Masih Terikat Kontrak, Sopir Ini Resign, Begini Kisahnya Dipukul Majikan Hingga Memar dan Pincang
Menurutnya, perlakuan tersebut terjadi sebanyak dua kali dalam waktu satu bulan terakhir ini.
Yuniardi menceritakan awal mula dirinya mendapat perlakuan kasar selama dirinya bekerja bersama majikannya itu.
Perlakuan kasar tersebut pertama kali dialami oleh Yuniardi sejak beberapa hari bekerja.
Kala itu, Yuniardi diminta majikannya memanaskan mobil untuk mengantar dua cucu majikan ke suatu tempat.
"Jam 6 pagi sudah manasin mobil. Tapi jam 6 itu harus pakai mobil dua. Karena cucu dua berarti harus ada dua. Tapi sopir yang satu cuma sediakan satu mobil. Kebetulan saya lagi duduk, dipanggil bapak (LW) di situ saya dipukuli di garasi," ungkap Yuardi.
Kejadian penganiyaan pun kembali terjadi saat Yuniardi diminta menjemput anak majikannya.
Saat itu mereka dikawal voorijder.
Ketika hendak masuk tol, terjadi kesalahpahaman hingga menyebabkan plang pintu tol patah.
"Jadi motoris lewat, kemudian saya ikut lewat otomatis plang tertutup dan kena mobil hingga patah, dikira saya enggak nge-tap (bayar tol) . Kemudian saya jalan, kata anaknya selesaikan dulu masalah itu," kata Yanuardi.
Setibanya di rumah, Yuniardi mengungkapkan dirinya kembali dipukuli.
"Abis kejadian itu saya dipanggil habis kejadian itu. Emang saya sudah ditunggu. Dia minta penjelasan kenapa bisa kepentok. Habis itu saya diajak ke sebelah tangga. Sudah di situ saya dihajar. Pakai tangan kosong di (bagian pala). Saya takut dan saya meringkuk di tembok," ujarnya.
Sempat dikira pura-pura sakit
Dilansir dari TribunJakarta.com, Yuniardi memutuskan resign dari pekerjaannya karena sakit sekaligus merasa tertekan.
Sebetulnya, Yuniardi terikat kontrak dua tahun sesuai kesepakaatan sebelum diterima kerja.
Dalam perjanjiannya, Yuniardi bekerja di rumah itu selama dua tahun sejak awal Februari 2020.
"Saat itu (sebelum keluar) Saya diminta cari pengganti dulu," katanya.