Di Nagekeo Warga Gotong Jenazah Seberangi Sungai Lowo Sesa Menuju Alorawe

Di Kabupaten Nagekeo warga gotong jenazah seberangi Sungai Lowo Sesa menuju Desa Alorawe

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Sejumlah warga Alorawe saat menggotong jenazah melintas Sungai Lowo Sesa di Desa Alorawe Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo, Kamis (20/2/2020). 

Di Kabupaten Nagekeo warga gotong jenazah seberangi Sungai Lowo Sesa menuju Desa Alorawe

POS-KUPANG.COM | MBAY - Sejak Indonesia merdeka, rupanya warga Desa Alorawe di Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo masih terisolir. Infrastruktur jalan dan jembatan jauh dari harapan seperti warga lainnya di Indonesia.

Kondisi ini sangat memprihatinkan jika musim hujan tiba. Ketiadaan jembatan membuat warga harus menantang derasnya air sungai Lowo Sesa.

Polda NTT Rilis Kasus Pembunuhan Ansel Wora

Warga Desa Alorawe harus melawan derasnya arus Sungai Lowo Sesa jika hendak ke Kampung Alorawe.

Kejadian yang sangat menyedihkan terjadi, Kamis (20/2/2020) pagi.

Enam orang pria berjibaku menggotong sebuah peti jenazah melintas dan menabrak derasnya arus Sungai Lowo Sesa menuju Alorawe.

Ternak Babi Mati Mendadak, Dinas Peternakan Belu Fokus Selamatkan Babi Sehat

Hal tersebut terpaksa dilakukan warga lantaran tidak ada jembatan penghubung antara Desa Dhereisa dan Desa Alorawe.

Enam orang pria harus melintas derasnya arus hingga sampai di seberang Sungai.

Mereka menggotong peti jenazah almarhum, Priska Moy (17) yang meninggal di RSUD Bajawa, Rabu (19/2/2020).

Keluarga almarhum Priska Moy, Yohanes DB Moni, kepada POS-KUPANG.COM, dirinya sangat prihatin dengan keadaan tersebut.

"Kami memang begini sudah. Kemarin itu mereka tunggu air surut dulu baru bisa nyebrang, itupun air sampai ke pundak saat gotong saudari kami yang meninggal itu," ungkap Yohanes, Jumat (21/2/2020).

Yohanes mengatakan almarhum Priska Moy meninggal dunia RSUD Bajawa karena sakit.

Yohanes juga menerangkan tahun 2018, sejumlah warga membantu ibu hamil menyeberang Sungai Lowo Sesa menuju Boawae.

Yohanes juga menyebutkan anak-anak SMP jug harus sebrangi Sungai jika hendak ke sekolah menuju Dhereisa.

"Memang sudah menjadi biasa bagi warga kami. Kami hanya pasrah saja," ujar Yohanes.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved