Beita Tamu Kita

Tamu Kita: Prof. Fredrik L Benu: Undana Telah Bertransformasi

Tamu Kita: Prof. Fredrik L Benu: Undana Telah Bertransformasi. Undana terus melakukan pembenahan dan reformasi pelayanan

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Dokumentasi keluarga
Prof. Ir. Fredrik L Benu, M.Si, PhD, bersama istri. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Menjadi pemimpin di sebuah institusi pendidikan khususnya pendidikan tinggi dengan jumlah mahasiswa yang hampir mencapai 30 ribu orang, dengan staf pendidik yang kurang lebih 1000 orang, tidaklah mudah.

Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang sudah berdiri sejak tahun 1962 dan telah memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di NTT ini cukup lama.

Seiring dengan usianya, Undana terus melakukan pembenahan dan reformasi pelayanan. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemimpin yakni Rektor Undana Kupang, Prof. Ir. Fredrik L Benu, M.Si, PhD.

Rizieq Shihab Bantah Klaim Mahfud MD,Sebut Utusan Pemerintah di Arab Saudi Pernah Minta Keterangan

Dua periode sudah pemimpinanya dan sudah banyak gebrakan yang dilakukan agar Undana tetap menjadi Perguruan Tinggi yang mengglobal.

Apa saja strategi yang dilakukan untuk menjadikan Undana Kupang sebagai perguruan tinggi yang makin berkualitas dan mendunia?

Ikuti wawancara wartawati Pos Kupang, Apolonia Matilde Dhiu dan Hermina Pello, dengan Prof. Ir. Fredrik L Benu, M.Si, PhD, di ruang kerjanya, Kamis (28/11/2019).

Sudah dua periode Anda menggawangi Undana. Sejauh mana Anda membawa lembaga ini sehingga bisa bersaing dengan PT lainnya di luar NTT bahkan di dunia?
Yah, memimpin sebuah institusi pendidikan tinggi dengan jumlah mahasiswa dan staf pendidik yang banyak sangat tidak mudah. Namun, berkat manajemen kepimpinan yang baik dan kerja sama denga pihak Undana bisa berjalan sejauh ini. Kalau dulu Undana berstatus sebagai Satker, saat ini tidak hanya Satker sebagaimana universitas lainnya di Indonesia bagian timur. Tetapi telah berkembang menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Di Indonesia ada tiga status, yaitu Satker, BLU, dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTBNH). Dan, PTBNH di Indonesia hanya sekitar 12 universitas.
Kebanyakan masih Satker dan Undana bersyukur pada tahun 2017 telah membuat reformasi mengubah status dari Satker menjadi BLU.

Pelatih Persib, Robert Kalah dari Bali United Ganggu Mental Maung Ini Harapan untuk Omid Nazari dkk

Bisa Anda ceritakan perjalanan Undana dari Satker menjadi BLU saat ini?
Transformasi itu tidak mudah. Dibutuhkan pemimpin yang kuat, punya komitmen dan visi yang jauh ke depan untuk meningkatkan pelayanan di tengah-tengah dinamika pelayanan kita yang terpaku dengan model pelayanan konvensional.

Ada tantangan untuk mencapai status BLU Undana. Apa saja tantangannya?
Seiring dengan perubahan status, walaupun banyak tantangan tapi sebagai rektor saya berterimakasih dengan dukungan dari segala pihak, seluruh pemimpin, pegawai, mahasiswa, dosen, kami dapat melakukan transformasi ini secara baik. Kalau masyarakat NTT bisa melihat saat ini, Undana Kupang sudah melakukan perubahan. Pelayanannya lebih baik, semua Sistim Informasi Akademik (SIAK) sudah berbasis online, pelayanan perencanaan sudah online, dan semua bentuk pelayanan lainnya, semua sudah dalam bentuk online.
Saat ini, Undana Kupang sudah menerapkan manajemen berdasarkan performances. Jadi performances base management, jadi seseorang itu memberikan pelayanan, dari kerja dan sebagainya harus berdasarkan performances dan kinerja. Undana sudah menerapkan Quality Performances Indicator (QPI). Sekarang semua dosen tidak bisa memberikan pelayanan konvensional seperti sebelumnya. Semuanya dalam sistem, apa yang kau kerjakan harus termuat didalam sistem dan semua pekerjaan dihitung nilai pekerjaanya (job valuenya) dan konversi penjumlahannya, sehingga seseorang dengan pangkat dan golongan yang sama, masa kerja yang sama, tetapi gaji setiap bulan tidak sama terakumulasi di dalam QPI.
Di sini ada 17 kategori, yakni pelayanan minimum 30 persen harus terpenuhi, kalau kau tidak memenuhi 30 persen maka gaji pokok tidak dibayar, sedang 70 persen adalah kinerja. Memberikan kinerja baik akan dibayar secara baik.
Transformasi seperti ini tidak mudah kita lakukan dan itu membutuhkan waktu. Saya pikir mungkin di NTT, instrumen di daerah sini yang melakukan manajemen seperti itu hanya ada di Undana. Banyak pihak khususnya pemerintah daerah yang sudah juga melakukan komunikasi dengan kami untuk menerapkan sistem berbasis kinerja seperti yang dilakukan Undana, tapi tidak mudah, perlu waktu yang panjang. Termasuk, kesiapan sumber daya manusia dan kesiapan sistemnya.
Undana bersyukur bisa melakukan itu, walau belum sempurna, perlu ada pembenahan-pembenahan. Karena, sitem juga terus berkembang setiap saat.

Laga Persib Vs Persela di Si Jalak Harupat Besok, Maung Bandung Berada Dalam Situasi Sulit

Apa yang menjadi ciri khas dari Undana Kupang?
Yah. Setiap universitas diminta untuk memiliki Centre of Excellent. Jadi kami sudah memiliki Center of Excellent, yakni lahan kering kepulauan. Semua sistem di Undana harus merefleksikan Centre of Excellent Undana, yang dulu kita sebut karya ilmiah pokok di dalam berbagai bentuk pelayanan. Kurikulumnya juga harus ada muatan lokal, unggulan dari Undana adalah lahan kering kepulauan, demikian juga penelitian, pengabdian, semuanya harus merupakan ciri. Itulah penciri Undana sebagai suatu universitas dengan keunggulannya di lahan kering kepulauan.
Dalam kedudukan dan tanggung jawab sebagai rektor, saya bertanggung jawab terhadap itu. Sampai saat ini sudah memasuki usia jabatan tahun keenam, dan pada saat yang sama tentu kinerja pribadi adalah tugas yang utama adalah dosen. Jabatan sebagai rektor adalah tugas tambahan, tugas utama itu adalah tetap menjalani Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni menjadi dosen melayani, meneliti dan mengajar, dan pengabdian terhadap masyarakat. Tiga komponen ini harus tetap ada.

Bagaimana Anda membagi tugas menjadi Rektor dan harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi?
Membagi tugas tentu tidak mudah. Tidak mungkin saya melaksanakan tugas sendiri, bagi seorang pemimpin perlu dukungan dari seluruh pejabat, seluruh dosen dan komponen civitas pendidikan. Tetapi secara pribadi saya melaksanakan tugas yang sama. Walaupun beban tugas pelayanan sebagai rektor dan pejabat yang lain itu beda-beda, untuk memenuhi standar pelayanan minimum itu beda-beda.
Syukur, kami bisa melakukannya, sehinggaa kami juga diakui performances secara personal, kami mendapat penghargaan internasional juga.

Gubernur Laiskodat Bongkar Perspektif Minim Masyarakat NTT Terhadap Kaum Disabilitas

Anda baru saja mendapatkan Award dari Curtin University Australia. Bisa dijelaskan?
Saya tamat dari Curtin University Australia. Dan, setiap tahun universitas tersebut menyeleksi alumni yang terbaik di seluruh dunia. Tahun ini, saya diseleksi dari seluruh dunia sebagai alumni terbaik di bidang scince dan engineering, namanya The Best a Curtin Alumni Chip Award. Saya diundang ke sana untuk berbicara dan menerima award. Suatu penghargaan bagi saya secara pribadi, tetapi yang lebih penting penghargaan untuk institusi Undana Kupang. Tidak mungkin saya mencapai performances seperti itu, kalau tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Ada tantangan tersendiri saat ini, setelah melewati enam tahun masa jabatan.
Dulu, saat masih Direktorat Pendidikan Tinggi, dipisah dari Pendidikan dan Kebudayaan, saya selalu melakukan kritik terhadap kebijakan tersebut. Direktorat Pendidikan Tinggi gabung dengan Ristek namanya Ristekdikti, saya melakukan kritik bahwa pendidikan itu tidak bisa dipisah dari kebudayaan. Karena pendidikan adalah produk budaya, dan perkembangan kebudayaan nasional dewasa ini banyak mendapat kontribusi dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi.
Bagaimana mungkin dunia pendidikan tinggi hanya dikaitkan dengan ristek. Betul komponen utama, tapi kalau hanya dikaitkan dengan ristek maka tidak ada lagi roh dunia pendidikan. Karena kehilangan kultur budaya.

Gubernur Laiskodat Bongkar Perspektif Minim Masyarakat NTT Terhadap Kaum Disabilitas

Bagaimana dengan saat ini?
Saat ini di bawah kepemimpinan periode kedua Presiden Joko Widodo, dunia pendidikan tinggi kembali Direktoratnya terpisah masuk ke Pendidikan dan Kebudayaan, sudah sesuai dengan harapan. Banyak pihak mengharapkan supaya pendidikan holistik diurus mulai dari pendidikan pra-studi sampai kepada pendidikan tinggi, jadi Paud bahkan sebelum Paud juga harus holistik. Karena menyangkut kebudayaan nasional.
Hanya, kami mendapat tantangan dengan kebijakan baru, kebijakan dari pemerintah saat ini. Dunia pendidikan bergabung dengan pendidikan dasar dan menengah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi khusus fungsi pengabdian dan penelitian digabungkan ke Ristekdikti.

Anies Baswedan Disambut Meriah Peserta Reuni Akbar 212,Gubernur DKI Itu Dijuluki Dengan Sebutan Ini

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved