Nadia Riwu Kaho: Milienial di NTT Jangan Takut Bermimpi
TERPILIH menjadi Runner Up 2 Miss Indonesia 2020, Nadia Riwu Kaho, ternyata membawa dua misi utama untuk masyarakat NTT
Penghargaan yang Anda dapatkan didedikasikan untuk siapa?
Saya didedikasikan untuk diri sendiri, orang tua dan masyarakat NTT. Prestasi yang diraih Runner Up 2 Miss Indonesia 2020 adalah bukti cinta saya kepada NTT. Karena, saya lahir dan besar di NTT dan saya mendapatkan banyak pengalaman, pelajaran, keluarga, dan segala sesuatu di NTT.
Setelah terpilih menjadi Runner Up 2 Miss Indonesia 2020, apa yang akan Anda lakukan?
Saya memiliki dua misi utama, pertama menyangkut dengan kesehatan fisik, kedua kesehatan mental. Terkait kesehatan fisik, saat ini NTT sedang dilanda persoalan kesehatan yakni stunting, akibat gizi kurang atau rendah. Hal ini juga terjadi karena pola makan. Stunting mengancam generasi anak Indonesia dan NTT khusunya. Karena, bisa menyebabkan kecerdasan anak berkurang. Dan, akan menggangu perkembangan sumber daya manusia anak NTT.
Padahal, daerah NTT memiliki potensi makanan lokal yang kaya gizi. Sebut saja yang saat ini sedang digalakan Gubernur NTT, yakni budi daya kelor ( moringa oleifera) atau yang dikenal dengan nama Marungga.
Kedua, kesehatan mental. Jika fisik kuat tetapi mental terganggu, yah sakit. Sebagai mahasiswa Jurusan Psikologi, saya ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan sosialisasi melalui program-program pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat terutama anak dan remaja. Anak dan remaja harus diadvokasi terkait kesehatan mental. Bagaimana bertahan dalam situasi terpuruk misalnya, dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif.
Sejak mengikuti kompetisi, sadar atau tidak kehidupan Anda mulai berubah. Padahal, Anda juga masih menjadi mahasiswa aktif. Bagaimana tanggapan Anda?
Yah, saya harus bisa membagi waktu. Saat ini, saya duduk di semester IV, Jurusan Psikologi Undana. Saya ingin, ajang Miss Indonesia berjalan seiring dengan proses kuliah saya. Harus bisa membagi waktu secara baik. Program Miss Indonesia harus dijalankan, tetapi kuliah tetap nomor satu.
Sejak mengikuti kompetisi saya sadar banyak yang berubah dengan diri saya. Di sana saya belajar tentang speed and quality, ini artinya cepat tetapi tidak mengurangi kualitas kita sebagai perempuan. Kita harus cepat, berkualitas dan disiplin.
Apa yang dirasakan setelah terpilih menjadi Runner Up 2 Miss Indonesia 2020?
Saya ingin berterima kasih kepada Miss Indonesia 2020, saya bisa mendapatkan banyak perubahan sikap dan perilaku dan terpenting adalah pandangan hidup saya sebagai seorang perempuan, sebagai manusia, sebagai milenial, bahwa kehidupan adalah bukan sesautu yang tergantung pada orang lain. Kita adalah perempuan yang mandiri, bisa menjadi pemimpin tanpa memandang gender, perempuan adalah sesorang yang memiliki otoritas dan pemikiran yang sama dan sederajat dengan laki-laki.
Mengikuti ajang Miss Indonesia 2020 saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Karena sewaktu karantina, saya lakukan adalah bercerita kepada Tuhan, membaca Alkitab dan menulis. Apapun yang saya rasakan saat karantina saya merasa lebih dekat engan Tuhan.
Apa pesan Anda kepada generasi milenial di NTT?
Selagi masih muda, kembangkan potensi dan talenta yang ada untuk kebaikan banyak orang. Mengembangkan diri dan harus percaya dengan diri sendiri. Jika percaya diri dan mengenal potensi diri, di situlah generasi muda akan berkembang dan bersaing dimanapun berada.
Selain itu, harus banyak mendengarkan masukan dan kritikan dari orang lain. Dengan banyak mendengar, kita akan menjadi generasi yang cerdas dan bersaing. Jangan takut bermimpi dan tetap mengandalkan pada Tuhan. (*)