Ahok Bongkar 142 Perusahaan Pertamina, Erick Thohir Heran Banyakny Anak dan Cucu PT Pertamina
Ahok Bongkar 142 Perusahaan Pertamina, Erick Thohir Heran Banyakny Anak dan Cucu PT Pertamina
Ahok Bongkar 142 Perusahaan Pertamina, Erick Thohir Heran Banyakny Anak dan Cucu PT Pertamina
POS KUPANG.COM -- Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati diminta Menteri BUMN Erick Thohir membongkar 142 anak usaha Pertamina.
Setelah menggelar rapat bulanan, Erick Langsung instruksikan meminta data rinci 142 anak usaha Pertamina itu harus dilaporkan kepadanya pada Januari mendatang.
Data-data tersebut diperlukan, karena Erick tak mengetahui bidang apa saja yang dikerjakan anak usaha Pertamina.
Menteri BUMN Erick Thohir sangat menanti laporan dari Ahok dan Nicke mengenai 142 anak usaha tersebut. Erick mengingatkan jangan sampai anak usaha hanya diisi oleh oknum dan menggerogoti Pertamina. Erick tak tanggung akan segera sikat oknum terkait.
Lebih lanjut Erick mengaku heran dengan jumlah anak usaha yang dimiliki Pertamina. Untuk itu Erick pastikan Ahok dan Nicke mampu merinci data tersebut.
• Sarwendah Tepis Tangan Betrand Peto yang Pegang Dadanya,Psikolog Benarkan Istri Ruben,Videonya Viral
• Oknum Guru SD Sekamar Tidur Berduaan dengan Perempuan Lain di Kamar Kost Digerebek Istri dan Pol PP
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati akan merampingkan seluruh anak dan cucu perusahaan yang saat ini jumlahnya mencapai 142 perusahaan.
Perampingan akan dilakukan dengan cara holding atau penggabungan bagi perusahaan yang memiliki core bisnis sama.
(KompasTV)

Ahok Jadi Juru Selamat Pertamina, Luhut Sebut Eks Veronica Tan Cocok Karena Pertamina Sumber Kekacuan
POS KUPANG.COM JAKARTA -- Masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuk Tjahaja Purnama ke Pertamina menimbulkan pro dan kontra.
Mantan suami Veronica Tan tersebut diharapkan mampu membawa pertamina menjadi perusahaan mampu memberikan kontribusi yang lebih baik untuk Indonesia.
Ia Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) merupakan langkah yang tepat.
Sebab, menurut dia, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang banyak mengalami masalah.
“Pak Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina, karena Pertamina sumber kekacauan paling banyak itu. Biar aja di situ," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Luhut menambahkan, sejumlah pihak menolak Ahok karena mereka takut.
Sebab, Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas jika melihat ada kecurangan.
“Orang yang enggak suka sama dia itu orang yang enggak suka diperiksa, yang enggak suka jujur, gitu aja," kata Luhut.
Sebelumnya, Erick mengumumkan bahwa Ahok telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Ahok didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina.
Penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina terjadi di tengah penolakan sejumlah pihak. Sebab, ia pernah berstatus sebagai narapidana dan kini ia merupakan kader PDI-P.
Ahok dan Dirut Pertamina Temui Jokowi, Apa yang Dibahas?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati didampingi Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas perkembangan industri energi dan petrokimia, salah satunya kesiapan biodiesel B30.
"Kita sampaikan di dalam mengenai kesiapan untuk penerapan B30. Jadi kita akan jalankan, semuanya sudah siap penerapan B30 di semua Terminal Bahan Bakar Minyak dan semua SPBU," kata Nicke usai pertemuan di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Menurut Nicke, dirinya juga melaporkan tentang progres pembangunan kilang minyak dan sejumlah pabrik petrokimia.
"Hal ketiga kami menerapkan digitalisasi SPBU. Kami akan menerapkan program itu agar bisa memonitor penyaluran BBM subsidi," ujar Nicke.
Sementara itu Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor.
"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok.
Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun. Sebelumnya Presiden menjelaskan nilai impor produk petrokimia mencapai Rp317 triliun.
Dibutuhkan investasi untuk mendirikan industri petrokimia di dalam negeri untuk memproduksi barang subtitusi impor sehingga dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan industri biodiesel B30 untuk mengurangi impor bahan bakar minyak. Baca juga: Pertamina Diskon Harga Avtur 20 Pers