Begini Closing Statement Para Narasumber Dalam Talk Show Ba omong Toleransi

Saya ingin agar para narasumber ini, memberikan semacam closing statement sebagai kesimpulan dari pemikiran mereka masing-masing

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/VINSEN HULER
Para Narasumber dan peserta foto bersama setelah memberikan Closing Statement pada kegiatan Talk Show "Ba'omong Toleransi," Jumat, ( 28/2) di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang. 

Begini Closing Statement Para Narasumber Dalam Talk Show " Ba'omong Toleransi"

POS KUPANG.COM| KUPANG-- Talk Show yang digagas oleh Garda Pemuda NKRI dan difasilitasi oleh Universitas Muhammadiyah Kupang dibawah tema " Ba'omong Toleransi."

Talk Show menghadirkan para narasumber yang kompeten dari berbagai disiplin ilmu dan profesi. Pada akhir sesi Diskusif, garis besar pemikiran mereka dituangkan dalam bentuk closing statement oleh masing-masing pemateri.

" Saya ingin agar para narasumber ini, memberikan semacam closing statement sebagai kesimpulan dari pemikiran mereka masing-masing dalam tema Ba'omong Toleransi,"

Hal ini dikatakan oleh Dr. Ahmad Atang yang dalam kegiatan talk show, bertindak sebagai moderator, Dr. Ahmad Atang, Jumat, (28/2) di Aula Universitas Muhammadiyah, Kupang.

Toleransi dalam garis besar pemikiran Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Umbu P.L.Dawa, S.Pi., M.Sc, didasarkan pada sikap saling menghormati dengan etika dan akhlak yang bermartabat.

Harap Keberuntungan Datang Lagi ? Singkirkan 5 Barang Ini dari Kamar Tidur Guys !

Ayo, Jangan Ulangi Lagi ! 5 Kesalahan yang Sering Kita Lakukan Saat Pakai Deodorant

Inilah Urutan Golongan Darah yang Paling Budak Cinta, Kamu Urutan Berapa?

Jangan Ditiru, 4 Kebiasaan Buruk Yang Biasa Dilakukan Sehabis Keramas

Dikatakan Umbu dalam Closing Statementnya , apabila generasi milenial maupun generasi usia lanjut ingin menjadi generasi yang toleran, maka diaktualisasikan dengan cara saling menghormati dengan etika dan akhlak yang bermartabat demi tercapainya keamanan dan kenyamanan di Bumi Flobamora NTT.

Intisari dari pemikiran Sosiolog/ Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Kupang, Idris M. Ali, S.Sos, M.Si dalam pemaparan materinya terkait " Eksistensi Kampus Sebagai Rumah Multikultural dalam memperkuat Pembangunan Indonesia seutuhnya" tentang toleransi berkaitan dengan pranata agama dan pranata cultur dari perspektif relasi sosial.

Para Narasumber ketika memberikan Closing Statement pada kegiatan Talk Show
Para Narasumber ketika memberikan Closing Statement pada kegiatan Talk Show "Ba'omong Toleransi," Jumat, ( 28/2) di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang. (POS KUPANG/VINSEN HULER)

Untuk menjaga toleransi, ujar Idris, dimulai dari pranata agama masing-masing sebagai landasan; kemudian pranata kultur yang membingkai pribadi masing-masing. Apa yang dilakukan bergantung pada elemen budaya yang mencerminkan pandangan yang bersifat sosial. Oleh karena itu, urai Idris, kita seharusnya memacu toleransi dalam perspektif relasi sosial, sebab melalui potensi itu, NKRI menjadi harga mati di NTT.

Merlin Terin, Peneliti dari UGM, Yogyakarta yang dalam pemaparan materinya berjudul " Menghidupkan Sistem Nilai Agama dan Budaya Dalam Mekanisme Kultural Sebagai Pranata Penyelesaian Masalah: Studi Kasus Di Ilawe, Kabupaten Alor, NTT." Dalam garis besar pemikirannya merujuk pada pengalaman empiris di Ilawe dan pendekatan humanisme .

" Berdasarkan pada pengalaman yang saya dapat dari seorang nelayan di Ilawe. Kalo ada orang yang datang ke kampung saya, maka saya tidak memndang agamanya. Saya menerima dia datang karena dia manusia." Ucap Merlin mengarisbawahi Pemikirannya.

Jadi, yang ingin dibagikan, urai Merlin, kita punya nilai persaudaraan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, pandangalah sesama sebagai saudara bukan karena dia beragama Islam atau Kristen.

Lebih lanjut dikatakannya, tolonglah dan kasihanilah sesama, karena dia adalah saudaramu. Dengan demikian, ujar Merlin, sebenarnya masyarakat akar rumput itu sudah mempertahankan toleransi.

Berbanding terbalik dari Pemikiran Merlin Terin, Rektor Institut Agama Kristen Negeri ( IAKN ) Kupang, Dr. Harun Natonis, S.Pd. M.Si, dalam pemaparan materinya berjudul " Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Dalam Memperkokoh Toleransi " dalam garis besar pemikirannya tentang toleransi ditinjau dari perspektif teologis.

Moms, Ternyata Rokok Bisa Menyebabkan Anak Stunting, Telusuri Versi Penelitiannya

Anda Masih Bermasalah Dengan Pencernaan ? Mungkin 6 Hal Ini yang Belum Dilakukan

Jangan Diabaikan, Dipraktek Guys ! 5 Pola Makan Sehat Untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Tak Sekedar Pelepas Dahaga, Ada 11 Manfaat Minum Air Pada Saat Perut Kosong

Dikatakan Harun, toleransi adalah sikap hidup dan sebagai tanda makhluk menyejarah. Pada saat seseorang tidak menghargai sesama yang beragama lain. Maka, pada saat itu juga dirinya tidak memahami ajaran agamanya. 

Sementara itu, Pemimpin Redaksi POS KUPANG, Hasyim Ashari, dalam Closing Statetement dalam upaya merajut simpul-simpul pemikirannya tentang toleransi dikemas dalam bentuk adegium tentang cinta.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Vinsen Huler)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved