Pendidikan
Ma'ruf Amin Ingatkan Pesantren Harus Bisa Mencetak Wirausahawan
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaaan ekonomi Indonesia dan ciptakan wirausahawan.
POS-KUPANG.COM|JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaaan ekonomi Indonesia selain pusat pencetak ulama.
Ia mendorong santri dan pesantren turut berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat dan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui penguatan kemandirian dan kewirausahaan.
"Saya ingin ada Santri Gus Iwan Santri Bagus Pintar dan Wirausahawan.
Sehingga pesantren bukan hanya pusat pencetak ulama yang mutafaqqih fiddin tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dengan semangat kebangkitan Nahdlatut Tujjar yang didirikan kaum santri" kata Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
• Demo Veronika Tan, Putri Ahok Nathania Larang Ayahnya Nikahi Puput Nastiti Devi, Bergini Sikap BTP
Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam tatanan masyarakat di segala lini meliputi antara lain ekonomi, budaya, dan sosial.
Wapres menyebutnya sebagai Arus Baru Ekonomi Indonesia yang berbasis kolaborasi antara pelaku ekonomi kuat dan lemah.
Bukan konfrontasi, juga bukan sekadar menungu trickle down
effect.
• Ingat! Kerjasama Orangtua dan Guru Bantu Mendidik Anak
Ma'ruf Amin menyatakan dukungannya agar ekonomi pesantren sebagai bagian penguatan ekonomi kerakyatan untuk terus mengurangi kesenjangan antara pelaku ekonomi lemah dan pelaku ekonomi kuat.
"Saya harapkan (pesantren) dapat menciptakan kemandirian umat melalui santri, masyarakat, dan pesantren itu sendiri agar memajukan kemandirian ekonomi, sosial, dan memacu perkembangan skill teknologi dan skill pemasaran melalui pendekatan kratif, inovatif, dan strategis," lanjutnya.
• Pemprov NTT Perketat Izin Pendirian SMA/K Yang Baru, Ini Yang Dilakukan
One Pesantren One Product
Menurut dia, Program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim juga berintikan kolaborasi. Pilarnya adalah sinergi antara koperasi pondok pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kantor Dagang Indonesia (Kadin).
Ekosistem pengembangan OPOP menggunakan metode antara lain training, mentoring, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi permodalan. OPOP Training Center telah didirikan di Universitas NU Surabaya (UNUSA).
Jaringan program ini tediri kementerian, BUMN, perusahaan swasta, organisasi internasional, dan lembaga pendidikan. Ia menyebutkan, sejumlah pesantren besar yang tergabung dalam program OPOP ini merata di seluruh Jawa Timur.
• 10 Orang Warga Kabupaten Manggarai Barat Diserang DBD
Mulai Pesantren di Lamongan (Sunan Drajat), Tuban (Langitan), Pasuruan (Sidogiri), Mojokerto (Amanatul Ummah), Ponorogo (Gontor), Malang (Al HIkam), Probolinggo (Nurul Jadid), Sumenep (An Nuqoyyah, Al Amin), sampai Banyuwangi (Blok Agung).
Menurutnya, pilar OPOP Jawa Timur bukan hanya individu santri menjadi santripreneur, melainkan juga institusi pesantren menjadi pesantrenpreneur.
Ada juga alumni pesantren yang tebarannya sangat luas dan jumlahnya terus bertambah, menjadi sosiopreneur.
Muaranya adalah menghasilkan produk sesuai standar syariah dan halal, yang diterima pasar, berdaya saing, dan berbasis ekonomi digital.