Yayasan TLM Temui Wamendes PDTT Bahas Pemberdayaan Ekonomi Desa di NTT
BUMDes harus berkembang, jadi bukan hanya buka toko dan bikin desa wisata, tapi juga pusat distribusi ekonomi desa.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Yayasan TLM Temui Wamendes PDTT Bahas Pemberdayaan Ekonomi Desa di NTT
POS-KUPANG.COM I KUPANG--Dalam rangka pelaksanaan pengukuhan Badan Pengurus Forum Komunikasi Desa (FORKOMDES) dengan konsep pengenbangan ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA) maka Yayasan TanaobaLais Manekat (YTLM) melakukan audensi dengan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi di Kantor Kalibata, Selasa (3/3/2020) pekan lalu.
Pertemuan tersebut sudah direncanakan oleh Yayasan TLM dalam salah satu program kerja tahunan yakni program sosial pemberdayaan masyarakat melalui program desa binaan, pelatihan undang-undang desa dan Forum Komunikasi Desa (FORKOMDES).
Mengenai hasil pertemuan dan diskusi Yayasan TLM bersama Wamen PDTT, CEO Yayasan TLM, Rozali Hussein menyebutkan, Wamen Budi sangat mendukung kegiatan yang dilakukan Yayasan TLM dengan konsep pengembangan ekonomi pedesaan melalui BumDesa.
“Kita (TLM_red), menawarkan konsep pengembangan BumDesa dengan dengan membentuk BumDesa Bersama dalam kecamatan atau skala kabupaten dan beliau menyambut baik, beliau mendukung” Kata Rozali.
Lebih lanjut ia menjelaskan tujuan digagasnya BumDesa Bersama yang mana akan bergerak di bidang penyediaan kebutuhan pokok masyarakat desa melalui BumDesa di setiap desa dan secara perlahan akan menjadi pusat distribusi produk-produk lokal ke luar daerah.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, ketua Pembina Yayasan TLM, Ir. Abraham Paul Liyanto meminta kepada pemerintah dalam hal ini pihak Kemendes PDTT agar sekiranya dapat memfasilitasi link and match antara BUMDesa dengan para pengusaha sehingga ada kesesuaian dan keselarasan antara apa yang dilakukan BUMDesa dengan kebutuhan para pengusaha.
“Kita minta agar pemerintah dalam hal ini Camat, Bupati, Gubernur dan Kemendes PDTT dapat mengubah pola dagang di daerah dengan lebih menghidupkan BUMDesa. Ini dapat dilakukan dengan perusahaan besar yang ada seperti Alfamart, Transmart, Indomart, Lippo dan lainnya yang ada karena selama ini belum pernah terjadi," Jelas senator asal Provinsi NTT tersebut.
Terhadap ini, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi menyambut baik penyampaian tim Yayasan TLM dalam pertemuan tersebut.
“Idealnya BUMDes menjadi pusat distribusi dan perdagangan desa,” ujar Wamen Budi Arie.
Wamen Budi menambahkan, BUMDes harus berkembang, jadi bukan hanya buka toko dan bikin desa wisata, tapi juga pusat distribusi ekonomi desa.
Menurut Budi, paradigma terkait BUMDes harus diubah sehingga BUMDes tidak dikelola secara asal-asalan.
“Paradigma terkait BUMDes harus diubah, BUMDes bukan program rugi, ini harus dianggap sebagai program investasi. Jadi desa mengeluarkan anggaran untuk BUMDes bukan uang hilang, tetapi penyertaan modal,” tambah Wamen Budi.
Ia juga mengatakan pentingnya peran anak muda dalam pengelolaan BUMDes dan berkembangnya desa.
“Desa yang anak mudanya banyak pasti berbeda dengan yang anak mudanya sedikit. Jika desa banyak anak mudanya, desa itu akan lebih berkembang. Pengelolaan BUMDes juga akan lebih kreatif dan inovatif, entah marketingnya maupun packagingnya, jika yang mengelola anak muda akan lebih kreatif dan inovatif,” pungkas Wamen Budi.