Sekretaris Dinas Peternakan TTS Buka Kegiatan Pelatihan Tematik Peternakan
Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten TTS, Ari Ati membuka kegiatan pelatihan tematik peternakan bagi penyuluh
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | SOE - Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten TTS, Ari Ati membuka kegiatan pelatihan tematik peternakan bagi penyuluh dan para peternak non aparatur di Kabupaten TTS, Kamis (12/3/2020) di aula kantor Dinas Peternakan.
Kegiatan ini sendiri diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang ( BBPP Kupang) selama tiga hari kedepan, mulai Kamis hingga Sabtu mendatang.
• Marianus Mau Kuru: BKKBN Tak Membatasi Kelahiran Tapi Menawarkan Keluarga Berkualitas
Ari meminta kepada penyuluh dan peternak untuk memanfaatkan kegiatan tersebut guna menyampaikan persoalan yang dialami peternakan maupun penyuluh sehingga bisa dicarikan solusinya.
Para penyuluh dan peternak juga diminta untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan serius sehingga bisa mendapatkan nilai tambah.
"Silakan manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Jika ada persoalan yang perlu didiskusikan silakan disampaikan. Ada kendala atau persoalan yang dialami para penyuluh saat pelaksanaan tugas silakan disampaikan," pintanya.
• Di Manggarai, DBD Ada 23 Kasus, 1 Meninggal Dunia, 20 Sembuh dan 2 Dirawat
Menariknya dalam kesempatan tersebut, BBPP Kupang juga mengundang pihak perbankan guna menyampaikan materi terkait kredit usaha rakyat (KUR).
Hal ini dimaksudkan agar para peternak bisa mengakses KUR guna memperoleh modal dalam mengembangkan usaha peternakan.
"Pemerintah sudah menyiapkan KUR tetapi sejauh ini pemanfaatannya oleh para peternak dalam mengembangkan usahanya masih minim. Ini yang mau kita tingkatkan," ujarnya.
Setelah membuka kegiatan, Ari juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi Kebijakan pembangunan peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten TTS.
Ari mengaku, hingga saat ini Pemda TTS masih mengalami persolan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak di Kabupaten TTS.
Ada beberapa persoalan yang menyebabkan produktivitas ternak di Kabupaten TTS tidak mampu meningkat dengan baik. Pertama, metode beternak yang masih bersifat ekstensif.
Dimana ternak sapi masih dipelihara dengan cara dilepas liar di padang atau di hutan. Hal ini menyulitkan petugas untuk melakukan vaksin maupun IB. Kedua, gangguan reproduksi pada ternak.
Kebanyakan sapi masyarakat masih mengalami perkawinan sedarah. Hal ini menyebabkan kualitas sapi yang dihasilkan setiap generasinya terus menurun.
Ketiga, masalah pakan. Para peternak masih mengeluhkan persoalan pakan yang sering dialami saat musim kemarau. Pelatihan terkait pengolahan pakan dengan metode pengawetan belum mampu mengatasi persoalan ini.
"Saat ini kita dikenal sebagai gudang ternak, namun jika tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas ternak, maka suatu saat predikat itu bisa jadi kenangan. Setiap tahunnya kita mendapatkan kuota ekspor sapi sebanyak 15 ribu ekor. Jika tidak diimbangi dengan budidaya peternakan di daerah dengan baik, maka kita bisa kehilangan predikat gudang ternak," ingatnya.
Kasi Pelatihan Non Aparatur, BBPP Kupang, Rais Sidik meminta para penyuluh dan peternak untuk mendorong generasi millenial agar mau menggeluti dunia pertanian maupun peternakan.
Pasalnya saat ini mayoritas petani dan peternak yang ada di Indonesia merupakan kelompok orang tua. Jumlah generasi millenial muda yang menggeluti dunia pertanian dan peternakan masih sangat minim.
"Ayo kita ajak anak muda di sekitar kita untuk berani menggeluti dunia pertanian dan peternakan. Profesi ini sangat menjanjikan asalkan digeluti dengan serius dan profesional," ajaknya. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Dion Kota)