45,75 Hektare Tanaman Jagung di Malaka Diserang Hama Ulat Grayak

Seluas 45,75 hektare tanaman jagung di Kabupaten Malaka diserang hama ulat grayak

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TENIS JENAHAS
Para petani di Malaka mengendalikan serangan hama grayak dengan cara disemprot menggunakan insektisida. 

POS-KUPANG.COM | BETUN - Seluas 45,75 hektare tanaman jagung di Kabupaten Malaka diserang hama ulat grayak. Tanaman jagung masyarakat Kabupaten Malaka terserang hama ulat grayak seluas 45,75 hektare (ha) yang tersebar di lima kecamatan.

Rincian Kecamatan Wewiku 15 ha, Kecamatan Weliman 11,5 ha, Malaka Barat 14,5 ha, Kobalima 0,5 ha dan Malaka Timur 4 ha.

Ace Hardware Solusi Dapur Bersih dan Teratur

Pemerintah melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikuktura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malaka bergerak cepat dan sudah melakukan pengendalian, baik secara  mekanis maupun secara kimiawai. Dari hasil pengendalian tersebut, serangan hama ulat grayak mulai berkurang dan tidak meluas lagi.

Hal itu dikatakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikuktura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malaka, Yustinus Nahak kepada Pos Kupang.Com, Senin (24/2/2020).

Bagi Kamu yang Belum Miliki Rumah, PT Charson Timorland Estate Gratiskan BPHTB

Menurut Yustinus, tanaman jagung seluas 45,75 hektare yang tersebar di lima kecamatan terserang hama ulat grayak. Terhadap kondisi ini, Dinas TPHP sudah melakukan pengendalian baik secara mekanis maupun secara kimiawai.

"Untuk pengendalian mekanik, dinas bersama para petani sudah lakukan, tetapi untuk mencegah serangan agar tidak meluas secara cepat maka dilakukan penanganan secara kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida. Setelah dilakukan penanganan, saat ini ulat grayak sudah berkurang dan tidak meluas", tutur Yustinus.

Menurut Kadis Yustinus, serangan hama ulat grayak ini muncul karena perubahan musim yang sangat ekstrim. Oleh karena itu, para petani tetap diminta untuk merawat tanaman dan membersihkan gulma dalam kebun agar serangan ulat grayak tidak meluas.

"Saya berharap semua kita berperan aktif, jangan tunggu saja dari pemerintah, harus ada inisiatif sendiri untuk memelihara tanaman, karena semua hasil akan 100% dinikmati sendiri oleh rakyat", tandas Yustinus.

Untuk tanaman jagung secara keseluruhan di Kabupaten Malaka, kata Yustinus rata-rata bertumbuh baik. Kecuali ada tiga kecamatan yang hujan kurang sampai saat ini sehingga tumbuh kurang baik, yaitu Kobalima, Kobalima Timur dan Malaka Timur. Meski demikian, pemerintah optimis, tidak ada gagal panen tahun 2020.

Sedangkan target penanaman padi tahun 2020 seluas 6.600 ha, namun sampai dengan saat ini baru tertanam 1.400 ha. Hal ini dikarenakan curah hujan kurang sehingga pasokan air juga kurang.

Pemerintah dan masyarakat Malaka berharap hujan tetap turun normal dan air irigasi bisa mengalir normal lagi seperti dulu sehingga sawah bisa tertanam dengan baik dalam Musim Tanam I tahun ini.

Soal distribusi pupuk bersubsidi, lanjut Kadis Yustinus tidak ada masalah. Para petani bisa membelinya di distributor resmi terdekat yang ditunjuk, dengan membawa RDKKnya. Untuk itu, diharapkan agar para distributor menjual pupuk sesuai harga subsidi.

"Kita berharap para distributor
jangan menjual pupuk dengan harga lebih tinggi karena itu sudah disubsidi oleh pemerintah. Jangan lagi membebani rakyat dengan harga tinggi.

Untuk diketahui, harga pupuk bersubdidi Urea Rp 1.800/kg, ZA Rp 1.400/kg, NPK Phonska Rp 2.300/kg, SP-36 Rp 2.000/kg dan Petroganik Rp 500/kg. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Teni Jenahas)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved