Breaking News

Radio Perbatasan Masih Minim Publikasikan Isu-isu Terkait Perbatasan RI-RDTL

Lembaga siaran radio perbatasan masih minim publikasikan isu-isu terkait perbatasan RI-RDTL

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dok. BPP NTT
Kepala Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Provinsi NTT, Linus Lusi ketika bertatap muka dengan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Raijua, Amos Ndolu Eoh pimpinan radio Sabu Raijua di Kupang, Senin (17/2/2020). 

Lembaga siaran radio perbatasan masih minim publikasikan isu-isu terkait perbatasan RI-RDTL

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Lembaga radio sebagai sarana hiburan, penerangan, pendidikan mutlak digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan khusus di kawasan perbatasan antar negara RI-RDTL.

Kondisi sekarang ini, 6 kabupaten perbatasan memiliki radio. Sayangnya informasi terkait isu- isu perbatasan yang perlu diketahui publik sangat minim dipublikasikan.

Di Sumba Barat, Pasola Lamboya Ricuh, Ribuan Penonton Tinggalkan Arena

Sementara masyarakat di area perbatasan setiap jam selalu mendegar siaran dari negara tetangga. Kondisi ini secara psikologis dapat membentuk sebuah opini yang kurang baik bagi ketahanan nasionalisme warga perbatasan.

Pandangan ini dikemukakan Kepala Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Provinsi NTT, Linus Lusi di Kupang, Kamis (20/2).

Dijelaskan Linus, saat ini pemerintah NTT melalui BPP NTT berencana menjalin kerjasama dengan 6 Radio Perbatasan. Kerjasama dimaksud selain koran, pihaknya sangat perlu bekerjasama dengan media radio.

Warga Harapkan Hasil Musrenbang Dapat Mengubah Wajah Kota Lewoleba

Pasalnya, kata Linus, radio dijuluki sebagai kekuasaan kelima atau "the fifth estate" yang hebat. Selain siaran yang bersifat langsung juga menembus jarak dan rintangan serta mengandung daya tarik urainya.

Dirinya merinci 6 radio di perbatasan yang kini tengah beroperasi yakni, Radio suara Kabupaten Kupang, Radio suara pemerintah daerah Kabupaten TTU, RRI Belu, RRI Rote Ndao, Radio Pemerintah Daerah Sabu serta Radio Siaran Pemerintah Alor.

"Tim kerja telah membangun komunikasi dengan pemerintah dan Direktur Radio setempat disambut secara positif," katanya.

Model kerjasama yang dilakukan, lanjut Linus, berupa dialog interaktif dengan narasumber bupati setempat serta para anggota dewan maupun narasumber terkait persoalan aktual yg terjadi diperbatasan.

Disegmen lain warga perbatasan akan mendegar spot iklan seperti orasi gubernur Nusa Tenggara Timur, Seruan Ketua DPRD NTT, serta Narasumber lainnya terkait pembangunan kawasan perbatasan. Ini mutlak diperdengarkan agar tumbuh warga yang memiliki militansi diri dan nasionalisme yang kuat.

"Kami yakin dapat menumbuhkan nasionalisme karena ditayangkan sebanyak 286 kali penyiaran sepanjang tahun hingga 31 Desember 2020. Dengan jam siaran pukul 06.15 wita dan 16.15 wita..kami yakin masyarakat akan senang dengan terobosan yang bernuansa nasionalisme," tandas Linus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved