Sinopsis Film Dokumenter Semesta, Kisah Romo Marselus Hasan dan 6 Pegiat Lingkungan Lainnya

Dialah Romo Marselus Hasan, pastor Paroki Bea Muring, yang menjadi salah satu dari 7 tokoh yang dipilih dalam film dokumenter Semesta.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape

Berikut berikut curahan hati Gabriel Mahal yang ditulis di akun facebooknya, 26 Januari 2020.

Saya senang sekali dapat kunjungan dari nana Pastor Mancek Hasan yang datang ke Jakarta untuk ikut acara Gala Premiere "Film Semesta". Film yang menyajikan 7 tokoh nasional inspiratif. Salah satunya nana Pastor Marsel, pastor paroki Bea Muring di pelosok timur Manggarai.

Saya selalu meyakini, para Pastor itu tidak hanya Gembala umat yang membawa umatnya ke padang hijau, tetapi juga adalah Arsitek Perubahan (the Architect of Change).

Nana Tuang Marsel yang akrab dipanggil "Romo Mancek" ini adalah contoh Arsitek Perubahan itu yang menarasikan Sabda tidak hanya dalam keindahan kata-kata kotbah, tetapi dalam karya-karya nyata yang membawa perubahan dalam kehidupan umatnya di Paroki Bea Muring. Sabda yang di atas bukit, dibawa nana Tuang Mancek ke Bea Muring itu.

Harold Wilson yang jadi Perdana Menteri Inggris dua kali (1964-1970 & 1974-1976) mengatakan, dia yang menolak perubahan adalah arsitek kebusukan (the Architect of Decay). Satu-satunya institusi umat manusia yang tidak mengalami perubahan dan pertumbuhan adalah makam/kuburan.

Kita tahu Sang Maha Guru, Sang Maestro Arsitek Perubahan, tidak betah tinggal berlama-lama dalam makam/kuburan itu. Hanya tiga hari saja. Dia bangkit dan tinggalkan institusi umat manusia yang tidak mengalami perubahan/pertumbuhan itu.

Mengapa? Karena Sang Maha Guru bukanlah Arsitek Kebusukan. Tidak pula jadi bagian dari Arsitek Kebusukan itu. Dia adalah Sang Maestro Arsitek Perubahan. Dia bukanlah kekasih kematian, tetapi Kekasih Kehidupan yang menawarkan kehidupan kepada umat manusia. Sebagai Gembala, Dia membawa kawanan domba ke padang hijau.

Begitulah nana Tuang Mancek ini berjuang untuk mengikuti jejak Sang Maestro Arsitek Perubahan itu. Jika ada yang tidak suka dengan nana Tuang Mancek ini atau berusaha untuk mematikan karya-karya perubahannya, patut diduga mereka itu adalah Arsitek Kebusukan - the Architect of Decay. Tempat yang pas untuk mereka adalah kuburan/makam.

Semoga di Manggarai yang dulu disebut "tanah misi" itu semakin banyak bermunculan para Arsitek Perubahan yang benar-benar mengikuti jejak Sang Maestro Arsitek Perubahan - membawa terang, dan membawa keselamatan dan kehidupan bagi umat. (GabrielMahal)

(Kompas.com/*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved