Duka Lembata Buat Sang Maestro Politik Piter Keraf
tampak pula Mantan Wakil Bupati Lembata Andreas Liliweri dan mantan Asisten 2 Setda Lembata Lukas Witak.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Duka Lembata Buat Sang Maestro Politik Piter Keraf
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Saat pesawat Trans Nusa yang membawa jenasah Petrus Boliona Keraf hendak mendarat di Bandara Wunopito, awan hitam menggelayut di atas cakrawala Kota Lewoleba, Rabu (8/1/2020) pagi sekitar pukul 09.45 Wita. Ratusan ASN lingkup Kabupaten Lembata berbaju putih, keluarga, dan masyarakat Lembata sudah menunggu di bandara.
Tangisan dari keluarga pecah ketika peti jenasah Mantan Pejabat Bupati Lembata berselimut Bendera Merah Putih itu tiba di pintu bandara. Jenasah sang politisi diterima dengan upacara protokoler pemerintahan.
Putra ketiga almarhum, Abdi Keraf, mewakili keluarga, menyerahkan jenasah kepada Pemkab Lembata untuk disemayamkan beberapa saat di Kantor Bupati Lembata.
Iring-iringan panjang mobil dan motor yang mengantar jenasah mantan Anggota DPRD Lembata tiga periode itu keluar dari bandara, hujan lebat mengguyur Kota Lewoleba seakan mengisyaratkan alam pun menangisi kedatangan raga kaku sang politisi kawakan tersebut.
Para ASN lingkup Pemkab Lembata melakukan penghormatan terakhir di lobi Kantor Bupati dipimpin langsung Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur. Usai disemayamkan selama 30 menit, jenasah langsung dibawa ke rumah duka di bilangan Kota Baru Lewoleba.
Para sahabat pun mendatangi rumah duka untuk memberi penghormatan terakhir. Di antara para sahabat dan rekan birokrasi, tampak pula Mantan Wakil Bupati Lembata Andreas Liliweri dan mantan Asisten 2 Setda Lembata Lukas Witak.
Kepada Pos Kupang, Andreas Liliweri menyanjung Piter Keraf sebagai politisi senior yang tegas tetapi tetap menjunjung tinggi persaudaraan. Dia mengisahkan sebagai wakil rakyat, Piter Keraf seringkali saling berselisih pendapat di ruang sidang dengan para anggota dewan lainnya.
Namun, ketika di luar ruang sidang, dia akan sangat menghargai dan menghormati para anggota dewan yang berselisih pandangan dengan dia. Menurut Andreas, almarhum selalu bisa menempatkan diri di dalam maupun di luar sidang.
"Secara formal dia bisa marah kita habis-habisan kalau kita salah, tetapi setelah itu dia akan merangkul kembali kita dan tetap anggap kita sebagai saudara, tidak ada dendam sama sekali," kata Andreas.
Jasa lainnya sebagai penjabat bupati, kata dia, adalah pembukaan jalur lingkar luar dari Desa Pada-Waijarang pada tahun 2000. Piter juga berjasa mendatangkan para ASN dari luar Lembata untuk mengabdi di Lembata sebagai kabupaten baru. Program lainnya juga adalah 'Tanam-Tanam' yang sejalan dengan program Gubernur NTT saat itu El Tari.
"Waktu itu dia mau sampai di sekolah itu tanam jambu mete, makanya tidak heran kalau sampai sekarang di kampung-kampung masih ditemukan banyak jambu mete. Itu sangat digalakkan oleh beliau. Tahun kedua dia perintahkan semua staf untuk turun periksa, sudah berapa hektare," tutur mantan Wakil Bupati Lembata Periode 2006-2011 itu.
"Yang saya lihat sampai akhir hidup dia itu, kalau di tempat formal dia marah marah betul tapi di luar dia baik, baik sekali," tegasnya.
Walaupun berseberangan di dalam jalur politik, Piter tetap menganggap semua orang sebagai sahabat dan saudara.
"Pertemanan dan persaudaraan itu yang utama. Di sidang mereka bisa baku marah, tapi di luar mereka sangat bersahabat. Di luar mereka tetap tegur sapa seperti biasa. Kami berteman sangat baik. Tidak pernah ada perasaan kita berseberangan politik. Kami tetap bersahabat," kenang Andreas.
Hal senada juga diutarakan Lukas Witak di rumah duka.
• BREAKING NEWS - Pesawat Boeing 737 Jatuh di Iran, 170 Orang Tewas
• Tasya Farasya Tiba-tiba Minta Maaf Kepada Luna Maya, Respon eks Ariel NOAH Jadi Sorotan
"Meskipun dalam ruangan mereka berselisih tapi di dalam ruangan saja, mereka selalu sapa dengan kata "Reu". Kata "Reu" itu sangat dalam maknanya bagi orang Lamaholot Lembata. Mereka ini orang-orang politik dan betul-betul paham bagaimana mengurus masyarakat," ungkap Lukas.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)