Demo Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang
Tak Diterima Direktur Politeknik Negeri Kupang, Ketua BEM Jevrianus V Djawa: Kami Kecewa
Tak Diterima Direktur Politeknik Negeri Kupang, Ketua BEM Jevrianus V Djawa: kami kecewa
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Bahkan, dirinya hampir dipukul oleh seorang pejabat yakni Pembantu Direktur IV, Piet Samara S.Sos., M.Si. "Saya hampir dipukul oleh Pudir IV. Hari ini saya turun, saya tidak kemana-mana," teriak Jefrianus.
Selain menuntut segala bentuk pungli di kampus itu dihentikan, pihaknya juga menuntut adanya fasilitas kampus yang memadai dan transparansi anggaran kampus. Sebab, lanjut dia, masalah tersebut terkesan dibiarkan oleh pihak kampus.
Infrastruktur yang kurang memadai yakni banyak atap gedung yang bocor hingga kamar WC yang rusak dan memakan korban calon mahasiswa PNK bernama Ardo Iki beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, karena ia kritis terhadap kampus, program BEM yang seharusnya dilakukan mahasiswa malah diambil alih oleh pejabat kampus dalan hal ini Pudir III PNK, Amros Tino. "Semenjak saya suarakan ini, program saya tidak jalan, Pudir III yang ambil alih, bukan lagi kepada BEM," paparnya.
Sehingga, pihaknya meminta untuk pengelolaan program mahasiswa harus dikembalikan kepada BEM. "Buat apa ada BEM kalau semua program dijalankan oleh pejabat kampus," katanya.
Sementara itu, Pembantu Direktur (Pudir) III PNK, Amros Tino saat hendak dikonfirmasi mengatakan, pihak kampus saat ini tengah melakukan rapat usai menerima kunjungan dari Tim Saber Pungli Kota Kupang dan Ombudsman RI Perwakilan NTT.
Pihaknya berjanji akan segera memberikan hak jawab dan klarifikasi. "Jadi, nanti akan diberikan keterangan kepada semua media," katanya.
Pihak kampus juga berjanji akan memberikan informasi dan memberitahu kepada awak media terkait persoalan dugaan pungli dan menyikapi aksi demonstrasi mahasiswa.
Namun, saat awak media ingin melakukan konfirmasi pada pukul 15.30 Wita, pihak kampus masih melakukan pertemuan.
"Bapak Pudir III masih melakukan rapat, nanti kami hubungi," kata seorang sekuriti kampus saat diminta untuk memberitahukan kepada pihak kampus agar memberikan komentar.
Selain itu, para pendemo dalam aksinya juga membawa bendera Merah Putih dan bendera PNK. Mereka juga membawa dua baliho bertuliskan 'Hilangkan Budaya Pungli' dengan hashtag #savePNK dan "Berikan Apa yang Menjadi Hak Kami'. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)