Melki Laka Lena Minta Masyarakat NTT Jadi Mitra BPOM
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dapil NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena atau Melki Laka Lena meminta masyarakat NTT agar menjadi mitra dari BPOM
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dapil NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena atau Melki Laka Lena meminta masyarakat NTT agar menjadi mitra dari BPOM. Selain menjadi mitra, juga harus menjadi agen dan pengawas BPOM.
Hal ini disampaikan Melkiades Laka Lena ketika menyampaikan materi pada Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dan Makanan di Ball Room Grand Mutiara, Jalan Timor Raya, Rabu (11/12/2019).
• Tiap Tiga Bulan, Diskoperindag TTS Gelar Razia Makanan Ekspayer, Ini Temuannya
Kegiatan ini kerjasama DPR RI, Badan POM Pusat dan BPOM NTT. Melki sapaan Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah untuk menjadi agen dan mitra BPOM.
"Saya ajak kita semua baik di pemerintahan dan masyarakat menjadi agen pengawas bagi makanan yang akan dikonsumsi sehari - hari. Kita bisa menjadi agen pengawas bagi BPOM agar tidak terjadi keracunan makanan yang akan membunuh generasi muda NTT," kata Melki.
• Pelaku Video Viral Buang Ludah di Tempat Garam Warung Makan Ditangkap Polisi, Ini Pengakuanya
Dijelaskan, seluruh komponen masyarakat harus memastikan generasi muda sebagai pilar bangsa yang sehat secara Jasmani. Karena, lanjutnya keracunan makanan akan membuat gangguan kesehatan jangka pendek dan panjang berupa penyakit dan kematian mendadak.
Melki yang juga adalah Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini mengatakan, ada dua penyebab keracunan makanan saat pesta, yaitu dari pengelola makanan dan tamu sebagai penyantap.
"Makanan siap saji memang selalu rentan terhadap kandungan berbahaya, selain di tempat pesta, jajanan makanan di sekitar sekolah pun sangat rentan. Bisa karena kedaluarsa, dan tercampur dengan bahan berbahaya lainnya seperti formalin, boraks dan pewarna tekstil," katanya.
Lebih lanjut, Melki mengatakan penyebab lain adalah cara pengolahan makanan yang salah dan tidak hyegenis, termasuk cara penyimpanan yang dibiarkan di ruangan terbuka sehingga terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan bahan berbahaya.
"Agar tidak terjadi keracunan, maka pilihlah bahan makanan yang berkualitas baik. Adapun lima kunci keamanan pangan yang baik, yakni pilih bahan makanan yang layak dikonsumsi, pisahkan makanan mentah dan masak, jagalah suhu makanan dalam penyimpanan, jagalah kondisi tangan saat hendak makanan dan cucilah bahan makanan dengan air bersih dan bahan pencuci yang aman," ujarnya.
Melki juga mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan berangkat dari beberapa kasus keracunan makanan yang terjadi di NTT baik yang dikonsumsi sendiri di rumah dan di pesta. Karena, kurangnya pemahaman dan pengetahuan akibat kandungan berbahaya dan cara penanganannya.
"Kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat NTT sehingga waspada, dan mahir serta dapat mengetahui keamanan pangan guna meminimalisir terjadinya keracunan makanan di NTT, " ujarnya.
Sementara itu Kepala Subdit Inspeksi Pangan Steril Komersil BPOM Pusat, Chairun Nisa dalam pemaparan materinya mengatakan, pengawasan terhadap makanan adalah dengan metode KLIK (Kemasan, Label, Izin, dan Kedaluarsa).
"Untuk memastikan amannya makanan adalah dengan melihat kemasan, label, Izin Edar dari BPOM dan tanggal daluarsa. Selain itu juga konsumen harus memperhatikan penyimpanan yang aman misalnya suhu, tidak bercampur bahan berbahaya lain," kata Nisa.
Kepala BPOM Kupang, Drs. Sem Lapik mengatakan, upaya pengawasan bukan saja dilakukan oleh pemerintah saja melainkan juga masyarakat. Saat ini,lanjutnya, BPOM telah menyediakan aplikasi http://cekbpom.pom.go.id/ CekBPOM.pom.go.id" untuk mengecek seperti apa bahan makanan minuman yang akan di konsumsi.
"Aplikasi ini telah tersedia berupa aplikasi playstore android. Untuk itu, masyarakat dapat mengunduh dan dipergunakan apabila ada temuan makanan yang tidak sesuai standar keamanan, " kata Sem.