Bernarkah Virus Corona Hasil Konspirasi Amerika dan Israel? Mantan Jenderal Intelejan USA Ungkap ini
Bernarkah Virus Corona Hasil Konspirasi Amerika dan Israel? Mantan Jenderal Intelejan USA Ungkap ini
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Bernarkah Virus Corona Hasil Konspirasi Amerika dan Israel, Mantan Jenderal Intelejan USA Ungkap Hal ini
POS KUPANG.COM -- Penyebaran virus corona kini sudah mencapai berbagai belahan bumi. Hampir semua negara di dunia kini mencurahkan tenaga dan dana untuk menghadapi ancaman virus yang mematikan ini
Meskipun di Tiongkok dilaporkan koran virus corona atau covid-19 ini cenderung menrurun namun di negara-negara seperti Italia, Iran, Korea Selatan dan Jepang terus menunjukan peningkatan
Sementara di Indonesia, jumlah penderita virus corona yang sudah dinyatakan positif sebanyak 4 orang sementara belasan lainnya dalam pengawasan
Ditengah-tengah isu virus corona yang menguncang dunia bukan saja dari segi kesehatan tetapi sudah mengganggu perdagangan dan perekonomian dunia, antan perwira intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA menyebutkan virus corona merupakan hasil konspirasi Amerika dan Israel. Bernarkah
Dikutip dari unz.com perwira militer CIA Philip Geraldi menyebutkan media pada umumnya dilaporkan tentang pembuatan Coronavirus menunjukkan bahwa itu berasal dari mikroorganisme yang ditularkan oleh hewan yang ditemukan dalam kelelawar liar yang dikonsumsi oleh seorang warga etnis China di Wuhan.

Namun teori tersebut masih disangsikan karena masih ada daerah lain di China yang memiliki populasi kelawar yang lebih banyak namun tidak terkena virus corona
Karena itu dan faktor-faktor lain, ada juga spekulasi yang cukup besar bahwa Coronavirus tidak terjadi secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium, mungkin sebagai agen perang biologis.
Ia menyebutkan, bberapa laporan menunjukkan bahwa ada komponen virus yang terkait dengan HIV yang tidak mungkin terjadi secara alami.
Jika benar bahwa virus telah dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dipersenjatai, itu akan lebih jauh menunjukkan bahwa pelariannya dari Institut Virologi Wuhan dan masuk ke populasi hewan dan manusia bisa saja tidak disengaja. Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu sadar bahwa "kebocoran" dari laboratorium sering terjadi.
• Nasib Karier dan Kuangan Bunga Citra Lestari Pasca Kematian Ashraf Sinclair, Ini Ramalan Ahli Tarot
• Siswi SMP Sempat Apdate Status Facebook Setelah Pembunuh Boca 6 Tahun, Psikolog Sebut Pelaku Cerdas
• TERBARU Anak Ahok dan Puput Nastiti Devi Makin Besar, Pose Bersama Kakek dan Nenek, Punya Instagram
• RAMALAN ZODIAK Besok Senin 9 Maret 2020, Gemini Bakal Menuai Hasil, Scorpio Terlibat Peselingkuhan
Tentu saja dan tidak dapat dihindari, ada teori lain. Ada beberapa spekulasi bahwa karena Pemerintahan Trump telah terus-menerus mengangkat masalah meningkatnya daya saing global Tiongkok sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Amerika dan dominasi ekonomi, maka mungkin saja Washington telah menciptakan dan melepaskan virus dalam upaya untuk membawa pertumbuhan ekonomi Beijing dan militer mungkin turun beberapa tingkat.

Memang, sulit untuk percaya bahwa bahkan Gedung Putih Trump akan melakukan sesuatu yang begitu sembrono, tetapi ada preseden untuk jenis perilaku itu.
Pada tahun 2005-9, pemerintah Amerika dan Israel secara diam-diam mengembangkan virus komputer yang disebut Stuxnet, yang dimaksudkan untuk merusak sistem kontrol dan pengoperasian komputer Iran yang digunakan dalam program penelitian nuklir negara itu.
Diakui Stuxnet dimaksudkan untuk merusak komputer, bukan untuk menginfeksi atau membunuh manusia, tetapi kekhawatiran bahwa itu akan menyebar dan pindah ke menginfeksi komputer di luar Iran terbukti akurat karena menyebar ke ribuan PC di luar Iran, di negara-negara sejauh Cina. , Jerman, Kazakhstan dan Indonesia.
Tak pelak ada kisah Israel yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Para ilmuwan di Galilee Research Institute Israel sekarang mengklaim bahwa mereka akan memiliki vaksin terhadap virus corona dalam beberapa minggu yang siap untuk didistribusikan dan digunakan dalam waktu 90 hari.