Peremuan Yazidi yang Diculik dan Diperkosa Anggota ISIS Bertemu Pemerkosanya, Ini Reaksi Pelaku
Peremuan Yazidi yang Diculik dan Diperkosa Anggota ISISI Bertemu Pemerkosanya, Ini Reaksi Pelaku
Peremuan Yazidi yang Diculik dan Diperkosa Anggota ISISI Bertemu Pemerkosanya, Ini Reaksi Pelaku
POS KUPANG.COM, BAGHDAD -- Seorang perempuan Yazidi dengan berani menghadapi anggota ISIS yang pernah menjadikannya sebagai budak seks.
Ashwaq Hajji Hameed baru berusia 14 tahun ketika kelompok ekstremis itu menculiknya, dan dilecehkan selama dalam penahanan.
Ashwaq berhasil melarikan diri dari sekapan ISIS, dan kemudian meninggalkan Irak demi memulai kehidupan baru di Jerman.
Tetapi tahun lalu di Stuttgart, dia bertemu dengan Abu Humam, teroris yang memperkosa dan menjadikannya sebagai budak seks.
Pertemuan itu membuat Ashwaq tidak aman. Dia memutuskan keluar dari Jerman, dan hidup bersama dengan ayahnya di Irak.
• Belum Aman, Begini Skenario Timnas U23 Indonesia Lolos Semifinal SEA Games
• Rocky Gerung Disuruh Pilih Dua Wanita Cantik, Dian Sastro atau Cania Citta, Ini jawaban Sang Filsuf
• Veronica Tan Dipuji Gegara Perlakuannya ke Suami Puput Nastiti Devi,Ibu Nicholas Sean Sudah Move On?
Setahun kemudian seperti dilaporkan Daily Mirror pekan lalu, keduanya bertemu lagi. Tapi, kali ini Humam diborgol.

Tangan Humam diborgol setelah dia ditangkap di Irak. Ashwaq pun berkesempatan dengan orang yang sudah menghancurkan kehidupannya.
Dalam pertemuan yang diabadikan oleh Badan Intelijen Irak itu, Ashwaq meminta supaya pria itu menatap matanya.
Humam tidak beradu pandang dengan Ashwaq. Dia hanya terisak sembari menatap sepatunya dalam rekaman yang disiarkan pada pekan lalu.
"Mengapa engkau melakukannya kepadaku. Mengapa? Karena aku Yazidi?" desak Ashwaq kepada Humam seperti dikutip RTL.
"Saya baru berusia 14 tahun ketika engkau memperkosa saya. Angkat kepalamu. Apa engkau punya saudara perempuan? Apa engkau punya kehormatan?" tanyanya.
"Kau telah menghancurkan hidupku. Engkau telah merenggut segalanya dariku. Segala yang kuimpikan," ujar gadis 20 tahun itu.
Ashwaq sempat melapor kepada polisi dan pusat penampungan pengungsi mengenai pertemuannya dengan Humam tersebut.
Tetapi, polisi Jerman mengaku mereka tidak bisa berbuat banyak karen Humam juga terdaftar sebagai pengungsi.