Bom Ikan di Pantai Ende Soleman Sene Sebut Itu Kisah Lama
Peristiwa pemboman ikan di Pantai Ende Soleman Sene sebut itu kisah lama
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Kanis Jehola
Peristiwa pemboman ikan di Pantai Ende Soleman Sene sebut itu kisah lama
POS-KUPANG.COM | ENDE - Soleman Sene, warga Kota Ende yang mengaku pernah menjadi nelayan dan saat ini beralih menjadi pedagang ikan mengakui bahwa dahulu di sepanjang Pantai Ende mulai dari Bita Beach hingga ke Arubara maupun arah Ippi memang kerap kali terjadi pemboman ikan namun hal itu tidak lagi terjadi saat ini.
Kepada Pos-Kupang.Com, Rabu (15/1/2020), Soleman yang ditemui di Pantai Bita Beach, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, mengatakan bahwa dahulu memang kerap terjadi pemboman ikan di sepanjang Pantai Ende.
• Bom Ikan Marak Terjadi, Nelayan Sumba Timur Sayangkan Tak Ada Kapal Patroli di Laut
Menurutnya saat itu dilakukan pemboman ikan dengan alasan selain mempercepat proses penangkapan ikan juga dikarenakan para nelayan belum memiliki peralatan penangkapan ikan yang memadai. Selain itu pengawasan dari aparat keamanan tidak terlalu ketat.
Namun demikian saat ini pemboman ikan tidak lagi terjadi dikarenakan adanya kesadaran dari nelayan untuk tidak melakukan pemboman juga peralatan penangkapan ikan sudah cukup memadai serta pengawasan dari aparat keamanan cukup ketat.
• BREAKING NEWS: Kupang Dilanda Gempa 5,9 SR, Tak Berpotensi Tsunami
"Saat ini tidak ada alasan lagi dilakukan pemboman ikan oleh nelayan karena para nelayan sudah memiliki peralatan penangkapan ikan yang memadai. Beda dengan kami dulu pakai bom karena peralatannya tidak memadai selain bom maka terpaksa dilakukan pemboman," kata Soleman.
Meskipun demikian Soleman tidak menepis kalau saat ini memang masih ada pemboman ikan namun itu dilakukan diluar Pantai Ende yang jauh dari jangakuan aparat keamanan.
"Semestinya tidak usah lagi ada pemboman ikan karena bisa merusak ekosistem yang ada di laut," kata Soleman.
Soleman yang mengaku pada saat masih aktif menjadi nelayan dia kerap mencari ikan hingga ke arah Kabupaten Manggarai Timur dan perairan Kabupaten Sikka hanya dengan modal sampan dan bekal ubi kayu kering serta air putih. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius)