Berita Healthy

dr. Kresnawati Wahyu Setiono, MCTM: Bahaya Membuang Bangkai Hewan ke Sungai

Bahaya membuang bangkai hewan ke sungai.Babi yang mati di Sumatera Utara memiliki penyebab penyakit berbeda dengan di Kupang.

Dokumentasi pribadi
dr. Kresnawati Wahyu Setiono, MCTM 

POS-KUPANG.COM|KUPANG- Belakangan ini sedang marak kasus kematian hewan ternak khususnya babi baik di Sumatera Utara dan Kupang.

Babi yang mati di Provinsi Sumatera Utara memiliki penyebab penyakit yang berbeda dengan di Kupang.

Kematian babi di Sumatera Utara disebabkan oleh virus Hog
Cholera atau classic swine fever, sedangkan pada kematian babi di Kupang disebabkan oleh African swine fever, yang artinya disebabkan oleh dua virus yang berbeda.

Dulu Sering Bertengkar dengan Guru, Ketua DPD REI NTT: Ada Satu Guru Spesial Buat Saya

Sebenarnya kasus kematian Babi baik akibat Hog Cholera maupun African swine fever bukan merupakan kasus yang baru terjadi.

Pada tahun 1966 pertama kali dilaporkan terdapat penyakit Hog Cholera pada sejumlah babi di United Kingdom, namun dengan nama yang berbeda.

Sedangkan penyakit African swine fever dikenal sejak tahun 1921 di Kenya, Afrika Timur.

Hingga saat ini, belum adanya laporan kedua virus ini dapat menular dari babi kemanusiaan.

Walaupun demikian, pembuangan bangkai hewan ke sungai dapat menyebabkan bau busuk dan pencemaran air sungai itu sendiri.

Air sungai terkontaminasi oleh berbagai kuman pembusukan yang berasal dari bangkai hewan yang dibuang ke sungai.

Kuman pembusukan tersebut dapat menjangkiti manusia dan menyebabkan penyakit.

Berikut akan dibahas beberapa kuman tersebut dan dampaknya pada manusia.

Ashanty Ambruk saat Sholat Maghrib, Istri Anang Jelaskan Penyakit yang Dideritanya Autoimun

Eschereria coli
Eschereria coli merupakan bakteri yang hidup di dalam usus hewan dan manusia.

Bakteri ini dapat menghasilkan racun dan menyebabkan diare.

Diare yang ditimbulkan dapat bercampur dengan darah.

Pada umumnya bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, kontak dengan penderita, tidak mencuci tangan dengan sabun, dan mengkonsumsi makanan yang tidak matang.

Gejala seseorang terinfeksi bakteri ini nyeri perut, mual dan muntah, perut kembung, kehilangan nafsu makan, demam, menggigil, pusing, dan nyeri otot.

Selain dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui penyebab infeksi bakteri ini dilakukan pemeriksaan tinja di laboratorium.

Penderita yang terinfeksi bakteri ini sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk ditangani segera.

Pada keadaan berat dapat menyebabkan gagal ginjal akut, pakreatitis, kejang, dan koma.

Eschereria coli juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
Infeksi terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih melalui lubang kencing.

Penderita lebih banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. Pada wanita umumnya karena cara yang kurang tepat dalam membersihkan daerah kewanitaannya atau dari air yang digunakan sudah terkontaminasi.

Entamoeba Hystolitica
Entamoeba hystolitica merupakan parasit yang hidup di dalam usus hewan dan manusia.

Penyakit ini ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, kontak langsung dengan tangan yang terkontaminasi, dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Parasit ini menyebabkan disentri pada penderitanya.

Disentri pada parasit ini dikenal dengan nama disentri amuba.

Gejala lain yang timbul dari kebanyakan penderitanya adalah demam, nyeriperut, mual, dan muntah. Namun, 90 persen pasien yang terinfeksi protozoa ini tidak bergejala.

Walaupun tidak bergejala, tetap dapat menularkan ke orang lain.

Komisi III DPRD Nagekeo Sebut Ada Proyek Siluman di Kecamatan Wolowae

Parasit ini membuat luka pada usus besar manusia, yang kemudian mengikuti aliran darah vena besarhati, dan menyebabkan penumpukan nanah di hati penderitanya yang dikenal sebagai abses hati.

Pada disentri amuba biasanya tinja berbau busuk, dan bercampur darah dan lendir. Untuk menegakkan diagnosis, dokter memerlukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tinja penderita di laboratorium.

Pada abses hati akibat parasit ini perlu dilakukan pemeriksaan tambahan berupa ultrasonografi (USG).

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita adalah perdarahan usus, penyempitan rongga usus, dan perforasi usus.

Selain dapat menyebar ke hati, parasit ini mengikuti aliran darah dan mengenai organ lain seperti pleura (selaputparu), limpa, otak, bahkan kulit. Maka dari itu, penderita diharapkan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Balantidium Coli
Balantidium coli merupakan parasit penyebab infeksi usus yang seringkali menginfeksi babi, namun jarang menginfeksi manusia.

Pada manusia parasit ini menyebabkan diare ringan hingga peradangan usus.

Gejala lain yang didapatkan pada penderita nyeri perut, disentri, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Penularan parasite ini dari makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Seperti pada penyakit akibat infeksi lainnya di atas, diagnosis ditegakkan dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tinja di laboratorium.

Giardia Intestinalis
Giardia intestinalis dapat menyebabkan diare akibat infeksi parasit pada usus halus.

Parasit ini menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penyakit ini banyak ditemukan di wilayah padat penduduk dan tidak memiliki sarana air bersih.

Gejala lain yang timbul selain diare berupa perut kembung, kram perut, mual, muntah, lemas, dan nyeri kepala.

Beberapa penderita tidak mengalami gejala apapun, namun tetap dapat menularkan ke orang lain. Dokter dapat mencurigai sesorang terinfeksi parasit ini setelah melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Atlet Manggarai Barat Lolos PON Sudah Tiba di Labuan Bajo, Diterima Bupati dan Ketua DPRD

Diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksakan tinja di laboratorium.

Pada banyak kasus, penderita dapat sembuh sendiri tanpa mengkonsumsi obat. Jika berkepanjangan ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter.

Cryptocosporidium Parvum
Cryptocosporidium parvum adalah parasit yang hidup di usus hewan dan manusia. Parasit ini dapat bertahan hingga berbulan-bulan dalam berbagai kondisi lingkungan.

Tidak hanyaitu, parasit ini juga kebal terhadap disinfektan. Penderita akan mengalami gejala setelah seminggu terinfeksi parasit ini. Gejalanya dapat berupa diare, demam, mual dan muntah, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.

Gejala tersebut dapat hilang timbul ataupun bertahan hingga 2 minggu, sehingga penderitanya mengalami kekurangan cairan dan penurunan berat badan.

Kondisi ini berbahaya bagi penderita usia balita, penderita dengan kekebalan tubuh rendah seperti pada penderita HIV, penderita yang sedang kemoterapi, dan penderita yang sedang menjalani terapi kortikosteroid jangka panjang.

Parasit ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk menunjang diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan tinja di laboratorium.

Komplikasi yang dapat terjadi berupa kekurangan cairan, kekurangan gizi, dan radang pada saluran empedu, hati, dan pankreas.

Bacillus Anthracis
Bacillus anthracis adalah bakteri penyebab anthrax. Walaupun sangat kecil kemungkinan untuk pencemaran akibat bakteri ini, namun tetap perlu untuk dipikirkan.

Kabar Duka Datang dari Ashanty, Istri Anang Ini Unggah Belasungkawa Buat Ayah Penyanyi Nindy Ayunda

Jika hewan ternak tersebut mati karena anthrax dan bangkainya di buang ke sungai, maka penyakit ini dapat berbahaya bagi manusia. Seseorang dapat terkena penyakit anthrax apabila menyentuh atau memakan daging hewan yang terkena anthrax.

Gejala anthrax berbeda-beda bergantung pada jalur masuknya bakteri ke tubuh manusia. Anthrax dibagi menjadi anthrax kulit, anthrax pencernaan, dan anthrax pernafasan bergantung pada cara masuk bakteri tersebut.

Gejala anthrax kulit berupa benjolan kulit di daerah wajah, leher, dan lengan yang kadang disertai rasa gatal. Gejala Anthrax pencernaan berupa mual, muntah, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, nyeri perut, dan nafsu makan menurun.

Gejala Anthrax pernafasan mulanya menyerupai gejala penyakit flu selanjutnya penderita mengalami sesak nafas. Anthrax pernafasan dapat menyebabkan peradangan selaput otak dan saraf tulang belakang. Diagnosis anthrax ditegakkan melalui pemeriksaan kulit, pemeriksaan darah, fotorontgen dada, pemeriksaan feses, dan pemeriksaan cairan saraf tulang belakang.

Penularan kuman-kuman infeksi di atas tidak hanya dari hewan ke manusia, namun juga terjadi dari hewan ke hewan. Untuk itu, peternak atau pemilik hewan harus memperhatikan kesehatan dan kebersihan dari hewannya. Adapun anjuran untuk menghindari kuman penyebab penyakit di atas menular dari hewan ke manusia, hewan ke hewan, dan manusia ke manusia adalah dengan cara:

Tak Mau Gagal Lagi, Ini Strategi Disiapkan Pelatih Persib Robert Saat Maung Hadapi Bali United

-Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air, setelah memegang sesuatu yang kotor, dan setelah memegang dan mengurus kebersihan binatang peliharaan.

-Menggunakan air bersih untuk mandi, menggosok gigi, mencuci peralatan makan dan minum, dan mencuci buah dan sayur.

-Mengkonsumsi hanya makanan dan air yang telah dimasak sampai matang.

-Bila ada hewan yang mati, dapat dilakukan dengan cara dibakar atau dikubur.

-Penggunaan alat-alat baik sarung tangan, sepatu, alat
membersihkan kotoran hewan menggunakan yang sekali pakai atau selalu dijaga kebersihannya agar tidak menularkan dari hewan satu ke hewan lainnya.

-Menjaga kebersihan tempat makan dan minum hewan.

-Vaksinasi bagi hewan.

-Pemberian obat bagi hewan yang sakit dengan mengkonsultasikan ke dokter hewan atau dinas perternakan setempat.

-Jika ada hewan yang mati mendadak, segera melapor ke dinas peternakan setempat atau dokter hewan.
Semoga apa yang telah disampaikan dapat bermanfaat dan diaplikasikan untuk kesehatan kita bersama. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved