Ratusan Ekor Babi Mati di TTS, Diduga Diserang ASF
Diperkirakan ratusan ekor babi mati mendadak di Kabupaten TTS diduga akibat serangan Hog Cholera atau African Swine Fever ( ASF)
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG. COM | SOE - Diperkirakan ratusan ekor babi mati mendadak di Kabupaten TTS diduga akibat serangan Hog Cholera atau African Swine Fever ( ASF).
Pasalnya gejala babi yang diserang Hog Cholera atau ASF memiliki gejala yang hampir sama, seperti kehilangan napsu makan, kulit menjadi kemerahan, diare dan suhu tubuh babi menjadi naik (panas).
Oleh sebab itu perlu dilakukan tes lab untuk mengetahui kepastian penyakit yang membunuh ratusan babi di TTS tersebut.
• Simak Cerita ABK Selamat Saat Kapal Terbalik, Terombang-ambing 4 Jam di Laut Sebelum Ditemukan
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten TTS, drh. Benyamin Billy kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (1/3/2020) melalui sambungan telepon membenarkan jika sudah ada 100 lebih babi di Kabupaten TTS yang dilaporkan mati dengan gelajah menyerupai Hog Cholera dan ASF.
Untuk memastikan jenis penyakit apa yang menyerang ternak babi warga tersebut, Dinas Peternakan Kabupaten TTS telah mengambil Sempel dari beberapa kasus lalu mengirimnya ke Lab Propinsi NTT.
• Polisi Ringkus 3 Pemerkosa Perempuan 16 Tahun di Pemakaman, 1 Masih Buron
Namun untuk kepastian apakah ASF, maka sampel tersebut akan dilanjutkan pemeriksaannya ke Lab di Medan.
"Untuk data pasti berapa banyak ternak babi yang mati, datanya masih kita himpun. Untuk wilayah Amanatun saja kalau tidak salah sudah 104 ekor ternak babi yang mati, Itu di luar kasus yang terjadi di Amanuban dan Mollo," ungkap Billy.
Dari beberapa kasus yang terjadi di wilayah Amanatun, diduga kuat serang penyakit tersebut disebabkan karena lalu lintas ternak yang tidak terkontrol dengan baik.
Warga diketahui membawa masuk ternak babi dari TTU maupun dari Malaka ke wilayah tersebut. Padahal kedua Kabupaten tersebut sudah diserang Hog Cholera dan ASF.
"Setelah kita cari tahu, ternyata ada warga yang membawa ternak babi dari TTU maupun Malaka untuk dipelihara," ujarnya.
Oleh sebab itu, untuk sementara waktu dirinya menghimbau kepada masyarakat Kabupaten TTS agar tidak mambawa masuk ternak babi maupun daging babi olahan dari wilayah Kota Kupang, Kabupaten TTU, Belu dan Malaka masuk ke wilayah Kabupaten TTS.
Jika ada babi yang diserang penyakit dengan ciri, kulit babi berwarna kemerahan, babi kehilangan napsu makan, diare dan suhu tubuh babi naik (panas) segera laporkan kepada petugas peternakan.
"Imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap serangan Hog Cholera maupun ASF telah kita sampai melalui Radio Pemerintah Daerah (RPD)," katanya.
Sementara itu, Bupati TTS, Egusem Piether Tahun mengaku, dirinya mengetahui adanya babi di kabupaten TTS yang mati akibat serangan ASF.
"Kita di TTS belum ada kasus serangan ASF," ucapnya singkat. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Dion Kota)