Pelanggan Rumah Makan Lapor ke Polisi
Polres Kupang Kota Naikkan Status Kasus Rumah Makan Jual Makanan yang Ada Belatung ke Penyidikan
Penyidik Polres Kupang Kota naikkan status kasus rumah makan jual makanan yang ada belatung ke penyidikan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
"Masyarakat harus cerdas, konsumen kan membeli menggunakan uang, berarti dia berhak mendapatkan barang sesuai mutu, kualitas dam spesifikasi yang jelas. Lalu, cerdas saat membeli yakni melihat kemasan, kandungan, komposisi dan waktu kadaluarsa," urainya.
Selanjutnya, jika masyarakat menemukan kejadian tersebut, diimbau agar segera melaporkan ke pihak kepolisian agar segera ditangani.
Namun demikian, laporan masyarakat harus dilakukan segera setelah mendapati kasus tersebut demi memudahkan proses penyelidikan polisi dan polisi pun segera bergerak ke TKP.
"Karena perubahan bentuk dan kualitas barang terus berjalan. Kalau kejadian langsung dilaporkan agar tidak menyulitkan penyelidikan," katanya.
Sementara itu, pmilik Rumah Makan (RM) Salero Bundo, Widayanti (50) mengaku lalai dan meminta maaf kepada korban yang melaporkannya ke pihak kepolisian.
Kasus ini dilaporkan oleh Intho Langodai (33) ke Mapolres Kupang Kota usai mendapati makanan yang dipesannya terdapat belatung.
"Saya minta maaf kepada korban juga, saya memamg tidak sengaja," katanya usai menjalani pemeriksaan oleh Unit Tipiter Sat Reskrim Polres Kupang Kota, Senin (10/2/2020).
Widayanti mengaku kaget saat pihak kepolisian dan korban mendatangi usahanya yang telah berdiri selama 7 tahun pada Sabtu malam.
Ayam goreng yang dipajang di etalase warung makan, jelas Widayanti, disiapkan sejak pagi hari dan disiapkan oleh pegawainya bernama Febi yang baru bekerja selama 3 bulan.
Pada pagi hari, lanjut Widayanti, ia telah berpesan kepada Febi agar hanya menggoreng 4 potong daging ayam mentah yang baru dibelinya.
Namun demikian, Febi malah menggoreng kembali 2 ayam goreng yang tidak laku terjual pada hari sebelumnya dan menaruh di etalase warung makan.
"Pagi hari itu saya suruh (Febi) goreng ayam baru ada 4 potong, 2 potong yang lama saya suruh jangan taruh di pajangan. Saya omong begitu dan saya langsung antar anak ke sekolah. Mungkin dia tidak dengar," katanya.
Ayam goreng inilah yang nantinya dijual kepada korban yang memesan makanan menggunakan jasa Grab Food.
"Saya kurang perhatikan saat dia menggoreng, karena saya langsung antar anak ke sekolah. Mungkin dia tidak dengar," ujarnya.
Atas kejadian yang tidak disengaja tersebut, Widayanti mengaku, ia sangat menyesal dan meminta maaf atas ketidaknyamanan terhadap pelanggan.