Menhub Budi Karya Tegaskan Bandara Komodo Bukan Dijual, Tapi Dikelola Swasta Selama 25 Tahun

Menhub Budi Karya Sumadi tegaskan Bandara Komodo bukan dijual, tapi dikelola swasta selama 25 tahun

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Wisatawan tiba di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (26/10/2016), menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang berangkat langsung dari Jakarta. Penerbangan langsung sekitar dua jam itu dinilai dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. 

Menhub Budi Karya Sumadi tegaskan Bandara Komodo bukan dijual, tapi dikelola swasta selama 25 tahun

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Kementerian Perhubungan menegaskan kalau Bandara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ( NTT) bukan dijual, melainkan diserahkan ke swasta dalam hal pengelolaannya.

Ini karena pengelolaan bandara diserahkan kepada Konsorsium Cardig Aero Service ( CAS), konsorsium yang beranggotakan PT Cardig Aero Services dan Changi Airports Mena Pte Ltd asal Singapura.

Menteri BUMN Erick Thohir Sebut Sandiaga Uno takan Jadi Bos Perusahaan Pelat Merah, Ini Alasannya

Bandara internasional ini merupakan landasan udara yang dikembangkan untuk melayani penumpang, khususnya wisatawan, yang melancong ke Labuan Bajo maupun Pulau Komodo.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menegaskan pengelolaan Bandara Komodo menggunakan skema perjanjian Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha ( KPBU), bukan menjualnya ke swasta atau asing.

"Kerja sama ini menelan dana Rp 1,3 triliun. Setelah 25 tahun mereka akan menyerahkan kepada pemerintah. Pada Juli 2020 nanti, Bandara Komodo akan dijadikan bandara internasional," kata Budi dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2020).

Kota Jakarta Jadi Langganan Banjir, Bandingkan Anggaran Penanggulangan Banjir Anies Vs Ahok

Sebagai operator bandara itu, CAS menggelontorkan investasi hingga Rp 1,2 triliun untuk pengembangan bandara yang ditargetkan bisa rampung hingga 5 tahun ke depan.

Sementara kerja sama KPBU, CAS bakal merancang, membangun, dan membiayai pembangunan fasilitas sisi darat, udara, dan pendukung.

Dana investasi tersebut dipakai untuk pembangunan landasan pacu atau runway sepanjang 2.700 meter dan diperpanjang lagi hingga 2.750 meter.

Kemudian, konsorsium juga akan memperluas apron 20.200 meter persegi, dan memperluas terminal domestik 6.500 meter persegi.

Selain itu, membangun terminal internasional seluas 5.538 meter persegi, pembangunan terminal kargo seluas 2.860 meter persegi, dan pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Dengan demikian, Bandara Komodo bisa memfasilitasi penerbangan-penerbangan luar negeri dengan pesawat menengah hingga besar, seperti tipe pesawat Airbus A300.

Ini artinya, bandara tersebut ideal untuk penerbangan langsung atau direct flight dari luar negeri seperti Australia, China, Hong Kong.

Bandara ini ditargetkan bisa menampung pergerakan penumpang hingga 4 juta orang dalam setahun, dari saat ini hanya 720.000 penumpang per tahun.

Selain itu, pengembanggan ini nantinya akan menambah kapasitas kargo hingga 3.500 ton di masa mendatang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved