Berita Healthy

dr. Kresnawati Wahyu Setiono, MCTM: Bahaya Membuang Bangkai Hewan ke Sungai

Bahaya membuang bangkai hewan ke sungai.Babi yang mati di Sumatera Utara memiliki penyebab penyakit berbeda dengan di Kupang.

Dokumentasi pribadi
dr. Kresnawati Wahyu Setiono, MCTM 

Gejala seseorang terinfeksi bakteri ini nyeri perut, mual dan muntah, perut kembung, kehilangan nafsu makan, demam, menggigil, pusing, dan nyeri otot.

Selain dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui penyebab infeksi bakteri ini dilakukan pemeriksaan tinja di laboratorium.

Penderita yang terinfeksi bakteri ini sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk ditangani segera.

Pada keadaan berat dapat menyebabkan gagal ginjal akut, pakreatitis, kejang, dan koma.

Eschereria coli juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
Infeksi terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih melalui lubang kencing.

Penderita lebih banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. Pada wanita umumnya karena cara yang kurang tepat dalam membersihkan daerah kewanitaannya atau dari air yang digunakan sudah terkontaminasi.

Entamoeba Hystolitica
Entamoeba hystolitica merupakan parasit yang hidup di dalam usus hewan dan manusia.

Penyakit ini ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, kontak langsung dengan tangan yang terkontaminasi, dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Parasit ini menyebabkan disentri pada penderitanya.

Disentri pada parasit ini dikenal dengan nama disentri amuba.

Gejala lain yang timbul dari kebanyakan penderitanya adalah demam, nyeriperut, mual, dan muntah. Namun, 90 persen pasien yang terinfeksi protozoa ini tidak bergejala.

Walaupun tidak bergejala, tetap dapat menularkan ke orang lain.

Komisi III DPRD Nagekeo Sebut Ada Proyek Siluman di Kecamatan Wolowae

Parasit ini membuat luka pada usus besar manusia, yang kemudian mengikuti aliran darah vena besarhati, dan menyebabkan penumpukan nanah di hati penderitanya yang dikenal sebagai abses hati.

Pada disentri amuba biasanya tinja berbau busuk, dan bercampur darah dan lendir. Untuk menegakkan diagnosis, dokter memerlukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tinja penderita di laboratorium.

Pada abses hati akibat parasit ini perlu dilakukan pemeriksaan tambahan berupa ultrasonografi (USG).

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita adalah perdarahan usus, penyempitan rongga usus, dan perforasi usus.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved