Puting Beliung di Rote

BREAKING NEWS: Puting Beliung Terjang Rote Barat Daya, Bocah Terkena Kerikil, Begini Kondisinya

Fiona yang menjadi korban itu terkena serpihan kerikil yang terangkat oleh angin puting beliung

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso

Puting Beliung Terjang Rote Barat Daya - Bocah 10 Tahun Terkena Kerikil

POS-KUPANG.COM|KUPANG-- Fiona Grifin Adu (10) menjadi korban angin puting beliung atau Tornado yang terjadi di Desa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao. Fiona mengalami luka pada bagian kepala.

Kapolres Rote Ndao, AKBP. Bambang Hari Wibowo, SIK, M.Si yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, melalui Kasubbag Humas Polres Rote Ndao , AIPDA. Anam Nurcahyo, S.IP , Rabu (4/12/2019) malam mengatakan, Fiona yang menjadi korban itu terkena serpihan kerikil yang terangkat oleh angin puting beliung. Angin ini berpusat di Padang Nggelak.

Dijelaskan, luka pada bagian kepala Fiona itu akibat serpihan kerikil yang di terangkat oleh angin puting beliung.
"Korban langsung dibawa ke Puskesmas Batutua untuk dirawat. Korban saat itu langsung mendapat perawatan medis," kata Anam.

Sedangkan material yang rusak, lanjut Anam, yakni rumah kuburan atau makam milik Anci Dami Ndun. "Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 1,5 juta," katanya.

Dikatakan, angin puting beliung yang terjadi itu berpusat di Padang Nggelak, Desa Meoain ,Rote Ndao itu terjadi pada Rabu (4/12/2019) sekitar pukul 12.00 wita..

Anam mengakui, saat kejadian tersebut Kapolsek Rote Barat Daya IPDA. Yeni Setiono, S.H dan empat anggota serta Anggota Koramil 1627 - 03 Batutua turun ke Lokasi untuk mengecek.

"Hasil Pengecekan Kapolsek Rote Barat Daya dengan hasil bahwa akibat angin itu ada satu pelajar yang mengalami luka dan juga ada satu rumah makam atau kuburan yang rusak," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, akibat dari angin puting beliung tersebut tidak terjadi dampak yang meluas di pemukiman masyarakat secara material maupun korban jiwa.

Mulai April 2020, Inilah Deretan Smartphone yang Tak Bisa Whatsapp & Bakal Diblokir Pemerintah

Inilah 5 Fakta Perceraian Ustadz Abdul Somad UAS dan Istri Mellya Juniarti, Apa Penyebabnya?

"Angin puting beliung tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 Wita hingga Pukul 13.00 Wita," ujarnya.(Laporan Reporter POS -KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

VIDEO: Angin Puting Beliung Terjang Desa Oebelo, Oktovianus Lopes Lolos dari Maut. Ini VideonyaPOS-

KUPANG.COM, KUPANG -- VIDEO: Angin Puting Beliung Terjang Desa Oebelo, Oktovianus Lopes Lolos dari Maut. Ini Videonya

Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Minggu (24/11/2019).

Akibat kejadian tersebut, puluhan rumah rusak dan rumah lainnya rata dengan tanah.

Seorang warga RT 23, RW 08 Dusun 4 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Oktovianus Lopes Ximenes (48) turut menjadi korban dalam kejadian tersebut.

 VIDEO: Polres Ende Tingkatkan Status Kasus Kematian Ansel Wora, ASN Di Dishub Ende. Ini Videonya

 VIDEO: Kajari Sumba Timur Serahkan Uang Rp 119,5 Juta Kepada Bupati Gidion. Ini Videonya

 VIDEO: Indahnya Toleransi di Lembata. Majelis Taklim Jadi Panitia Pesparani Katolik. Tonton Videonya

Pria yang berprofesi sebagai tukang las dan membuka bengkel di rumahnya itu, mengalami sakit di kedua bahunya dan luka robek akibat tertikam paku tepat di kepalanya.

Luka itu dialami Oktovianus, karena tertimpa reruntuhan kayu dan seng dari garasi bengkel miliknya yang roboh, ketika terjangan angin puting beliung.

Di sel-sela aktivitasnya membersihkan puing-puing rumahnya, Senin (25/11/2019), Ximenes mengaku dirinya tidak menyangka bencana menimpa desa itu.

Kronologi kejadiannya, tutur Oktovianus, yakni sekitar pukul 15.00 Wita, ia sedang mengelas satu unit pick up yang parkir di garasi bengkel miliknya.

Tak lama berselang, hujan deras disertai angin kencang. Beberapa saat kemdian, atap-atap rumah beterbangan dan menghantam rumah lainnya, termasuk rumah miliknya.

"Saya sementara las. Tiba-tiba angin puting beliung tiup rumah lain rata tanah. Atap-atap rumah beterbangan termasuk atap bengkel las di rumah saya. Saat itu, atap bengkel ini terangkat dan jatuh lagi. Saat jatuh itulah menghantam kepala dan bahu saya," tuturnya.

Saat itu, katanya, ia tak sempat menyelamatkan diri, karena ia sama sekali tak menyangka akan adanya kejadian tersebut. Kejadiannya begitu cepat tuturnya.

Sementara itu, sang istri, Afrina Baki (34) beserta 3 anggota keluarga tengah berada di dalam rumah.

Akibat kejadian itu, Oktovianus bersimbah darah. Ia pun pusing karena banyak darah keluar dari kepalanya.

"Saya pusing-pusing  karena terlalu banyak darah keluar dari kepala saya. Kepala saya ini luka karena dihantam paku. Untungnya alat las saya aman, kalau meledak, maka istri dan anak juga pasti habis (meninggal)," ujarnya.

Dalam kejadian itu, katanya, rumahnya roboh dan semua barang berharga lainnya basah terkena hujan.

Total kerugian yang diderita, lanjut Ximenes, diperkirakan mencapai Rp 50 juta.

Sementara itu, Afrina Baki (34) mengaku kaget karena bencana tersebut terjadi begitu cepat.

Saat kejadian itu, ibu rumah tangga ini sedang berada di rumah bersama anak-anaknya.

Saat itu, Afrina melihat angin bertiup seperti gasing lalu mengangkat apa pun.

Saat itu, katanya, ia membawa tiga anaknya lari dari rumah untuk mencari perlindungan.

 VIDEO: Hujan Pertama di Kupang Langsung Makan Korban. Banyak Rumah Warga Rusak. Ini Videonya

 VIDEO: HEBOH. Detik-detik Insiden Adu Mulut Anggota Dewan Dengan Ketua DPRD Lembata. Ini Videonya

 VIDEO: Nakertrans Manggarai Barat Dituding Pilih Kasih Dalam Melayani Pelamar CPNS. Ini Videonya

"Hujan angin dan tiba-tiba angin taputar (terputar) dan semua terangkat. Saya mau buka pintu tidak bisa karena angin. Saya usaha lagi dan buka pintu lalu lari bersama anak-anak," ujarnya.

"Keluar semua, ini angin puting beliung nanti kita mati semua," ungkapnya.

Di tengah derasnya hujan, Afrina melarikan diri dan mengamankan anggota keluarga agar tidak tertimpa reruntuhan bangunan rumah.

Namun, sang suami yang berada di bengkel kecil di samping rumahnya mengalami luka-luka.

Keluarga Oktovianus berharap, pemerintah dapat segera menangani musibah yang dialaminya beserta puluhan warga lainnya. (POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Tonton Videonya Di Sini:

Kemarin puting beliung terjang Rote Barat Daya, kenali sifat dan indikasi angin yang merusak dan mematikan

POS-KUPANG.COM - Angin puting beliung atau Angin Tornado menerjang Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT, khususnya di Deesa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Rabu (4/12/2019).

Dilapokran bahwa bocah berusia 10 tahun Viona Grifin Adu menjadi korban dari angin yang merusak bahkan mematikan itu.

Kapolres Rote Ndao, AKBP. Bambang Hari Wibowo, SIK, M.Si yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, melalui Kasubbag Humas Polres Rote Ndao , AIPDA. Anam Nurcahyo, S.IP , Rabu (4/12/2019) malam, mengatakan, Fiona yang menjadi korban itu terkena serpihan kerikil yang terangkat oleh angin puting beliung.

"Korban langsung dibawa ke Puskesmas Batutua untuk dirawat. Korban saat itu langsung mendapat perawatan medis," kata Anam.

Sedangkan material yang rusak, lanjut Anam, yakni rumah kuburan atau makam milik Anci Dami Ndun.

"Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 1,5 juta," katanya.

Dikatakan, angin puting beliung yang terjadi itu berpusat di Padang Nggelak, Desa Meoain, Rote Ndao itu terjadi pada Rabu (4/12/2019) sekitar pukul 12.00 wita hingga pukul 13.00 Wita.

Anam mengakui, saat kejadian tersebut Kapolsek Rote Barat Daya IPDA Yeni Setiono, S.H dan empat anggota serta Anggota Koramil 1627 - 03 Batutua turun ke lokasi untuk mengecek keadaan.

"Hasil pengecekan Kapolsek Rote Barat Daya, bahwa akibat angin itu ada satu pelajar yang mengalami luka dan juga ada satu rumah makam atau kuburan yang rusak," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, akibat dari angin puting beliung tersebut tidak terjadi dampak yang meluas di pemukiman masyarakat secara material maupun korban jiwa.

"Angin puting beliung tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 Wita hingga Pukul 13.00 Wita," ujarnya.

Berikut adalah video angin puting beliung di Desa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT, Rabu (4/12/2019).

Kenali Indikasinya!

Fenomena puting beliung banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.

Saat sedang terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Puting beliung sejatinya merupakan fenomena alami yang biasa terjadi. Hal itu terutama ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdurasi singkat.

Namun pusaran angin puting beliung yang dihasilkan bersifat merusak dan mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang dilewatinya.

Tak jarang fenomena angin puting beliung ini membuat masyarakat panik.

Angin puting beliung bisa juga terjadi di laut.
Angin puting beliung bisa juga terjadi di laut. (Thinkstock)

Sebenarnya, apa puting beliung itu?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan bahwa puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari Awan Cumulonimbus (CB) dan terjadi di daratan.

Jika putaran angin terjadi di perairan, lanjut Miming, fenomena dinamakan water spout.

“Puting beliung terbentuk dari jenis awan CB, tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung,” kata Miming kepada Kompas.com, Minggu (27/10/2019) siang.

Miming menambahkan, terdapat kondisi tertentu yang menyebabkan puting beliung, seperti kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu.

Hal tersebut mengindikasikan udara sangat tidak stabil.

Miming menyampaikan, fenomena puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim, yaitu pada Maret-Mei atau September-November.

Indikasi puting beliung

Terdapat beberapa indikasi umum untuk dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung/hujan es/hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Apa saja?

1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

2. Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah. Ini diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 lebih dari 4 derajat celcius, disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb atau lebih dari 60 persen.

3. Umumnya mulai pukul 10.00 pagi tampak tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis). Di antara awan tersebut, terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

4.Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb atau Cumulonimbus.

5. Pohon di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.

6. Terasa adanya sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.

7. Biasanya, hujan yang pertama kali turun merupakan hujan deras secara tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

8. Apabila 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Sementara itu, Miming menyampaikan bahwa sifat-sifat puting beliung/angin kencang berdurasi singkat, seperti:

1. Sangat lokal.

2. Luasannya berkisar antara 5-10 kilometer.

3. Lama waktu terjadinya, umumnya sekitar kurang dari 10 menit.

4. Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba).

5. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.

6. Umumnya bergerak secara garis lurus.

7. Sangat sulit diprediksi secara spesifik, baik waktu tepatnya maupun lokasinya. Kemungkinan bisa diprediksi 0.5-1 jam sebelum kejadian, jika melihat atau merasakan tanda-tandanya.

8. Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya). Tapi, tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung

9. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.

10. Sangat sulit diprediksikan karena sifat kejadian fenomenanya sangat lokal.

Miming mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon-pohon rimbun, terutama pohon tua atau mudah roboh.

"Karena angin puting beliung jika mengenai pepohonan dapat menumbangkan pohon-pohon yang rapuh," tutur dia.

Selain itu, hindari penggunaan atap-atap yang tidak permanen pemasanganya dan mudah terbang.

Saat puting beliung terjadi, ujar Miming, seseorang harus berlindung dalam ruangan yang kokoh dan menghindari posisi berada di dekat pohon-pohon yang memiliki potensi roboh oleh angin.

"Harus menghindarinya (menghindari angin puting beliung atau tidak mendekatinya)," papar dia..

(POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru/Kompas.com)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved