Sengketa Lahan di Sandosi Terjadi Sejak Tahun 1990-an
Identitas keenam korban yakni WKO (80), YHW (80), MKK (80), JMS (70), YOT (56), dan SR (56) serta seorang mengalami luka-luka.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso

Sengketa Lahan di Sandosi Terjadi Sejak Tahun 1990-an
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Saling klaim lahan di Wulen Wata, Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur telah terjadi sejak tahun 1990-an.
Ketika muncul pertikaian, Kamis (5/3/2020) sekitar pukul 10.45 Wita, masing-masing korban bersama mendatangi lokasi kebun Wulen Wata.
“Pertikaian kedua pihak sudah lama sejak tahun 1990-an. Kemarin, masing-masing pihak datang ke lokasi kebun tersebut kemudian saling menyerang, menimbulkan enam korban jiwa,” kata Kasubag Humas Polres Flotim, Ipda Piter Sogen, mewakili Kapolres Flotim, AKBP Deny Abrahams, S.H, S.IK, dihubungi pos-kupang.com, Jumat (6/3/2020) siang.
Piter menjelaskan, kedua korban berasal dari Suku Lamatokan dan empat orang dari Suku Kwae Laga. Korban dari suku Lamatokan salah satunya berasal dari Desa Tobitika, Kecamatan Witihama dan seorang dari Desa Sandosi. Sedangkan dari Suku Kwaelaga semuanya berasal dari Desa Sandosi.
Identitas keenam korban yakni WKO (80), YHW (80), MKK (80), JMS (70), YOT (56), dan SR (56) serta seorang mengalami luka-luka.
Dikatakanya, saat ini kondisi di Sandosi sudah kondusif. Pengamanan di lokasi melibatkan personil Polres Flotim, Kodim Larantuka, Polsek Lembata, Brimob Sikka, Brimob Ende dan satu Pleton Dalmas Polres Sikka yang masih disiagakan di Polres Flotim.
Bupati Flotim, Antonius Hubertus Gege Hadjon, Jumat (6/3/2020) pagi sebelum berangkat ke Sandosi mengikuti pemakaman korban pertikaian mengatakan, situasi di Desa Sandosi telah kondusif menyusul kehadiran aparat keamanan siaga di lokasi.
Anton Hadjon menegaskan, pertikaian berdarah di Desa Sandosi, bukan merupakan pertikaian atau perang antarkampung dan bukan antarsuku. Namun, murni perebutan lahan pertanian di Wulewata antaroknum-oknum dalam suku masing-masing.
• Sukseskan Program Revolusi 5P, Pemkab Kupang Membuka Diri Dengan Kalangan Media
• Penutupan Jalan di Oeleta Bikin Siswa Panjat Tembok, Lurah Penkase Sudah Lakukan Mediasi
• Pertanda Kurang Bersih, Begini 10 Mitos Tentang Kutu Rambut
• Harganya Murah dan Mengandung Protein Nabati, Begini Caranya Menyimpan Tempe Agar Tidak Lekas Busuk
• 7 Tips Sederhana Agar Rambut Anda Cepat Panjang dan Sehat, Bukan Keramas Setiap Hari
“Pertikaian kemarin di Desa Sandosi bukan antarkampung dan bukan perang atau pertikaian antarsuku di Desa Sandosi. Tetapi, perebutan lahan pertanian di Wulewata antaroknum dalam suku. Saya berharap situasi dan kondisi ini tidak melebar. Kita pantau hingga Kamis malam, situasi dan kondisi terkendali,” kata Anton Hadjon.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Euginius Mo’a).