Ini Yang Dibeberkan Viktor Laiskodat Saat Rakor Pembangunan Pertanian & Ketahanan Pangan
seluruh jajaran dan satkerholder pertanian di Nusa Tenggara Timur agar tingkatkan koordinasi dan kerjasama agar pelaksanaan
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Dikatakannya, sesuai hasil kunjungan Bapak Menteri Pertanian Republik Indonesia pada Bulan Desember 2019 ke Provinsi NTT telah sepakati bersama antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi NTTuntuk Tahun 2020 target produksi komoditi padi sebesar 1.230.685 ton gabah kering giling dan jagung 1.088.800 ton pipilan kering serta target ekspor padi 3.000 ton dan jagung 20.000 ton.
Salah satu upaya mendukung pencapaian target produksi jagung, Pemerintah NTT melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencanangkan Program Gerakan Masyarakat Agribisnis Jagung (GEMA AGUNG) dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas jagung melalui peningkatan IP (indeks pertanaman) jagung dengan target produksi 7 Ton/Ha dan rencana luas tanam 20.000 ha.
Sementara itu, pengembangan infrastruktur pertanian harus terus dikembangkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi. Pengembangan jalan pertanian, jaringan irigasi dan infrastruktur lainnya harus diarahkan
kepada kawasan sentra komoditas unggulan.
Sehingga produksi petani bisa dipasarkan dengan mudah, berbiaya murah dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani. Untuk itu, sinergitas program dan anggaran dari Dinas Pekerjaan Umum, Balai Wilayah Sungai Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Perhubungan dan lain Salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi NTT melalui Gerakan Tanam Kelor (GERTAK) atau “Gerakan Revolusi Hijau” dengan pemanfaatan diversifikasi sumber pendapatan masyarakat dan sumber pangan bagi pemenuhan GIZI masyarakat sekaligus mengatasi masalah stunting.
Target pengembangan kelor sampai dengan tahun 2023 mencapai 50 juta pohon marungga dan target
produksi 8.000 ton daun kering pada areal 5.000 Ha lyang tersebar di 22 kabupaten/kota dengan target
ekspor di beberapa negara.
Untuk pencapaian target tersebut, lanjutnya, maka Gubernur meminta agar setiap Rumah Tangga memiliki minimal 5 (lima) tanaman marungga/kelor untuk mencukupi kebutuhan keluarga, menciptakan perkebunan marungga/kelor yang berskala usaha sampai dengan industri pengolahan.
Namun dalam pelaksanaannya dukungan dana APBD Provinsi memiliki keterbatasan oleh karena saya minta dukungan dari seluruh kabupaten dan stakeholder untuk bersinergi bagi keberhasilan pengembangan marungga dan peningkatan kesejahteraan petani di NTT.
Gubernur Viktor mengajak seluruh jajaran dan satkerholder pertanian di Nusa Tenggara Timur agar tingkatkan koordinasi dan kerjasama agar pelaksanaan kegiatan tahun 2020 dapat berjalan baik, sukses dan akuntabel dalam semangat “NTT BANGKIT, NTT SEJAHTERA”.
"Agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan kemampuan dalam mengelola usaha taninya dengan memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian," ungkapnya.
Selain itu tingkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing komoditas unggulan pertanian dan perkebunan di Nusa Tenggara Timur, khususnya tanaman Padi, Jagung, Kopi, Jambu Mete, Kakao dan Marungga.
Gubernur juga meminta optimalkan pemanfaatan seluruh potensi pertanian
dan perkebunan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mengatasi kemiskinan dan meningkatkan
ketahanan pangan.
• Kepo Guys, Ternyata Penyakit Sifilis atau Raja Singa Ternyata Bisa Menular Melalui Jabat Tangan !
• Yuk Moms, Gunakan Cara Yang Benar Mencuci Muka di Pagi Hari !
Memaksimalkan peran penyuluh melalui Komando slStrategi Pembangunan Pertanian (KONSTRATANI)
di tingkat Kecamatan.
"Seluruh komponen pertanian dari tingkat pusat hingga daerah, bahkan hingga kelompok tani untuk tingkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi, serta marilah kita bahu membahu, satukan langkah, sikap dan tindakan dalam pembangunan di NTT, " ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)