Janda Tua Sedang Sakit Tidur di Pinggir Jalan Usai Satpol PP Kota Kupang Bongkar Kiosnya
Seorang janda tua sedang sakit tidur di pinggir jalan seusai Satpol PP Kota Kupang bongkar kios
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Seorang janda tua sedang sakit tidur di pinggir jalan seusai Satpol PP Kota Kupang bongkar kios
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Tarocy Pareira seorang janda tua yang sedang sakit terpaksa tidur di pinggir jalan depan Gereja St. Maria Assumpta pasca Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kupang membongkar kios miliknya, Senin (8/3/2020).
Tarocy merupakan salah satu pedagang kaki lima (PKL) di Jl. masuk menuju Gereja Asumpta. Tarocy tak punya rumah, ia tinggal di kiosnya bersama satu anak dan dua cucunya.
• Lagi, Penandatanganan MoU Tambak Garam di TTS Gagal, Ini Alasannya
Saat disambangi POS-KUPANG.COM, Tarocy sedang tidur di pinggir jalan, napasnya terengah-engah. Perlahan ia bangun lalu menyeka wajahnya yang pucat.
"Mama kenapa tidur di pinggir jalan," tanya POS-KUPANG.COM. "Saya tidak ada rumah, bapa-bapa dong tadi sudah bongkar saya punya kios jadi saya tidur di sini, saya tidak tahan berdiri, saya sedang sakit," ujarnya terbata-bata.
• Bupati Lembata Lantik Penjabat Kades Omesuri dan Buyasuri
"Itu tadi kaka Satpol PP dong bongkar mama tua punya kios. Kasihan mama tua ini ada sakit. Kami di sini ada sembilan kios dapat bongkar semua," sahut Imelda, rekan PKL Tarocy.
Tarocy mengaku ia sudah seminggu ia sakit panas dan belum pernah ke dokter. "Tadi dong bongkar sekitar jam 10 pagi, saya ada di dalam, mereka suruh saya keluar dan ada nona-nona yang bantu saya kasih keluar barang," ungkapnya.
Menurutnya, saat kiosnya dibongkar anak dan cucunya tengah berada di sekolah. "Saya ikut saja mereka suruh, saya keluar dan tidur, saya tidak kuat," ungkapnya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, sekitar ada sembilan kios milik PKL yang dibongkar. Sebagian besar pemiliknya tinggal di kios bersama bersama keluarga.. Mereka sibuk menata barang-barang mereka.
Gabriel menuturkan, ia kecewa dengan pembongkaran tersebut. "Saya menyesalkan begini, bolelah dibongkar tapi baiknya ada dana sedikit supaya kami bisa angkut barang kami, jangan tinggalkan kami begini saja," ungkapnya.
Sementara itu Anton. mengatakan pembongkaran tersebut tidak manusiawi pasalnya, saat pembongkaran mereka sedang tidak berada di kios.
"Kami ada keluar, saya dan istri pulang, kaget dan sedih lihat kios kami sudah rata tanah. Sementara anak saya juga saat pulang dari sekolah menangis," ungkapnya.
Nunu siswi kelas V SD, putri Anton, masih mengenakan pakaian seragam putih merah, kepada POS-KUPANG.COM, ia sangat kaget dan langsung menangis saat melihat kiosnya milik orangtua sudah berantakan.
"Beta (saya) kaget kaka. Saya datang memang sudah ada bapa dan mama. Beta kasihan mama dan bapa," ungkapnya.
Anton pun hanya tak banyak berbicara, ia tampak lesu. Ia bersama istrinya yang sedang hamil dan anaknya duduk di antara puing-puing kios.