Mengintip Obyek Wisata Primadona Batu Payung Beach di Desa Baopana Lembata
Mengintip obyek wisata primadona Batu Payung Beach di Desa Baopana Kabupaten Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Mengintip obyek wisata primadona Batu Payung Beach di Desa Baopana Kabupaten Lembata
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Desa Baopana, Kecamatan Lebatukan adalah salah satu desa di Kabupaten Lembata yang mulai menggali potensi pariwisatanya dengan konsep pariwisata untuk masyarakat desa.
Dengan gelontoran dana desa yang besar dari pemerintah pusat, sejak tahun 2017, Pemerintah Desa Baopana mulai fokus mengembangkan objek wisata yang akan jadi primadona Warga Desa Baopana yakni Batu Payung Beach.
• 3.222 Warga NTT Terserang DBD, Terbanyak Kabupaten Sikka
Keindahan alam dan panorama Batu Payung Beach memang tiada duanya. Wisatawan yang datang ke tempat ini sudah pasti akan disuguhkan pemandangan eksotis yang jarang ditemui di tempat lain.
Batu Payung Beach menawarkan hamparan teluk yang lautnya menjorok jauh ke dalam, seolah memotong dua daratan yang masuk kawasan Ile Ape dan Lebatukan.
Di sebelah timur Gunung Api Ile Lewotolok menjulang tegak dan bila langit cerah samar-samar Gunung Ile Boleng di Pulau Adonara juga tampak jelas di sebelah barat.
• Akses Internet dan Anggaran Terbatas, Peserta Rakerda Usulkan Pendataan Keluarga Door to Door
Lokasi Batu Payung Beach hanya berjarak 100 meter dari jalan negara. Pemerintah Desa Baopana sudah membangun sebuah gapura dan jalan rabat semen sampai ke dalam lokasi wisata.
Sudah ada juga sebuah bangunan kecil di dekat gapura yang dimanfaatkan sebagai tempat penarikan retribusi masuk, lapak jualan, toilet, lima bangunan lopo dan tiang lampu jalan.
Kepala Desa Baopana Frans Lengari mengatakan saat ini lokasi wisata andalan Desa Baopana itu belum dibuka secara resmi karena sejumlah fasilitas masih harus dilengkapi.
Meski demikian, pada hari minggu dan hari libur banyak anak muda yang datang sekadar berfoto dan menikmati keindahan alam di sana.
Tahun ini, Frans menyebutkan kurang lebih Rp 300 juta dialokasikan lagi untuk penataan pembangunan lanjutan, renovasi sebuah lopo besar, dan dua unit restoran tempat makan yang berhubungan dengan lapak jualan.
"Ini nanti warga semua yang kelola. Saya buka lapangan kerja sebenarnya. Saya juga sudah siap satu paket alat band lengkap, jadi nanti dibangun panggung musik dan karaoke," kata Frans saat ditemui di lokasi Batu Payung Beach, Kamis (12/3/2020).
Kepada konsultan, Frans juga sudah berpesan supaya semua pembangunan tidak boleh mengganggu view langsung ke arah teluk yang jadi daya tarik lokasi wisata ini.
Selanjutnya, lanjut Frans, akan dibangun pula semacam tanggul dan anakan tangga sampai ke laut dan spot untuk berswafoto.
"Di depan lima lopo itu akan ada taman. Juga akan ada pelataran parkir kendaraan," jelasnya.
Frans memastikan tahun ini lokasi wisata unggulan Warga Desa Baopana ini akan dibuka untuk masyarakat umum sambil pemerintah desa terus memperkuat kemampuan masyarakat lokal mengelola kuliner lokal dengan berbagai pelatihan.
Frans sendiri berencana lokasi ini juga akan dikelola juga oleh sanggar seni yang ada di Desa Baopana.
"Saya punya tujuan utama itu untuk orang Baopana. Ini upaya untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Pariwisata sebagai sponsor untuk buka lapangan kerja, mama-mama di rumah siap makanan, kelompok tenun ikat, kuliner semua di sini," kata Mantan Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata ini.
Meski pendapatan desa bisa didapat dari retribusi, tetapi Frans menegaskan
Pemerintah Desa Baopana tidak menggunakan dana desa untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Retribusi yang ditarik dari pengunjung juga, lanjutnya, akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan fasilitas yang sudah ada.
"Tempat ini untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Tujuan utama pengembangan wisata Batu Payung Beach yakni menjadikannya pusat pengembangan ekonomi masyarakat. Jadi bukan untuk orang datang rekreasi saja. Saya sudah siapkan kelompok ibu-ibu untuk kuliner lokal," papar Frans.
Dia menambahkan di lokasi ini memang ada sebuah batu berbentuk payung tetapi karena sudah ditumbuhi pohon beringin maka secara alamiah batu itu pecah dan tidak berbentuk payung lagi.
Di tepian pesisir yang berbatu, warga juga sering sekali menyuluh ikan dan melepas pukat di lautnya yang tenang.
Di samping itu, lokasi ini juga menjadi tempat anak-anak kecil biasa mandi laut. Kemudian ditata lagi menjadi sesuatu yang berarti dengan konsep pengembagan pariwisata berbasis masyarakat desa.
"Desa Baopana ini inovasinya pariwisata. Tapi saya sadar untuk membentuk mental orang desa jadi mental pariwisata juga tidak mudah. Pelan tapi pasti," sebutnya seraya menambahkan pada 22 Maret 2020 akan ada serah terima proyek-proyek sejak 2017 dari Tim Pengendali Kegiatan (TPK) ke Pemerintah desa.
Setelah dilakukan serah terima, baru pemerintah desa mengatur pemanfaatannya seperti apa. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)