News
Astaga, Setor Mahar Rp 25 Juta kepada LAI KGS, Dua Warga TTS Diiming-imingi Jadi Tentara
Jemi Faot diketahui telah menyetor uang sejumlah Rp 8,5 juta kepada LAI KGS. Sedangkan Kus Asbanu mengaku sudah menyetor Rp 15 juta tak ada bukti
Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota
POS KUPANG, COM, SOE - Dua warga Kecamatan Amanuban Selatan-TTS, Jemi Faot dan Kus Asbanu, memberikan sejumlah uang kepada Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Komando Garuda Sakti (KGS) NTT dengan iming-iming direkrut menjadi anggota TNI.
Untuk menjadi anggota TNI, Ormas LAI mematok mahar Rp 25 juta per orang.
Hal ini diungkapkan Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu, melalui telepon, Senin (3/2). Jhon mengaku baru mendengar keberadaan LAI KGS. Dia kaget saat mengetahui dua orang warganya diduga kuat menjadi korban penipuan LAI KGS.
Jemi Faot diketahui telah menyetor uang sejumlah Rp 8,5 juta kepada LAI KGS. Sedangkan Kus Asbanu mengaku sudah menyetor Rp 15 juta namun tak ada bukti kwitansi.
"Saya sudah panggil dua korban dan orangtuanya ke kantor. Dari hasil pertemuan, keduanya sudah menyetor sejumlah uang kepada LAI KGS," ungkap Jhon.
Menurut pengakuan orangtua Jemi Faot, lanjut Jhon, dirinya memberikan uang kepada LAI KGS karena anaknya dijanjikan direkrut menjadi tentara. "Para korban mau kasih uang karena dijanjikan direkrut menjadi anggota TNI," jelas Jhon.
Jhon sempat berkomunikasi dengan pimpinan LAI KGS Kupang, Melianus Tefa, melalui telepon dan sepakat bertemu di kantor camat. Namun Melianus tidak menepati janjinya.
Untuk diketahui, LAI KGS sempat menghadiri a rapat koordinasi (rakor) tingkat Kecamatan Amanatun Selatan. Namun kehadiran lembaga itu tidak mendapatkan sambutan yang baik. Beberapa kali anggota LAI KGS meminta bicara dalam rakor itu namun tidak diberikan.
"Saya tidak tahu siapa mereka, organisasi apa itu LAI KGS. Siapa yang undang mereka menghadiri rakor ini, makanya saya tidak kasih kesempatan bicara," kata Camat Amanatun Selatan, Ardy Benu.
Sempat terjadi ketegangan antara LAI KGS dengan Kepala Desa Netutnana. Bahkan, salah seorang anggota LAI KGS sempat menyebut camat tidak jelas. LAI KGS bahkan menuduh ada masalah dalam pengelolaan dana desa di Desa Netutmana. Hal inilah yang memicu amarah warga dan kades lalu mengusir anggota LAI KGS.
"Mereka (LAI KGS) dari Kupang. Saya tidak tahu motif apa mereka datang ke sini. Cuma terakhir mereka sempat konflik dengan masyarakat sebelum akhirnya pergi," ujar Ardy.
Melianus Tefa Bantah
Ketua LAI KGS NTT, Melianus Tefa, membantah meminta sejumlah uang kepada calon anggota baru dengan iming-iming direkrut menjadi anggota TNI. Ia mengakui tupoksi untuk merekrut anggota TNI ada di tangan institusi TNI.
"Informasi itu tidak benar. Kami tidak pernah menjanjikan anggota baru direkrut menjadi anggota TNI lalu minta sejumlah uang," ungkap Melianus melalui telepon, Senin (3/2).