News
Nasi Sudah Jadi Bubur, Ayah Menyesal tak Periksa Darah, Nyawa Yuliano Direnggut Demam Berdarah
Korban kedua menimpa Yohanes Yuliano Putra Bang (2,7) meninggal di RSUD Maumere, Selasa (21/1) dini hari.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Egy Moa
POS KUPANG, COM, MAUMERE - Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi momok paling menakutkan bagi para orangtua di Kabupaten Sikka.
Hingga pekan ketiga bulan Januari 2020, sudah dua korban meninggal dunia. Korban meninggal pertama Elisabeth Maria, balita berusia 1,7 tahun di RSUD dr.TC Hillers Maumere, Selasa (7/1). Korban kedua menimpa Yohanes Yuliano Putra Bang (2,7) meninggal di RSUD Maumere, Selasa (21/1) dini hari.
Menurut catatan pos kupang, hingga pekan ketiga tercatat 158 warga Sikka menderita DBD, masih dirawat maupun yang sudah mengalami kesembuhan.
Serangan penyakit DBD saat ini telah diderita 151 warga Sikka, mirip kejadian tahun 2019. Saat itu Bupati Sikka menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) DBD.
Spesialias anak RSUD dr.TC.Hillers Maumere, dr.Mario Nara, Sp.A, mengatakan, kondisi serangan DBD di awal tahun 2020 cendrung mendekati sama dengan kejadian tahun 2019.
"Kita berharap masuk bulan Februari sudah menurun. Kalau 2019, Januari sampai Maret tetap tinggi, tapi mudah-mudahan dengan antisipasi, kerjasama Dinkes dan masyarakat menggalakan 4MPlus dapat menurunkan angka penularan virus dengue, dari nyamuk aedes aegypti," kata Mario, kepada wartawan di RSUD Maumere, Selasa (21/1).
Ia mengatakan, penetapan status KLB tergantung perkembangan kasus DBD dan harus memenuhi kriteria tertentu. "Hanya dinas kesehatan dan bupati yang akan menyatakanya KLB atau bukan," kata Mario.
Sampai hari ke-21 bulan Januari 2020, dua nyawa balita di Sikka direnggut DBD. Korban meninggal pertama Elisabeth Maria, balita berusia 1,7 tahun di RSUD dr.TC Hillers Maumere, Selasa (7/1). Korban kedua menimpa Yohanes Yuliano Putra Bang (2,7) meninggal di RSUD Maumere, Selasa (21/1) dini hari.
Saat ini, RSUD Maumere merawat 41 pasien DBD anak dan dewasa di RS milik Pemerintah Kabupaten Sikka. (ius)
Tidak Periksa Darah
Mata Gabriel Rikardus tampak sembab dan merah. Raut wajahnya juga kelelahan dan memendam beban yang berat, saat ditemui di kediamanya RT 03/RW 04, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Selasa (21/1) pagi.
Gabriel dan istri Yuliana Tua, baru saja kehilangan anaknya, Yohanes Yuliano Putra. Anak ketiga berusia dua tahun tujuh bulan itu meninggal, Selasa (21/1/2020) dini hari akibat DBD.
Saat ditemui wartawan, karyawan PMI Cabang Maumere menumpahkan kekesalan penanganan kesehatan kepada anaknya.
"Hari Kamis (16/1) badanya panas, saya bawa ke Poli Anak RSUD Maumere untuk diperiksa. Dokter yang periksa menyatakan belum bisa pemeriksaan darah, katanya tekanan darahnya dibawah untuk ambil darah DBD," ujar Gabriel.
Putra, sapaan Yohanes Yuliano Putra Bang hanya diberi obat. Kondisinya berubah hari Jumat (16/1). Suhu badan panas dan dingin tidak menentu. "Dokter mengatakan kalau panas lagi baru dibawa lagi ke RSUD (pemeriksaan)," ujarnya.