Ini yang Dilakukan Manajemen RSIA Dedari Kupang untuk Mencegah DBD

Ini yang dilakukan manajemen RSIA Dedari Kupang untuk mencegah berkembangnya DBD

Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/VINSEN HULER
Para karyawan-karyawati RSIA Dedari berpose bersama saat melakukan kegiatan kerja bakti, Sabtu (8/2/2020) di RSIA Dedari, Kupang. 

POS-KUPANG.COM | KUPANG- Managemen RSIA Dedari Kupang melakukan aksi kerja bakti membersihkan lingkungan di sekitar kompleks rumah sakit. Kerja bakti itu merupakan salah satu cara mencegah DBD.

Hal ini dikatakan Ketua Panitia RSIA Dedari, Evy Mariaty Langkola, STR. M dalam rangka menyongsong HUT RSIA Dedari, Kupang ke- 11, Sabtu (8/2/2020) di RSIA Dedari, Kupang.

Guru SMPN 1 Langke Rembong Ajari Siswa Kerajinan Tangan Lalu Hasilnya Dipromosikan

Dikatakan Evy, Kegiatan ini dilaksanakan sejak jam 07.30-08.45 wita, dengan lokasi kegiatan dimulai dari depan RSIA Dedari, menyusuri Perumahan BPK, Jalan Raya, Depan Royal Bakery, Baby Spa, hingga berakhir di dalam lingkungan Rumah Sakit.

Semua karyawan RSIA Dedari, ujar Evy, diperkirakan berjumlah ± 60-an orang turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

Lebih lanjut dikatakan evy, rangkaian kegiatan kerja bakti ini meliputi, pembersihan sampah, dan pembagian Abate kepada warga.

Siswa dan Guru di SMK Bina Mandiri Nggorang Labuan Bajo Lewati Jalan Berlumpur ke Sekolah

Sebenarnya, kerja bakti ini merupakan aksi rutin yang dilaksanakan pihak RSIA Dedari.

Managemen RSIA Dedari mau menunjukan bahwa tanggung jawab Rumah Sakit bukan hanya sebatas memberikan pelayanan kesehatan di dalam Rumah Sakit, tetapi juga memberikan promosi kesehatan ke luar, khususnya kepada masyarakat, ujar Wakil Ketua Panitia RSIA Dedari, Guido Valdian, S.Kep. NS menambahkan.

Bertolak dari Fakta Empirik yang terlihat bahwa, minimnya rutinitas rumah sakit dalam memberikan promosi kesehatan kepada warga, ucap Guido, merupakan stimulus moral bagi kami untuk menjadi role model bagi masyarakat di sekitar rumah sakit.

" Fenomena riil mutakhir yang nampak, di mana penyakit DBD mulai menyebar di kalangan masyarakat, biasanya disebabkan oleh sampah," kata Guido.

Nyamuk Aedes Aegypti (nyamuk penyebab DBD), ujar Guido, biasanya bertelur di tempat-tempat, seperti tumpukan sampah dan genangan air di kaleng-kaleng. Ketika sudah menjadi nyamuk maka akan berpotensi memiliki resiko yang tinggi.

Data terakhir yang dihimpun oleh RSIA Dedari, kata Guido, pasien yang terpapar penyakit DBD berjumlah 19 orang dan terkadang para pasien yang dibawa ke rumah sakit, sudah dalam keadaan gawat darurat.

Untuk itu, kata Guido, RSIA Dedari selalu memiliki kepedulian untuk mencegah DBD melalui aksi kerja bakti sebab kebersihan lingkungan di masyarakat itu mempengaruhi insiden DBD. Sedangkan, abate yang ditaburkan ini bermanfaat untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk.

Oleh karena itu, RSIA Dedari, berkomitmen memberikan contoh kepada masyarakat, supaya mereka sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Karena kebersihan lingkungan meminimalisir resiko masyarakat terpapar DBD yang sekarang menyebar di seluruh wilayah kota Kupang, imbuh Guido.

Sejauh ini masyarakat memberikan tanggapan positif, terkait kebersihan lingkungan. Dalam kerja bakti yang kami laksanakan tadi, masyarakat juga turut berpartisipasi aktif untuk membantu kami membersihkan lingkungan sekitar, tutup Guido. (Laporan Reporter POS- KUPAN.COM, Vinsen Huler)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved