Martinus Petani Kawangu, Terancam Rugi 130 Ikat Jagung Akibat Diserang Ulat Grayak
Ulat grayak ini muncul menyerang tanaman jagung miliknya dan jagung milik petani lainya baru berapa hari terakhir.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso

Martinus Petani Kawangu, Terancam Rugi 130 Ikat Jagung Akibat Diserang Ulat Grayak
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU--Akibat cuaca hujan yang tidak normal melanda wilayah Sumba Timur, tanaman jagung milik para petani di Sumba Timur diserang hama ulat grayak. Akibatnya para petani terancam gagal panen dan menderita kerugian yang cukup besar.
Petani asal Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Martinus Ndapangadung, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (5/2/2020) mengaku, baru mengetahui hama ulat grayak menyerang tanaman jagung miliknya. Ulat grayak ini muncul menyerang tanaman jagung miliknya dan jagung milik petani lainya baru berapa hari terakhir.
"Saya baru tahu padahal ini ulat grayak, ulat ini makan daun-daun dan batang jagung. Ulat ini baru muncul satu dua hari yang lalu sehingga kami tidak tahu cara mencegah ulat ini bagaimana,"ungkap Martinus.
Martinus juga mengaku, ulat seperti ini baru menyerang jagung mereka pada musim tanam kali ini, sementara musim-musim tanam sebelumnya tidak ada serangan hama ulat ini. "Ya kita tidak tahu karena apa e sampai adanya ulat ini, mungkin hujan kurang ini ko?. Padahal kita hujan sudah tidak ada terancam gagal panen, ini muncul lagi ulat ini kita tambah sengsara,"ungkap Martinus dengan nada kecewa.
Martinus mengaku, tanaman padi miliknya ia tanam di atas lahan 2 hektar. Jika hasil normal tidak ada serangan hama seperti ulat ini, ia biasa panen hingga mencapai 130 ikat jagung dengan 1 ikat 100 buah jagung.
"Saya ada tanam jagung di luas lahan 2 hektar dengan hasil jagung yang saya peroleh biasanya 130 ikat dengan setiap ikat ada 100 buah jagung. Tidak tahu lagi kalau hama ulat ini makin meraja lelah saya rugi berapa belum tahu, tapi kalau dia serang habis memang jagung ini apalagi hujan tidak ada begini tentu saya terancam rugi 130 ikat jagung,"kata Martinus.
Martinus juga sangat berharap segera diperhatikan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur guna segera mencegah wabahnya hama ulat itu.
"Harapan kita pemerintah bisa segera perhatikan ini untuk segera mencegahnya, ya kasih obat atau apa untuk berantas hama ulat ini apalagi saat ini jagung belum berbuah, lebih baik segera mencegah,"pinta Martinus.
Petani lainya, Marselina Konga Naha juga menyampaikan hal yang sama. Akibat serangan ulat grayak dan kurangnya hujan tanaman padi miliknya terancam gagal panen.
"Saya punya sekitar setengah hektar panen sekitar 30 ikat saja, tapi kalau kena ini hama ulat tambah lagi dengan cuaca hujan kurang ini terancam gagal panen. Ulat ini juga baru muncul pertama kali sebelum-sebelumnya tidak,"ungkap Marselina.
• Harga Bawang Putih Naik Drastis per Kilonya Bikin Para Ibu Geleng Kepala
• Dukung Kostratani, BBPP Kupang Komitmen Zona Integritas
Marselina juga berharap agar hama ulat grayak ini bisa segera dicegah, agar tanaman padi mereka luput dari santapan hama ulat grayak ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)