Remaja Gantung Diri
Kadis Pendidikan TTS Angkat Bicara Terkait Kasus Bocah 14 Tahun Yang Tewas Gantung Diri
pendidikan keluarga sangat penting untuk mengarahkan anak-anak agar tidak mengambil jalan yang salah, seperti bunuh diri.
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Kadis Pendidikan TTS Angkat Bicara Terkait Kasus Bocah 14 Tahun Yang Tewas Gantung Diri
POS-KUPANG.COM|SOE -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Edison Sipa menyayangkan langkah yang diambil Ignasius Sonbai (14) bocah yang masih duduk dibangku kelas VIII SMP Negeri 2 Sambet yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Menurutnya, apa yang dialami korban tak lepas dari kurangnya pendidikan keluarga.
Pasalnya menurut Edison, pendidikan keluarga sangat penting untuk mengarahkan anak-anak agar tidak mengambil jalan yang salah, seperti bunuh diri.
"Peran orang tua sangat besar dalam mengasuh dan membimbing anak-anak agar tidak salah jalan. Pendidikan dalam keluarga sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan kasih sayang dan apa yang hak-haknya terpenuhi dengan baik," ungkap Edison kepada pos kupang.com, Minggu (24/11/2019) malam.
Dirinya juga sangat menyayangkan orang tua korban (ayah korban) yang pergi meninggal korban sehingga korban terpaksa harus tinggal bersama mama besarnya.
Padahal diusia yang masih 14 tahun, korban masih sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang dan bimbingan dari orang tua kandungnya.
"Saya sangat sesalkan keputusan yang di ambil ayah korban yang pergi meninggalkan anak kandungnya. Padahal, diusia seperti korban masih sangat membutuhkan kehadiran sosok orang tua. Apa lagi ibu korban diketahui sudah meninggal," tambahnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Jamari, SH, MH menghimbau kepada orang tua agar memberikan perhatian ekstra terhadap anak-anak karena dengan perkembangan teknologi seperti saat ini membutuhkan peran orang tua dalam melakukan pengawasan dan kontrol terhadap anak-anak.
Kasus yang dialami Ignasius tak lepas dari kelalaian orang tua dalam melakukan pengawasan dan kontrol terhadap anak-anak.
"Orang tua harus memberikan pengawasan dan kontrol terhadap anak-anak. Hal ini penting untuk memantau perkembangan anak-anak. Apa yang dialami korban Ignasius tak lepas dari kurangnya pengawasan orang tua. Apa lagi diketahui korban tinggal bersama tantanya bukan orang tua kandungnya," ujarnya.
Untuk diketahui, Ignasius Sonbai (14), warga Desa Sambet, Kecamatan Amanatun Utara, Minggu (24/11/2019) ditemukan tewas gantung diri di atas pohon asam. Hingga saat ini, motif korban memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri masih menjadi misteri.
Ada dugaan, korban stres pasca ditinggal kedua orang tuanya. Sang ibu diketahui sudah meninggal dunia. Sedangkan sang ayah, diketahui sudah pergi meninggalkan korban. Korban selama ini tinggal bersama mama besarnya, Orpa Halla.
Kapolsek Ayotupas, Ipda Djemi Soleman yang dikonfirmasi pos kupang.com, Minggu malam membenarkan adanya kasus bunuh diri di Desa Sambet. Terkait kronologi kejadian dikatakan Djemi,
Pada pagi hari korban keluar dari rumah, tanpa memberi tahu Orpa Halla. Sekitar pukul 10.00 WITA, saksi Orpa mendengar adanya suara teriakan dari belakang rumah saksi. Saksi pun bergegas ke belakang rumah untuk mengecek siapa yang berteriak.
" Korban diketahui keluar dari rumah mama besarnya Minggu pagi tanpa memberi tahu mama besarnya hendak kemana," ujarnya.
• Inilah 8 Tanda Awal Penyakit Jantung, Mulai Sakit Perut hingga Keringat Berlebihan, Waspada!
• Curhat ke Boy William, Penyebar Video Luna Maya - Ariel NOAH Menyeruak, eks Reino Barack Kecewa?
Saat saksi sampai di belakang rumah lanjut Djemi, saksi kaget karena melihat korban dalam posisi tergantung pada tali yang diikat pada pohon asam. (Laporan Reporter Pos Kupang. Com, Dion Kota)