News
400 Mahasiswa Prodi Keperawatan 'Serbu' Rumah Warga Sumba Timur, Simak Apa yang Mereka Lakukan
Mahasiswa Politeknik Negeri Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Kupang Prodi Keperawatan Waingapu mengidentifikasi jentik nyamuk
Penulis: Robert Ropo | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Robert Ropo
POS KUPANG, COM, WAINGAPU - Mencegah meluasnya serangan penyakit demam berdarah dangue (DBD) di Sumba Timur, khususnya di Kota Waingapu dan Kanatang, mahasiswa Politeknik Negeri Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Kupang Prodi Keperawatan Waingapu mengidentifikasi jentik nyamuk di rumah-rumah warga, Selasa (28/1).
Mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang pencegahan DBD melalui 3 M Plus dan membagikan abate kepada warga.
Ketua Prodi Keperawatan Waingapu, Maria Kareri Hara, S.Kep, Ns, M.Kes, mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan adalah bagian dari pengabdian masyarakat sebagai salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Diakui Maria, kegiatan pengabdian masyarakat itu bekerja sama dengan Pemda Sumba Timur dalam hal ini dinas kesehatan dan sejumlah kelurahan. Tujuannya membantu masyarakat mencegah DBD.
Maria merasa senang melaksanakan kegiatan tersebut dengan harapan bisa bermanfaat untuk masyarakat Sumba Timur. "Ini kegiatan pertama di tahun 2020. Kami akan membuatkan jadwal dan akan dilaksanakan secara periodik ke depan. Kami berharap masyarakat Sumba Timur mengantisipasi DBD ini agar tidak meluas," terang Maria.
Pejabat Kemahasiswaan Prodi Keperawatan Waingapu, Domianus Namuwali, S.Kep, Ns, M.Kep, menambahkan, Prodi Keperawatan Waingapu melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melibatkan para dosen dan 400 lebih mahasiswa.
Kegiatan fokus pada penyuluhan mencegah DBD dengan 3 M Plus, pembagian abate dan survei jentik nyamuk di rumah warga.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini, diakui Domi, fokus di rumah-rumah warga Kelurahan Temu di wilayah kerja Puskesmas Kanatang dan Kelurahan Kamalaputi dan Hambala di wilayah kerja Puskesmas Waingapu.
"Kegiatan ini melibatkan Puskesmas Waingapu dan Puskesmas Kanatang," ujarnya.
Lurah Temu, Umbu Tehu, berterima kasih kepada para mahsiswa dan dosen Prodi Keperawatan Waingapu yang turun langsung melakukan sosialisasi dan membagikan abate kepada warganya.
"Saya harapkan melalui sosialiasi yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa dengan turun langsung ke rumah-rumah warga, masyarakat paham cara mencegah DBD seperti menguburkan kaleng atau ban-ban bekas yang bisa tampung air karena ini merupakan tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk dan lain sebagainya," ungkap Umbu Tehu.
Kepala Puskesmas Kanatang, Oktavianus Ndamunamu, SKM menyebut apa yang dilakukan mahasiswa Prodi Keperawatan Waingapu sangat membantu masyarakat mencegah DBD.
Oktavianus mengakui tahun ini di wilayah kerja Puskesmas Kanatang belum ada pasien yang didiagnosa positif DBD. Ada satu warga di RT 25 Kelurahan Temu diduga terkena DBD.
"Kami berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa Prodi Keperawatan Waingapu yang sudah membantu kami turun melakukan penyuluhan pencegahan DBD," pungkas Oktavianus.
Dinkes Data 14 Pasien
Pada Januari 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumba Timur mendata sebanyak 14 orang pasien diserang demam berdarah dangue (DBD).
Sekretaris Dinkes Sumba Timur, Tinus Ndjurumbaha, di ruang kerjanya, Selasa (28/1) siang, mengakui 14 pasien yang terkena DBD itu berusia 2-5 tahun sebanyak 9 pasien, usia 17 tahun 1 pasien dan usia 41 tahun 1 pasien. Pasien tersebar di Kecamatan Kota Waingapu sebanyak 7 pasien, Kambera (3), Umalulu (2), Kanatang (1) dan Kecamatan Nggoa (1).
Tinus mengatakan, dalam rangka pencegahan DBD ini, dilakukan bakti sosial Jumat bersih setiap pekan. Dinas kesehatan juga melakukan penyuluhan pencegahan DBD, pembagian abate melalui puskesmas dan pengamatan epidemilogi di rumah pasien.
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, ketika dihubungi dari Kupang, Senin (27/1), mengakui DBD mulai menyerang daerah itu dan saat ini dalam proses identifikasi pihak medis.
Gidion mengatakan dari informasi yang diperolehnya sudah terdapat 14 pasien terindikasi DBD, namun masih dilakukan pemeriksaan laboratorium sehingga belum diketahui jumlah yang sudah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus itu.
"Untuk saat ini belum bisa dipastikan sudah berapa yang positif DBD karena masih menunggu hasil tes laboratorium," katanya.
Atas kondisi itu, Bupati Gidion mengimbau warganya terus meningkatkan kewaspadaan dan secara proaktif melakukan upaya pencegahan terutama dengan membersihkan lingkungan secara rutin.
Masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
Selain itu, Gidion Mbilijora juga mengimbau agar jika masyarakat mengalami gejala demam apapun langsung dibawa ke fasilitas pelayanan terdekat untuk segera menjalani pemeriksaan dan pengobatan. *