Di Nagekeo Ibu Rumah Tangga Ini Olah Sampah Plastik Jadi Tas Cantik, Simak Liputannya!

tak kehilangan akal ketika musim gelombang laut tinggi. Ia berputar otak bagaimana caranya mendapatkan uang.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Warga Marapokot Martina Bude (36) saat mengayam tas dari sampah plastik dirumahnya Desa Marapokot Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Senin (13/1/2020). 

Di Nagekeo Ibu Rumah Tangga Ini Olah Sampah Plastik Jadi Tas Cantik, Simak Liputannya!

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kreatifitas itu tanpa batas. Butuh kemauan dan komitmen yang serius untuk berkreasi.

Apalagi kreatifitas mencari nafkah atau uang. Hal itu membutuhkan komitmen yang serius untuk mendapatkan uang dengan cara yang halal.

Uang yang halal menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seseorang apalagi uang yang diperoleh dengan pengorban dan kerja keras yang tinggi.

Rasa bangga dan senang itu sudah pasti. Hal itu yang dialami oleh Martina Bude (36). Martina begitu ia akrab disapa. Martina banting tulang bekerja menafkai keluarganya. Kreatifitas yang Martina lakukan adalah mengolah sampah plastik menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Martina merupakan warga RT 3 Dusun 3 Desa Maropokot Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo.

Siang itu, suasana di kompleks Martina tampak sepih. Hanya terdengar hempasan ombak menghantam bibir pantai Maropokot.

Rumah Martina hanya berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai. Disebuah rumah panggung, tampak Martina ditemani seorang anak kecil sedang mengolah sampah plastik.

Tangan Martina begitu lembut, merakit sebuah tas yang bahan dasarnya adalah gelas kemasan air minum.

Martina tampak duduk lesehan, sambil memainkan jari jemarinya merangkai tas atau keranjang dari sudut satu ke sudut yang lainnya.

Martina sesekali menarik sebuah tali (senar) untuk memastikan model sebuah keranjang.

Siang itu, Martina sedang membuat tas atau keranjang. Hasilnya akan dijual di Pasar Nangadhero hingga mendapatkan uang.

Selama satu hari, Martina bisa menghasilkan satu buah kerang dengan harga 30.000 rupiah hingga 50.000 rupiah.

"Ini semua bahannya dari sampah plastik, dari gelas minuman atau air kemasan yang sudah dibuang. Saya manfaatkan untuk mengisi waktu luang," ujar Martina, kepada POS-KUPANG.COM, Senin (13/1/2020).

Pekerjaan Martina sangat didukung sang suami, Marianus Talo (45) dan anak-anaknya. Suami mengeliling kawasan pesisir pantai untuk mencari sampah plastik.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved