Ini Yang Dibeberkan Viktor Laiskodat Saat Rakor Pembangunan Pertanian & Ketahanan Pangan

seluruh jajaran dan satkerholder pertanian di Nusa Tenggara Timur agar tingkatkan koordinasi dan kerjasama agar pelaksanaan

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI
Rakor dan sinkronisasi pembangunan pertanian dan ketahanan pangan NTT di Hotel Swiss Belinn Kristal, Kota Kupang, Rabu (12/2/2020). 

Ini Yang Dibeberkan Viktor Laiskodat Saat Rakor Pembangunan Pertanian & Ketahanan Pangan

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar rapat koordinasi (Rakor) dan sinkronisasi pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di NTT.

Rakor tersebut dibuka oleh, Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili oleh Samuel Pakereng selaku staf ahli Gubernur NTT di Hotel Swiss Belinn Kristal, Kota Kupang, Rabu (12/2/2020).

Gubernur Viktor dalam sambutannya yang dibacakan oleh Samuel Pakereng mengajak Rakor tersebut merupakan salah satu agenda penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di NTT.

"Rakor ini dalam rangka mengevaluasi capaian kinerja kegiatan tahun 2019 dan sinkronisasi upaya pencapaian target kinerja Tahun 2020 sesuai yang telah disepakati bersama antara pemerintah pusat dan daerah dengan menempatkan pertanian sebagai salah satu sektor andalan pembangunan ekonomi di NTT," ungkapnya.

Gubernur Viktor menegaskan spirit dalam RPJMD 2018-2023, agar diciptakan restorasi pembangunan dengan melakukan lompatan besar (great leap), mengingat posisi NTT saat ini berada di urutan terbelakang dalam berbagai indikator kunci pembangunan.

Hal itu, lanjutnya, terutama kemiskinan dan derajat kualitas manusia yang tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT Tahun 2018 mencapai 64,39 yang mengalami peningkatan sebesar 0,66 poin dibandingkan tahun 2017 sebesar 63,73.

Berdasarkan hal tersebut diatas, kata dia, asumsi-asumsi makro lima tahun ke depan dipatok lebih tinggi dibanding periode sebelumnya dengan meletakkan pembangunan NTT ke depan sebagai “Provinsi bercirikan kepulauan”, dimana luas laut empat kali luas daratan, garis pantai yang panjang serta potensi laut,
pesisir dan pulau-pulau yang kaya dengan sumberdaya.

Menurutnya, orientasi pembangunan daerah kepulauan berbasis pada, pertama, “ekonomi biru” yang berbasis komoditas unggulan perikanan dan kelautan, seperti garam, rumput laut dan budidaya perikanan serta industri pengolahan hasil-hasil perikanan.

Kedua, “ekonomi hijau” yang mengandalkan komoditas marungga, jagung, ternak sapi serta industri
pakan ternak dan unggas serta industri pengolahan hasil pertanian.

Ketiga, pembangunan sektor pariwisata sebagai “penggerak ekonomi” NTT dengan mengandalkan NTT sebagai ring of beauty.

Keempat, posisi geopolitik dan geoekonomi NTT sebagai provinsi perbatasan di bagian Selatan Indonesia yang berpeluang memanfaatkan posisi strategisnya untuk menjalin hubungan dagang Selatan-Selatan dengan
Timor Leste, Australia, New Zealand dan negara-negara Pasifik lainnya.

Disebutkan, tahun 2020, pemerintah pusat menargetkan pencapaian peningkatan produksi sebesar 7 % dan
ekspor 3 kali lipat. Berkenaan dengan itu, Gubernur ingin agar memiliki komitmen dan kerja keras dalam upaya meningkatkan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan untuk mengurangi ketergantungan kepada daerah lain.

"Khusus untuk komoditas strategis nasional seperti beras, jagung, kedelai, cabe merah dan bawang merah, Provinsi NTT harus secara bertahap memenuhi kebutuhan penduduknya," tegasnya.

Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi NTT sangat jelas, yang dibuktikan dengan dukungan dana yang besar dalam menjawab tantangan di atas.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved