Sambut HUT ke-11, RSIA Dedari Kupang Akan Gelar Seminar
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Dedari Kupang akan menyambut hari jadinya ke-11 pada 23 Januari mendatang.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Sambut HUT ke-11, RSIA Dedari Kupang Akan Gelar Seminar
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Dedari Kupang akan menyambut hari jadinya ke-11 pada 23 Januari mendatang.
Dalam rangka HUT, pihak RSIA Dedari Kupang akan menggelar seminar bertema orang dengan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan pencegahan bunuh diri.
Seminar dengan tajuk utama 'Pencegahan Bunuh Diri dan Gangguan Jiwa' ini akan digelar di Milenium Ball Room Kupang pada Minggu (23/2/2020).
"Akan dimulai pada pukul 12.00 Wita hingga selesai," kata Ketua panitia, Evi Marianti Langkola, S.Tr.M didampingi Humas RSIA Dedari Kupang, Waldermark Dedy Saekoko, S.Kep saat ditemui di RSIA Dedari Kupang, Jumat (17/1/2020).
Evi menjelaskan, seminar tingkat nasional ini akan menghadirkan tiga pemateri yakni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, M.Kes.
Pemateri selanjutnya merupakan pakar di bidang kejiwaan yakni, DR.dr.Tjok Jaya Lesmana Sp.KJ, (K)., MARS; dr. D. A. P Shinta Widari, Sp.KJ., MARS.
"Bertindak selaku moderator yakni dr. Dewa Putu Sahadewa Sp.OG (K)," jelasnya.
Untuk segala persiapan, lanjut Evi, telah dipersiapkan dan jumlah peserta diperkirakan mencapai kurang lebih 600 orang dengan berbagai latar belakang di antaranya para mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum.
Seminar yang diselenggarakan berkat kerja sama antara Klinik Pratama Dewantal Mental Healthcare Kupang (DMH) ini dirasa penting karena tingginya angka bunuh diri di Provinsi NTT.
Terlebih, pada Senin (13/1/2019) lalu terjadi kasus bunuh diri di Kota Kupang.
"Perlu dilakukan sosialisasi yang intens kepada masyarakat tentang bagaimana pencegahan bunuh diri dan deteksi dini gangguan jiwa," jelasnya.
Sementara itu, Humas RSIA Dedari Kupang, Waldermark Dedy Saekoko, S.Kep menjelaskan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat, lebih khusus keluarga dapat memahami pencegahan bunuh diri.
"Sasaran itu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sehingga orangtua lebih dekat sering melakukan konseling. Kadangkala anak-anak ada masalah dapat berkonsultasi dengan orangtua," ujarnya.
Pihaknya berharap masyarakat dapat antusias mengikuti kegiatan tersebut karena dinilai sangat bermanfaat .
"Gangguan jiwa bukan penyakit yang tidak dapat diobati tapi dapat diobati. Setidaknya angka bunuh diri berkurang. Karena baru awal tahun 2020 sudah ada yang bunuh diri," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu pemateri dalam seminar, dr. D. A. P Shinta Widari, Sp.KJ., MARS mengatakan, perisitiwa seseorang bunuh diri dilihat bukan menjadi peristiwa tersendiri, namun merupakan satu rangkaian proses dari persoalan psikis yang dialami orang tersebut.
Sehingga, untuk mencegah seseorang memilih bunuh diri, masyarakat harus dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan terkait apa saja gejala dan langkah yang diambil, sehingga dapat mencegah seseorang melakukan bunuh diri.
"Bunuh Diri dapat dicegah dan ada sign (tanda) orang mau lakukan bunuh diri dan ketika orang katakan ia ingin mengakhiri hidupnya itu suatu tanda. Kadangkala kita tidak peduli kalimat itu, sehingga orang yang mengeluh didiamkan saja sehingga terjadi hal seperti ini," katanya
"Sehingga saat seminar nanti kami akan menjelaskan, apa gejala orang yang akan lakukan bunuh diri dan bagaimana kita bisa menolong orang dan memberikan bantuan sehingga tidak melakukan hal tersebut," jelasnya.
Pihaknya berharap, melalui seminar masyarakat juga mengerti dengan peran seorang psikiater untuk memberikan konseling dan mengerti tentang bagaimana tanda dari orang yang ingin bunuh diri dan bagaimana membantu orang yang berada dalam krisis tersebut.
• Kunjungi Labuan Bajo, Presiden RI Joko Widodo Ajak Ketua Umum HIPMI Mardani H Maming
• Pemkot Kupang Lakukan Penataan di 3 Lokasi, Ini Komentar Ketua IAI NTT
"Sehingga Harapannya angka bunuh diri bisa turun dan bisa dicegah bunuh diri," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)