Breaking News

Adian Napitupulu Saat Kolaps di Pesawat Terbang, Ini Dokter THT si Penolong Pertama, Kisah Info

Staf Adian Napitupulu, Musyafaur Rahman, menceritakan detik-detik ketika atasannya mengalami kolaps akibat serangan jantung dalam penerbangan dari Jak

Editor: Ferry Ndoen
KOMPAS.com/ IMAM ROSIDIN
Politisi PDIP, Adian Napitupulu saat ditemui di Denpasar, Sabtu (21/9/2019). 

Namun, bukan berarti penderita penyakit kardiovaskular tidak bisa naik pesawat.

Secara umum, perjalanan udara tidak menimbulkan risiko besar bagi kebanyakan orang dengan penyakit jantung.

Kondisi darurat medis di udara karena penyakit jantung hanya terjadi sekitar delapan persen saja.

Namun, beberapa orang dengan masalah jantung perlu menghindari naik pesawat terbang, setidaknya untuk sementara.

Lingkungan yang relatif biasanya memiliki tekanan oksigen yang rendah. Inilah yang membuat penderita penyakit jantung sebaiknya menghindari naik pesawat terbang.

Kabin pesawat biasanya memiliki tekanan udara yang setara dengan diberi tekanan yang setara dengan sekitar 8.000 kaki (2438 meter) di atas permukaan laut.

Ketinggian tersebut memang masih menyediakan oksigen yang cukup untuk kebanyakan orang dengan penyakit jantung.

Namun, mereka yang kondisi jantungnya tidak dapat beradaptasi dapat mengalami kesulitan, termasuk dispnea, sakit kepala ringan, atau angina.

Selain itu, penderita gagal jantung lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, kecemasan, stres, dekompensasi jantung, dan tromboemboli vena (VTE) selama perjalanan udara.

Penggumpalan darah di kaki (deep vein thrombosis) adalah salah satu risiko naik pesawat yang paling sering dihadapi penumpangnya. Hal ini terjadi karena kita diharuskan untuk duduk lama di kabin yang sempit sampai tiba di tujuan.

Jika dibiarkan terus, penggumpalan darah ini bisa lepas dan berjalan ke paru hingga menyebabkan emboli paru.

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah saat terbang, termasuk dehidrasi, kadar oksigen kabin yang lebih rendah, dan duduk untuk waktu yang lama.

Risiko tersebut jauh lebih tinggi untuk orang yang memiliki penyakit jantung.

Oleh karena itu, merangkum dari Very Well Health, penderita penyakit jantung seharusnya tidak melakukan perjalanan udara jika mengalami kondisi berikut:

Mengalami serangan jantung atau stroke dalam dua minggu terakhir

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved