Tanaman Jagung di Sikka Dimakan Ulat Gerayat

Sedikitnya 400-an Ha tanam jagung di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, rusak sedang dimakan ulat gerayak sejak pekan kedua bulan Januari 2020

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Eginius Mo'a
Tanaman jagung diserang hama ulat gerayak di Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Sabtu (24/1/2020). 

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Sedikitnya 400-an Ha tanam jagung di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, rusak sedang dimakan ulat gerayak sejak pekan kedua bulan Januari 2020.

Saat ini hama tersebut menyebar di 20 kecamatan dengan kondisi sekitar 3.000 Ha terindentifikasi rusak rendah sampai tinggi. Serangan hama ini berpotensi mendatangkan potensi gagal panen jagung musim tanaman tahun ini.

Hama ulat gerayak ini memakan daun dan batang jagung berusia satu bulan lebih terlihat di kebun petani di Kecamatan Kangae, Nelle, Alok, Alok Barat dan Alok Timur.

Rayakan Satu Abad Maximum Illud, Komunitas STFK Ledalero Maumere Hijaukan Mata Air dan Pantai

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Sikka, Kristian Amstrong, menjelaskan lahan terindenfikasi terdampak sedang sekitar 400 hektar dan 70 hektar terdampak parah serta 2,500 Ha terdampak ringan.

"Kami lakukan penyemprotan insektisida pada lahan terdampak parah. Pada lahan terdampak sedang dan ringan ditangani secara mekanis," kata Kristian Amstrong.

Jajaran Pengadilan Negeri Oelamasi Terima Tamu Istimewa dari Alor

Kristian Amstrong mengaku telah mengumpulkan petugas organisme pengganggu tanaman (POPT) untuk mendapatkan data t kerusakan tanaman dimakan ulat gerayak Data POPT menyebutkan serangan ringan seluas 281,55 Ha, tingkat serangan sedang 404 Ha dan kondisi berat seluas 71 Ha.

Ia menyarankan para petani melakukan tindakan mekanis dengan membersihkan dan membakar. Selain penyemprotan insektisida.

Menurut Kristian, munculnya hama ulat gerayak kemungkinan pengolahan lahan yang tidak mengikuti anjuran. Seharusnya pengolahan lahan dilakukan lebih awal sekitar dua minggu sampai satu bulan sebelum penanaman. Selama itu lahan olahan dijemur matahari bisa mematikan bakteri.

"Kebiasaan petani sekarang, mengolahan lahan setelah hujan turun. Ulat gerayak potensial muncul pada lahan yang keliru diolah. Cuaca hujan dan panas yang tidak menentu, banyak muncul ulat gerayak," kata Kristian Amstrong. (Laporan wartawan pos-kupang.com/eginius mo'a).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved