Antisipasi Dampak Virus Babi Afrika, Kadis Peternakan Sumba Barat, Hentikan Babi Luar Masuk Sumba
instansi terkait lainnya telah menghentikan sementara antar pulau babi berikut produk ikutannya ke Pulau Sumba.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
Antisipasi Dampak Virus Babi Afrika, Kadis Peternakan Sumba Barat, Hentikan Babi Luar Masuk Sumba
POS-KUPANG.COM|WAIKABUBAK--Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat, drh.Hamadoku Wedo mengatakan mengantisipasi menularnya virus babi afrika yang kini menyerang babi di daratan Timor ke Pulau Sumba dan daerah lainnya di NTT maka melalui rapat koordinasi bersama Dinas Peternakan Propinsi NTT dan instansi terkait lainnya telah menghentikan sementara antar pulau babi berikut produk ikutannya ke Pulau Sumba.
Karena itu pihaknya telah memutuskan menghentikan babi luar Sumba Barat khususnya dan Sumba umumnya. Hal itu karena bilamana babi luar terinveksi virus babi afrika masuk Sumba maka dipastikan babi di Sumba terserang virus babi afrika. Dan hal itu sulit teratasi karena belum adanya vaksin dan obat virus babi afrika.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat, drh.Hamadoku Wedo menyampaikan hal itu di ruang kerjanya, Selasa (25/2/2020) siang.
Menurutnya, semenjak virus babi afrika menyerang Timor Leste, pemerintah Propinsi NTT dalam hal ini Dinas Peternkan Propinsi NTT telah mengadakan koordinasi dengan semua pemerintah kabupaten dan kota se-NTT beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu meminta menutup akses dengan Timor Leste mengingat penyebaran penyakit tersebut begitu cepat.
Namun, kini daratan Timor sudah terserang virus babi afrika maka tidak ada pilihan lain selain menutup pintu antar pulau babi berikut produk ikutannya. Mengingat NTT adalah propinsi kepulauan dengan lautan yang begitu luas maka diharapkan peran aparat kepolisian air laut dan TNI angkatan laut terlibat aktif mengawasi jalannya pengantar pulauan babi di NTT.
Pihaknya juga berharap instansi karantina di Sumba Barat Daya dan Sumba Timur harus memperketat betul masuknya babi luar ke Sumba.
Untuk mengantisipasi keadaan itu maka pihaknya telah mensiagakan dokter hewan setiap hari turum lapangan memonitor hewan piaraan masyatakat baik babi, kuda, kerbau,sapi dan lainnya. Harapan setiap gejala penyakit yang timbul didiagnosa, diatasinya dan seterusnya dilaporkan agar secepatnya diambil tindakan.
Meski demikian, hingga kini gejala penyakit virus afrika belum ada dan hanya ditemukan penyakit hog cholera. Terhadap hal itu petugas telah menanganinya.
Bila virus babi afrika sampai menyerang Sumba maka secara ekonomis menurunkan salah satu sumber pendapatan masyarakat Sumba. Hal mana harga babi di pulau Sumba sangat tinggi hingga mencapai puluhan juta per ekor dengan tingkat konsumsi daging babi yang sangat tinggi pula.
• Perlintasan WNI Ilegal Jadi Sorotan Pemerintah Timor Leste
• Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat : Ini Isu yang Memalukan NTT
Populasi babi di Sumba Barat tahun 2020 sebanyak 55.610 ekor. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/drh-hamadoku-wedo.jpg)