DPRD dan Pemkab Kupang Cuma Datang Foto dan Habis Dijanji

Keberadaan SDN Tuakau, Desa Tuakau, Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, dibangun sejak 2005

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Edi Hayon
Para orangtua/wali menunjukan penyangga gedung sekolah yang terancam roboh karena dimakan rayap, Rabu (12/2/2020). 

POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Keberadaan SDN Tuakau, Desa Tuakau, Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, dibangun sejak 2005. Gedung darurat ini dibangun swadaya orangtua/wali berdinding bebak, berlantai tanah dan beratap seng kini terancam roboh. DPRD dan Pemkab Kupang cuma datang foto dan habis dijanji.

Kalangan DPRD Kabupaten Kupang dari Daerah Pemilihan (Dapil) termasuk Fatuleu Barat juga Pemkab Kupang sudah turun melihat kondisinya, foto-foto dan menjanjikan akan dibangun, tetapi sampai kini cuma habis diomong.

Marthen Toni Siap Maju Colon Bupati Sumbar

Hal ini diakui para warga dan orangtua/wali seperti, Aprit Seofeto, Sem Tobe, Aloysia Woen ketika ditemui di SDN Tuakau, Rabu (12/2).

Aprit Seofeto yang juga orangtua/wali mengatakan, mereka sudah berulangkali meminta ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang, untuk memperhatikan SDN Tuakau. Bahkan anggota dewan dan kepala dinas sudah datang memantau kondisi sekolah dan para orangtua/wali telah menyampaikan uneg-uneg.

Ini Nama Peserta Testing CPNS Hari Pertama di Manggarai yang Lolos Passing Grade

"Dewan kabupaten dan dinas sudah datang ke sini tapi belum ada tindaklanjut. Kami sudah bosan sampaikan ini. Anak-anak sekolah tidak tenang kalau musim hujan. Dinding gedung sudah lubang semua karena rayap makan," ujar Aprit dengan suara terbata-bata.

Para orangtua/wali, katanya, tidak berbuat banyak dan cuma pasrah saja. Kondisi gedung yang ada saat ini tinggal menunggu waktu untuk roboh jika angin puting beliung disertai hujan tiba.

"Dinding gedung disentuh saja sudah lapuk. Kami pahami kalau anak-anak pulang lebih awal ke rumah saat ada angin karena guru-guru takut resikonya besar. Saya hanya usulkan, kalau bisa dewan dan pemkab tolong perhatikan masa depan anak-anak kami," ujar Aprit.

Aloysia Woen, wanita paruh baya agak keras menyikapi kondisi yang tengah dialami para siswa dan guru-guru di SDN Tuakau. Aloysia menyampaikan, permasalahan ini seperti terus berulangtahun mereka usulkan agar gedung sekolah ini diperbaiki.

"Saya bahkan ngotot untuk robohkan saja gedung yang ada dan biarkan anak-anak sekolah dibawa pohon. Oknum dewan dan pemerintah sudah datang lihat. Mereka foto-foto lalu bilang akan diperbaiki tapi tidak ada realisasi," ujar pensiunan bidan ini.

Bahkan, kata Aloysia, ketika orangtua/wali ke kabupaten, ada oknum dewan yang mengatakan ini akibat dari orang Tuakau tidak duduk di lembaga dewan.

"Oknum dewan kalau sudah omong begitu kami mau bilang apa. Kalau memang tidak ada yang peduli, saya pergi ke Jakarta menghadap Presiden Jokowi saja untuk sampaikan persoalan yang dihadapi anak-anak di sini," tegas Aloysia dengan nada tinggi.

Sem Sobe juga menyampaikan pengeluhannya. Banyak orang yang datang melihat kondisi sekolah ini dan foto-foto tapi setelah pulang tidak ada tindaklanjutnya.

"Tapi saya bangga, walau sekolah buruk tapi prestasi anak-anak bagus. Lomba di kecamatan bahkan kabupaten ada yang juara. Guru-guru juga betah mengajar itu yang saya merasa terharu. Saya cuma minta, bapak-bapak yang diatas atau pihak manapun, tolong selamatkan anak didik ini," katanya.

Untuk kelancaran KBM, saat ini para guru menggunakan ruang kelas darurat walaupun sudah terancam roboh untuk kelas 5 dan 6. Merekapun pinjam pakai fasilitas umum ( fasum) translok untuk kelas 5 dan aula pertemuan milik translok dibuat sekat untuk kelas 1, kelas ,2, kelas 3 dan kelas 4.

Seperti diketahui Juwita Marsela Souk siswi kelas 6 bersama 22 rekannya yang kini tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir nasional (UAN) Tahun ajaran 2019/2020 dihantui dengan ketakutan. Pasalnya, gedung sekolah yang dibuat darurat dari dinding kayu itu, terancam roboh karena dimakan rayap.

Untuk mencapai SDN Tuakau, di Desa Tuakau, Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam dari Oelamasi, pusat pemerintahan Kabupaten Kupang. Harus melintasi sekitar 20-an sungai besar dan kecil. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved