Jakarta Bakal Tenggelam, 7 Negara Lain Juga Akan ALami Nasib Serupa, Ini Data dan Penjelasannya

Banjir di sejumlah DKI Jakarta dan sekitarnya tengah menjadi sorotan. Banjir di wilayah Jabodetabek sejak Selasa (31/12/2019) itu bahkan memakan korb

Editor: Ferry Ndoen
Istimewa via Twitter BNPB Indonesia
Video penampakan mobil BMW hanyut terseret derasnya arus banjir viral di media sosial. 

"Kami menemukan, lebih dari 70 persen orang yang terdampak tinggal di delapan negara, yakni China, Bangladesh, India, Vietnam, Indonesia (Jakarta), Thailand, Filipina, dan Jepang," ungkap peneliti Scott Kulp dan Benjamin Straus.

Disebutkan dalam laporan tersebut, laut di pesisir Bangladesh, India, Indonesia, dan Filipina akan mengalami kenaikan lima sampai 10 kali lipat pada 2050.

Sementara di China, kenaikan muka air lautnya tiga kali lipat, dan di Bangkok, Thailand 12 kali lipat.

Padahal, saat ini sudah ada banyak penduduk di berbagai negara yang tinggal di area yang tanahnya lebih rendah dibanding permukaan laut.

Pol taksi Bluebird yang terendam banjir Jakarta (Tribunnews.com)
Kata panel ilmuwan PBB

Berkaitan dengan studi ini, Kompas.com (grup TribunJatim.com), meminta tanggapan peneliti iklim dan laut dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Intan Suci Nurhati yang juga terlibat dalam penulisan laporan iklim PBB Sixth Asessment Report.

Menurut Intan, laporan terbaru ini memaparkan metode yang lebih akurat.

"Jadi kan kita melihat bagaimana permukaan air laut berubah dan ini memang salah satu hal yang paling susah diprediksi secara akurat karena banyak faktor yang terlibat," ujar Intan, Kamis (7/11/2019).

Pemukiman warga di Pondok Gede, Jakarta Timur, terendam banjir, Rabu, 1 Januari 2020.
Pemukiman warga di Pondok Gede, Jakarta Timur, terendam banjir, Rabu, 1 Januari 2020. (TMC Polda Metro Jaya)

Pembakar dan Pemutilasian PNS Usai Hubungan Intim Divonis Mati Hakim Pengadilan Negeri, Info

Intan memberi contoh, ketika tebing-tebing es rubuh, hal ini akan berdampak besar pada permukaan air laut.

Namun, kapan kepastian rubuhnya itu yang susah diprediksi.

"Nah kalau dari paper itu sendiri, tadi sekilas saya baca, mereka menggunakan metode pengukuran yang lebih akurat. Dan mereka memberi contoh beberapa kota, termasuk Jakarta yang merupakan isu cukup hot ya (diprediksi tenggelam)," katanya yang juga merupakan panel ahli perubahan iklim antar pemerintah (IPCC) PBB.

Terkait perubahan muka laut yang selalu berubah, Intan mengatakan, saat ini panel ilmuwan IPCC PBB juga menyoroti isu perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut dengan merilis Special Report on Ocean and Cryosphere in a Changing Climate (SROCC), kajian terkait kondisi laut dan kriosfer (gletser, lapisan es, dsb) di dunia.

Warga Kampung Salahaur, Rangkasbitung turun ke sungai menangkap ribuan ikan mabuk di Sungai Ciujung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020)
Warga Kampung Salahaur, Rangkasbitung turun ke sungai menangkap ribuan ikan mabuk di Sungai Ciujung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020) (Istimewa, kiriman Warga)

"Kita tahu, permukaan air laut berubah. Berubahnya dari satu tempat ke tempat lain bisa sangat berbeda. Ini juga yang disoroti reportnya IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) PBB," ungkapnya.

Info Terbaru Pemain yang Dibeli Persib Maung Bandung Usai Igbonefo, Ini Daftar Nama Pemain

Menurut Intan, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi perubahan permukaan air laut.

Salah satu hal yang disorot dalam jurnal Nature Communication adalah pengaruh tingkat elevasi dan topografi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved