsimas, Seusai Diresmikan Bupati, Bukan Air yang Ditimba Tapi Angin

Proyek air bersih itu telah diresmikan namun sayang air tidak keluar sama sekali. Saat peresmian berupa pengguntingan pipa oleh Bupati Niga Dapawole

Penulis: Petrus Piter | Editor: Benny Dasman
Pos Kupang/Dion Kota
Seorang warga Desa Takarai sedang membuka kran air dari kran sumur bor yang tidak pernah ada airnya 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Petrus Piter

POS KUPANG, COM, WAIKABUBAK - Anggota DPRD Sumba Barat asal daerah pemilihan Kecamatan Wanokaka dan Lamboya, Raimon Toka, menyesalkan pembangunan proyek perpipaan air bersih Pamsimas untuk warga Desa Waihura, Kecamatan Wanokaka, yang telah diresmikan Bupati Sumba Barat, Drs. Agustinus Niga Dapawole, bulan lalu.

Proyek air bersih itu telah diresmikan namun sayang air tidak keluar sama sekali. Saat peresmian berupa pengguntingan pipa oleh Bupati Niga Dapawole tampak jelas air tidak keluar.

Petugas pamsimas beralasan karena sepanjang jalur pipa itu terdapat banyak kran air dan dibuka waktu bersamaan sehingga kran di ujung tidak keluar air.

"Sejatinya hal itu hanya alasan belaka. Yang benar air tidak jalan sama sekali. Proyek itu hanya menanam pipa dan mengalirkan angin bukan air. Masyarakat Desa Waihura butuh air dam bukan angin. Proyek itu harus bermanfaat untuk masyarakat, bukan kubur pipa," ujar Raimon Toka menanggapi pertanyaan masyarakat Kecamatan Kota Waikabubak dalam pertemuan di aula Kecamatan Kota Waikabubak, Rabu (4/3).

Dalam pertemuan itu, warga mempersoalkan proyek air bersih
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kelurahan Kampung Sawah dan Maliti yang airnya tidak jalan lagi. Air hanya mengalir lancar satu dua bulan, selanjutnya mati total. Padahal telah menelan dana ratusan juta rupiah.

Kejadian itu, diakui Raimon, bukan hanya dialami masyarakat Kecamatan Kota Waikabubak. "Kami masyarakat Desa Waihura, Kecamatan Wanokaka juga mengalami hal yang sama.

Kejadian itu belum lama ini, persisnya bulan lalu, di mana Bupati Sumba Barat, Drs. Agustinus Niga Dapawole, meresmikan proyek air bersih yang ditangani Pansimas di Desa Waihura.

Ketika itu, Bupati Niga Dapawole menggunting pipa pertanda resmikan proyek air bersih itu. Sayangnya, saat kran diputar, air tidak keluar sama sekali. Beberapa kali dicoba tetap sama saja," ujar Raimon kesal.

Raimon mengakui sudah mengetahui kejadian sesungguhnya karena pada pengerjaan awal, ia bersama masyarakat menolak bila pansimas tetap menggunakan bak penampung air lama yang dibangun pansimas sebelumnya.

"Sebetulnya proyek serupa telah dibangun sebelumnya tetapi gagal dan kembali dikerjakan lagi di lokasi yang sama. Namun pansimas enggan membangun bak penampung baru dengan alasan tidak ada anggaran, maka proyek dilanjutkan saja," terangnya.

Raimon sudah memprediksi proyek itu akan kembali gagal. Kesannya hanya sekadar membangun saja. Padahal proyek itu menghabiskan dana Rp 230 juta.

Menyikapi hal itu, warga mendesak aparat penegak hukum baik kepolisian dan kejaksaan segera menyelidiki dugaan kasus itu bukan hanya di Wanokaka tetapi juga di beberapa wilayah lainnya di Sumba Barat karena hampir sebagian besar proyek air bersih tidak berfungsi, airnya tidak mengalir. Kalaupun berfungsi hanya beberapa bulan saja dan kembali stop selamanya. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved