Breaking News

Ini Penampakan China Sebelum dan Setelah Diinfeksi Virus Corona NASA Beberkan Fotonya Bikin Takjub

Ini Penampakan China Sebelum dan Setelah Diinfeksi Virus Corona NASA Beberkan Fotonya Bikin Takjub

Editor: maria anitoda
(istimewa)
Ini Penampakan China Sebelum dan Setelah Diinfeksi Virus Corona NASA Beberkan Fotonya Bikin Takjub 

Kondisi cuaca di Hutong, China, pada hari yang tercemar di pusat Beijing, Cina (2/3/2019). ((REUTERS / Jason Lee/kompas.com))
Selain itu, dari 337 kota di China, tercatat sebanyak 83 kota saja yang mencapai standar nasional konsentrasi udara sebesar 35 mikrogram.

Sementara itu, tingkat polusi PM 2.5 yang terjadi di 28 kota di wilayah pengendalian pencemaran utama Beijing-Tianjin-Hebei mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Angkanya naik sebesar 24 persen menjadi rata-rata 108 mikrogram per meter kubik selama Januari-Februari 2019.

Adapun angka ini 10 kali lebih besar dari angka yang direkomendasikan aman oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian, tingkat PM2.5 di kota di Dataran Fenwei yang dikenal sebagai zona kontrol asap utama juga mengalami lonjakan angka polusi udara sebesar 26,6 persen.

Kini angka polusi mencapai 119 mikrogram per meter kubik dalam periode tersebut.

Oleh karena itu, Pemerintah China memaksa kota-kota utara yang rawan kabut asap untuk menerapkan pembatasan emisi khusus pada Oktober 2018 hingga Maret 2019.

Adapun upaya ini guna mengimbangi meningkatnya tingkat pembakaran batu bara dari sistem penghangat negara selama musim dingin yang juga merupakan target negara di tahun ini.

Sebelumnya, Pemerintah China menyalahkan kondisi kualitas udara yang buruk selama dua bulan itu.

Mereka mengatakan bahwa efek El Nino yang lemah, peningkatan suhu dan kelembaban telah membuat lebih sulit untuk menyebarkan emisi.

Meskipun dengan kondisi kualitas udara yang buruk, mau tidak mau masyarakat berupaya agar tidak gagal memenuhi target.

Kementerian telah berjanji untuk menindak daerah yang gagal memnuhi target, namun belum tahu hukuman apa yang akan mereka hadapi.

Provinsi Hebei dan Shanxi, di mana termasuk delapan kota berkabut di China, telah membentuk sistem "reward and punishment".

Daerah yang memiliki kinerja terburuk nantinya harus membayar denda ke daerah-daerah yang telah melakukan hal terbaik.

Pada Rabu (20/3/2019), Provinsi Hebei menerbitkan daftar 14 distrik yang gagal memenuhi target negara di tahun 2018, termasuk zona industri utama di Tangshan, kota penghasil baja terbesar di China.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved