Singgung Mafia Gas, ini Kata Arya Sinulingga soal Dipilihnya Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina
Alasan penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai pimpinan perusahaan BUMN akhirnya diungkap oleh Staf khusus BUMN, Arya Sinulingga.
"Makelar untuk didol (dijual) kata orang Jawa tuh, dijual, pembelinya kita," kata Kurtubi.
"Nah sekarang kalau ingin efisien beli aja minyak mentah dari produsen," imbuhnya.
Kurtubi tidak membantah bahwa selama ini Pertamina bekerja demikian.
"Saya tanya apakah selama ini selalu lewat makelar?," tanya Aiman Witjaksono sebagai presenter.
"Kelihatannya seperti itu," jawab Kurtubi.
Namun, saat ditanya apakah kehadiran Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bisa tangani masalah tersebut, Kurtubi menilai bahwa seharusnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu bisa melakukannya.
"Dan diharapkan dengan Ahok di sana, memutus makelar-makelar itu, termasuk bintang tiga polisi?," tanya Aiman lagi.
"Mustinya, jadi enggak usah bintang tiga. Solusinya sangat gampang, perintahkan Pertamina deal bisnis membeli minyak mentah membeli BBM, elpiji dari luar negeri langsung dari produsennya," jawab Kurtubi.
Kemudian Aiman kembali bertanya mengapa hal itu selama ini dibiarkan terjadi.
Apakah ada kepentingan-kepentingan di balik hal itu.
"Kenapa kemudian selama ini tidak pernah bisa dibongkar apakah karena tidak ada keberanian, karena orang-orang besar semua atau karena memang semuanya mendapatkan keuntungan?," tanya Aiman.
"Dipersepsikan bahwa Pertamina tidak bisa beli langsung dari produsennya," jawab Kurtubi.
Kendati demikian, Kurtubi menilai hal itu sangat janggal.
Mengapa hal itu terjadi orang-orang yang bersangkutan tidak melapor pada Menteri Perdagangan.
"Saya bertanya yang melarang membeli dari produsen itu siapa? Saya bilang kalau memang dilarang membeli minyak mentah, membeli BBM, membeli elpiji dari produsennya langsung, siapa yang melarang, kalau ada perusahaan yang melarang, kalau ada negara lain yang melarang."
"Laporkan ke Kementerian Perdagangan ke WTO. WTO itu adalah organisasi yang mengatur perdagangan dunia yang sangat menjunjung tinggi efisiensi," ujar Kurtubi panjang lebar.
(*)