Appolonaris Berkanis Sebut Pasien DBD Yang dirawat di RSUD Johanes Meningkat

jumlah pasien yang terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sementara dirawat di ruangan anak maupun di ruangan Intensive Care Unit

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/VINSEN HULER
Kabid Pelayanan Medis RSUD Johanes Kupang, Appolonaris Berkanis, S.Kep.Ns., MH.Kes, Jumat, ( 6/2) di ruang kerjanya. 

Appolonaris Berkanis Sebut Pasien DBD Yang dirawat di RSUD Johanes Meningkat

POS KUPANG COM| KUPANG-- Pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2020, RSUD Johanes mengalami peningkatan jumlah pasien yang terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sementara dirawat di ruangan anak maupun di ruangan Intensive Care Unit ( ICU).

Hal ini dikatakan Kabid Pelayanan Medis RSUD Johanes Kupang, Appolonaris Berkanis, S.Kep.Ns., MH.Kes, Jumat,
( 6/2) di ruang kerjanya.

Dikatakan Appolonaris, berdasarkan pada data pada periode bulan Oktober tahun 2019 sampai Maret 2020, total pasien yang dirawat sebanyak 122 orang dan 5 orang dinyatakan meninggal dunia.

Rata-rata yang datang ke RSUD Johanes, ungkap Appolonaris, adalah pasien rujukan atau atas inisiatif sendiri. Yg datang ke sini kalau sudah grade 3 atau grade 4 dan sudah masuk tahapan pre- shock.

" Karena pihak RSUD Johanes menerima rujukan pasien sehingga pada saat pasien datang sudah grade 3 dan masuk tahap pre-shock maka penanganan akan lebih sulit," Ucap Appolonaris.

Sementara itu Kasubag Hukum dan Humas RSUD Johanes Kupang , Ross Mbindy. SKM menambahkan, dengan Meningkatkanya jumlah pasien Demam berdarah Dengue ( DBD,) kemungkinan besar dipengaruhi oleh mutasi dalam kehidupan nyamuk.

" Nyamuk Aedes Aegypti yg dulu hanya hidup di dlm rumah dan di genangan air bersih, sekarang sudah hidup di luar rumah dan di genangan air kotor demikian juga dengan nyamuk Aedes Albopictus. Jika demikian, maka secara otomatis akan mengakibatkan bertambahx banyak populasi nyamuk," ucap Ross Mbindy.

Di samping itu, ujar Ross Mbindy, salah satu cara sederhana untuk mencegah penyakit DBD adalah dengan memperhatikan jam menggigit nyamuk pembawa Virus Dengue Nyamuk Aedes Aegypti ( hidup di dlm rumah, luar rumah dan di genangan air bersih dan air kotor )dan Aedes Albopictus ( hidup di semak-semak, di rumput, di pohon pisang ).

Secara umum, ujar Ross Mbindy, Aktifitas menggigit ( menghisap darah manusia ) oleh nyamuk dengan Virus Dengue penyebab DBD adalah dari Pukul 07.00 s/d 10.00 WITA dan Pukul 16.00 s/d 18.00 WITA sebagaimana
dikutipnya dari hasil riset universitas Hasanudin, Makasar yang kemudian di publikasikan pada Jurnal Ekologi Kesehatan bahwa :

1. Aktifitas Menggigit ( menghisap darah Manusia) Tertinggi dari Nyamuk Aedes Aegypti adalah pada Pukul 17.00 s/d 18.00 WITA

2. Aktifitas Menggigit ( menghisap darah Manusia ) Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus juga terjadi pada malam hari pada pukul 18. 00 s/d 20.00 WITA dan Pukul 21.00 s/d 24. 00 WITA

3. Aktifitas Terendah dari kedua Nyamuk tsb adalah pada pukul 12.00 s / d 14.00 WITA ( nyamuk beristirahat)

4. Diluar jam itu kedua nyamuk tersebut hinggap di genangan air untuk bertelur.

Oleh Sebab itu, urai Ross Mbindy, maka pada saat musim Hujan tiba sebaiknya

1. kita menghindari jam-jam nyamuk beroperasi dengan cara mengurangi atau tidak tidur / istirahat pada jam itu, kalau bisa banyak bergerak agar terhindar dari gigitan nyamuk tersebut dan bila ingin tidur jgn lupa pakai obat anti nyamuk / kelambu

Lebih lanjut dikatakan Ross Mbindy, dengan meningkatnya penyakit DBD, sebenarnya pola pikir dlm bidang kesehatan dari Curative ( pengobatan) rehabilitatif ( pemulihan ), harusnya sudah mulai berubah ke pola pikir preventif ( pencegahan) dan promosi ( Promotif) Jadi, promosi bagaimana mencegah penyakit DBD harus Lebih ditingkatkan terutama di Puskesmas. Salah satu bentuk promosi adalah dengan gerakan 3 M plus.

1. Menutup tempat penampungan air bersih

2. Menguras bak penampungan air seminggu sekali atau pada saat pengamatan sudah ada jentik nyamuk ( sperti ulat kecil dlm air)

3. Mendaur ulang limbah apalagi yg bs menampung air sperti kaleng bekas, ban bekas dll

IRO Gelar Pameran Beasiswa Kuliah di LN Jebolan Griffith Australia Promosi Project Pariwisata NTT

Sengketa Lahan di Sandosi Terjadi Sejak Tahun 1990-an

Pertanda Kurang Bersih, Begini 10 Mitos Tentang Kutu Rambut

Kasus Korupsi Pengadaan Bibit Bawang Di Malaka, Ada Mark Up Harga, Suap serta Indikasi KKN

7 Tips Sederhana Agar Rambut Anda Cepat Panjang dan Sehat, Bukan Keramas Setiap Hari

4. Sering ganti air Vas bunga dan dispenser tempat gelas dan jg tempat minum burung

Apabila ada peran serta masyarakat yang tinggi dengan pola pikir yang sama antara pemerintah dan dan masyarakat yg lebih memprioritaskan pada tindakan preventif dan promotif ungkap Ross Mbindy. Maka, penyakit berbasis lingkungan seperti DBD akan berkurang. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Vinsen Huler)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved