Penyerang Novel Baswedan Ditangkap, Tim Advokasi Mempertanyakan Kebenarannya
Kepolisian RI ( Polri) telah menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Novel Baswedan.
Diketahui, sebelum operasi dilakukan, kondisi mata Novel Baswedan lebih baik karena itu diperkirakan keadaan tersebut bagian dari penyembuhan.
Sketsa wajah pelaku
Selanjutnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis (saat itu) sempat merilis sketsa dua wajah orang yang diduga menjadi pelaku penyiraman air keras di Gedung KPK, Jakarta pada Jumat (24/11/2017).
Dalam pertemuan itu, Idham Azis menjelaskan bahwa hasil sketsa tersebut merupakan kerja dari tim Australian Federal Police (AFP) dan Pusat Inafis Mabes Polri.
Sketsa tersebut juga merupakan hasil analisis rekaman CCTV dan keterangan para saksi.
Setelah menjalani perawatan kurang lebih selama 1 tahun di Singapura, Novel Baswedan pulang ke Tanah Air pada Kamis (22/2/2018).
Novel kembali ke Indonesia sembari menunggu operasi tahap kedua pada matanya.
Pada tahap itu, nantinya dilakukan proses pemasangan agar bisa berfungsi lebih lanjut.
Saat tiba di Indonesia, muncul dukungan penuntasan kasus Novel Baswedan di media sosial dengan tagar #KamiBersamaNovel.
Pada pertengahan tahun 2018, Novel Baswedan menjalani operasi kecil pada mata kirinya di Singapura.
Tim khusus
Setelah menjalani operasi kecil, Novel kembali bekerja pada 27 Juli 2018.
Ini merupakan kali pertama Novel bekerja setelah kejadian penyiraman air keras pada 11 April 2017 lalu.
Kemudian, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (komnas HAM) membuat laporan hasil pemantauan terhadap kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
Disebutkan bahwa Novel Baswedan pernah menyampaikan adanya keterlibatan seorang jenderal polisi dalam kasus penyerangannya pada 21 Desember 2018.